Houthi Menangkap Syabab Hizbut Tahrir Karena Mendistribusikan Leaflet Yang Membongkar dan Mengutuk Paket Badai?!!

Houthi Menangkap Syabab Hizbut Tahrir Karena Mendistribusikan Leaflet Yang Membongkar dan Mengutuk Paket Badai?!!

Keterangan Pers
Houthi Menangkap Syabab Hizbut Tahrir Karena Mendistribusikan Leaflet Yang Membongkar dan Mengutuk Paket Badai?!!

Voa-Khilafah.com - Milisi Houthi di kota Raidah di propinsi Imran menangkap saudara kami al-ustadz Muthahhar Ahmad ar-Rasyidi yang berusia 43 tahun yang bekerja sebagai direktur salah satu sekolah di kota tersebut. Ia ditangkap dari rumahnya pada Senin 30 Maret 2015 dan dipindahkan ke propinsi. Penangkapan itu karena ia menyebarkan leaflet Hizb dengan judul “Dan Akhirnya Pesawat Para Penguasa Agen Bergerak… Akan Tetapi Kemana? Bergerak Untuk Membunuh Kaum Muslimin Bukan Untuk Memerangi Musuh-Musuh!” Di dalam leaflet itu dinyatakan: “Pesawat-pesawat dan kapal-kapal perang para penguasa agen itu bergerak untuk menyerang Yaman, bukan menyerang Yahudi. Padahal Yahudi itu lebih dekat dari mereka dibandingkan dengan Saba’ (Yaman)! Hal sangat buruk mereka katakan untuk menjustifikasi tindakan mereka, bahwa serangan itu untuk melindungi kiblat kaum Muslim (Makkah). Padahal Makkah tidak sedang diduduki. Sebaliknya, kiblat pertama kaum Muslim (Al-Quds) mereka biarkan. Padahal al-Quds sedang diduduki Yahudi dan terus berteriak meminta pertolongan! Pesawat-pesawat mereka itu bergerak ke Yaman untuk kepentingan kaum kafir penjajah. Pesawat-pesawat mereka tidak bergerak untuk membebaskan bumi penuh berkah (Palestina) yang diduduki oleh manusia yang paling keras permusuhannya (Yahudi) kepada kaum Muslim!”

Houthi dan beberapa kekuatan politik kesal terhadap leaflet yang dikeluarkan oleh Hizb itu padahal leaflet tersebut mengungkapkan kebenaran, tidak menjilat bermanis muka kepada penguasa, partai atau kelompok manapun. Hizb sepanjang perjalanannya hanya menasehati, memperingatkan dan membongkar rencana-rencana barat dan alat-alat barat diantara para penguasa agen dan siapa saja yang berjalan bersama mereka dan berada dalam pelukan asuhan mereka, baik mereka sadar atau tidak. Hizb tidak memandang kecuali dari sudut pandang syara’. Hizb dalam sikap dan perjalanannya hanya berpegang teguh kepada syara’. Hizb tidak memandang kubu-kubu yang bertarung dengan pandangan sektarian menjijikkan yang ditempuh oleh Barat untuk memicu sektarian diantara kaum Muslimin. Akan tetapi, analisis dan pandangan Hizb terhadap berbagai peristiwa adalah pandangan mendalam dan cemerlang yang mendeskripsikan realita sebagaimana adanya, meski pihak-pihak yang bertarung di Yaman tidak tahan dengan kenyataan pahit dan nasihat yang benar tersebut.

Hizb di dalam leafletnya menjelaskan hakikat pergolakan yang terjadi di Yaman dan kubu-kubunya yang menjadi agen. Sekaligus Hizb menjelaskan bahwa itu merupakan pergolakan internasional Anglo Amerika. Di dalam leaflet itu dinyatakan:

