Sebanyak 70 persen siswanya yang Muslim setiap hari wajib berdoa secara Kristen.
Sekitar seratusan warga Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, mendesak agar SMK Grafika Desa Putera Jagakarsa, Jakarta Selatan ditutup bila tidak memberikan Pendidikan Agama Islam dari guru yang beragama Islam bagi siswanya yang Muslim. Tuntutan itu disampaikan Ahad (25/3) di Masjid Al Birru Jagakarsa.
“Kami kaum Muslimin Jagakarsa mendesak pihak SMK Grafika Desa Putera untuk memberikan hak siswa Muslim mendapatkan pendidikan agama Islam dari guru yang beragama Islam!” tegas Ace Suhaeri, Tokoh Masyarakat Jagakarsa, dalam acara Bedah Tabloid Media Umat Edisi 76: “Mayoritas yang Tertindas” di hadapan sekitar seratusan warga dan tokoh masyarakat yang hadir.
Jika pihak SMK, lanjut Ace, tidak memenuhi tuntutan tersebut dalam waktu sebulan sejak tuntutan ini disampaikan, maka warga Jagakarsa akan mendesak kepada pihak-pihak yang berwenang untuk memaksa pihak SMK Grafika Desa Putera memberikan hak siswa Muslim mendapatkan pendidikan agama Islam dari Guru beragama Islam atau menutup SMK Grafika Desa Putera.
“Bila dalam tempo tiga bulan tuntutan ini tidak dipenuhi, maka kaum Muslimin akan melakukan tindakan melalui jalur hukum!” ancamnya.
Selain Ace, hadir Andreas Ibrahim (mantan pendeta); Saharuddin Daming (Komisioner Komnas HAM); dan Mujiyanto (Redaktur Pelaksana Media Umat) sebagai pembedah. Dalam acara tersebut diungkap fakta bahwa siswa Muslim SMK Grafika Desa Putera yang berjumlah sekitar 70 persen dari seluruh siswa yang ada tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan Agama Islam.
“Para siswa Muslim tersebut justru melakukan praktik berdoa, dan melaksanakan ujian tulis serta ujian praktik berdasarkan agama Katolik yang berlangsung sejak tahun 1970,” ungkap Ace.
Maka kaum Muslimin Jagakarsa pun mengajukan empat tuntutan yang intinya mendesak agar SMK Grafika Desa Putera harus ditutup bila tidak bersedia memenuhi tuntutan mereka.
Empat tuntutan tersebut ditandatangani oleh sekitar seratusan tokoh dan warga di antaranya adalah: KH. Murtali Hulaimi (Ketua Majelis Ulama Indonesia Jagakarsa); H. Sofyan Abdul Halim (Ketua PCM Muhammadiyah Jagakarsa); H. Muchsin Abdullah (Ketua DPC Hizbut Tahrir Indonesia Jagakarsa); KH. M. Solihin Harasyi (Pimpinan Ponpes Anak Yatim dan Dhuafa Nurul Amanah); KH. Abdullah Hasani (Pimpinan Ponpes Al Mawaddah); KH. Ilyas Marwal (Pimpinan Ponpes An Nuriyah); H. Sibroh Malisi (Tokoh Masyarakat Jagakarsa); H. Ace Suhaeri (Tokoh Masyarakat Jagakarsa); H. Nurhasan (Ketua Dewan Masjid Indonesia Kelurahan Cipedak); dan Hj. Nien Kurniasih (Ketua Yayasan Nurul Ihsan).
Selain menandatangani lembar tanda tangan tuntutan, warga pun membubuhkan tanda tangannya di spanduk.
Kemudian lembar tuntutan tersebut diserahkan kepada pihak SMK Grafika Desa Putera. “Baik nanti akan saya sampaikan kepada Bapak Kepala Sekolah, tapi besok, karena hari ini beliau tidak ada,” ujar Guru SMK Grafika Desa Putera Heri Sunarto saat menerima delegasi kaum Muslimin Jagakarsa yang dipimpin Ace Suhaeri, Kamis (29/3) siang di SMK Grafika Desa Putera.
Kepada Media Umat, Ace menyatakan, bila tuntutan ini dalam satu bulan tidak digubris, maka warga akan mendesak Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Selatan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan DKI, Kepala Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan, dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta untuk menyediakan guru pendidikan agama Islam yang beragama Islam atau menutup sekolah yang secara sistematis mendangkalkan akidah siswa Muslim itu.[] joko prasetyo
Voice of Al Khilafah
AKHBAR
AQIDAH
KRISTEN
KRISTENISASI
NASIONAL
PELAJAR
SEKOLAH
Warga Jagakarsa Tuntut SMK Grafika Sediakan Guru Agama Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)