Amerika telah mendukung Houthi melalui Iran dengan berbagai macam senjata dan peralatan militer agar mereka mampu mengontrol Yaman menggunakan kekuatan. Sebabnya, Amerika paham bahwa lingkungan politik (di Yaman) pada galibnya adalah buatan Inggris… Begitulah, Houthi beranggapan, mereka memiliki kekuatan yang bisa mengontrol Yaman. Karena itu mereka mengepung Presiden Hadi agar bisa mendapatkan dari Presiden apa yang mereka inginkan melalui undang-undang yang dikeluarkan oleh Presiden. Presiden Hadi sebelumnya setuju, tetapi kemudian menunda-nunda pelaksanaannya. Karena itu Houthi lalu memberlakukan tahanan rumah terhadap Hadi. Namun kemudian, Presiden Hadi bisa lolos dan pergi ke Aden. Houthi bisa menyusul Hadi, tetapi Hadi kembali bisa lolos untuk kedua kalinya… Begitulah harapan dan tempat yang dituju terasa makin jauh bagi mereka. Mereka menyebar di wilayah tanpa pengasuh yang menerima mereka, kecuali para pengikut Saleh yang berjalan bersama mereka agar bisa berbagi kekuasaan dengan mereka jika mereka berhasil mengalahkan Hadi, atau sebaliknya melecehkan mereka jika mereka gagal bahkan hingga jika mereka ditimpa oleh sesuatu kegagalan! Tanda-tanda hal itu sangat menonjol. “ Kemudian Hizb melanjutkan di dalam leaflet itu memberikan analisis terhadap realita serangan terhadap Houthi, yang disebut Paket Badai. Hizb mengatakan:Amerika paham bahwa Houthi, pengikut AS, telah berada dalam situasi kacau. Mereka telah menyebar di negeri (Yaman), tetapi tidak bisa mendominasi dan juga tidak bisa kembali ke basis kekuatan mereka di utara. Karena itu Amerika berpandangan untuk menyelamatkan mereka dengan aksi militer terbatas dengan cara “menembak dua burung dengan satu tembakan”: Pertama, untuk menonjolkan mereka (Houthi) sebagai korban yang sebelumnya masyarakat melihat agresi mereka. Kedua, menciptakan suasana negosiasi darurat untuk sampai pada solusi jalan tengah—seperti kebiasaan Amerika—ketika tidak mampu mengambil semuanya sendirian… Hal itu telah menjadi jelas dengan memantau apa yang telah dan sedang terjadi. Saudi berkonsultasi dengan Amerika sebelum aksi militernya di Yaman. Pihak-pihak yang melakukan peran militer secara aktif adalah agen-agen Amerika, khususnya Salman, Raja Saudi, dan al-Sisi, Presiden Mesir. Adapun negara-negara Teluk lainnya, Yordania dan Maroko lebih memainkan peran politis menurut kebiasaan Inggris dalam mendampingi Amerika. Tujuannya adalah agar Inggris berada dalam potret dan mendapat bagian dalam negosiasi-negosiasi mendatang agar bisa memperoleh pembagian pengaruh… Aksi-aksi militer kadang kala berhasil membuka pintu negosiasi, namun kadang kala gagal. Akibatnya, masalahnya menjadi kacau kembali, menyengsarakan Yaman yang dulu bahagia pada hari yang tidak jauh, yaitu pada hari saat Bumi Yaman yang bersih tidak dimasuki oleh para agen dan orang-orang kafir penjajah.”

Kami mengetahui bahwa diantara para pengikut di dalam gerakan-gerakan yang disebut gerakan islami diantaranya Houthi itu banyak yang mukhlis. Akan tetapi, ikhlas saja tidak cukup tanpa kesadaran terhadap apa yang terjadi di dalam konstelasi internasional dan kondisi para penguasa dan agen yang menjadi pengikut dalam konstelasi internasional itu. Jika Houthi dan kubu-kubu yang bertarung di Yaman dan di kawasan merasa marah karena penyifatan mereka sebagai agen, maka hendaklah mereka membahas makna istilah agen itu supaya mereka paham bahwa agen adalah orang yang merealisasi rencana-rencana musuh baik dia tahu atau tidak. Juga agar mereka semua memahami bahwa syabab Hizbut Tahrir terus berjalan kepada apa yang dijanjikan oleh Allah seraya bertawakal kepada-Nya sampai Allah memenangkan agama-Nya sehingga al-Khilafah ar-Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian tegak atau syabab Hizb binasa karenanya. Juga supaya mereka mengetahui bahwa syabab Hizbut Tahrir merupakan katup pengaman di tengah umat ini. Mereka, dengan izin Allah, merupakan pemimpin umat yang menuntun umat kepada terhimpunnya kalimat, penyatuan barisan, mencampakkan perpecahan, menelanjangi musuh-musuh, menegakkan kekuasaan Islam dan menyuarakan kalimat kebenaran secara lantang dan memberikan nasihat kepada semua muslim. Dan Allah Mahakuasa atas hal itu. Maka hendaklah al-ustadz Muthahhar ar-Rasyid segera dilepaskan dan begitu pula semua orang yang yang ditangkap.

﴿ูˆَุงู„ู„ّู‡ُ ู„ุงَ ูŠُุญِุจُّ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ِูŠู†َ﴾

“Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (TQS Ali Imran [3]: 140)

Maktab I’lami Hizbut Tahrir di Wilayah Yaman
Telepon: 735417068
Email: aan1924@gmail.com


sumber:
http://www.hizb-ut-tahrir.info
http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_45682
http://hizbut-tahrir.or.id/2015/04/05/houthi-menangkap-syabab-hizbut-tahrir-karena-mendistribusikan-leaflet-yang-membongkar-dan-mengutuk-paket-badai/

[www.voa-khilafah.com]

Seruan Hizbut Tahrir kepada sejumlah ulama yang memberikan dukungan atas tindakan Pelayan Dua Tanah Suci terkait aksi militer “Badai Penghancur” terhadap kelompok pemberontak Houti di Yaman


Berita dan Komentar: Wahai Para Ulama Takutlah kepada Allah, dan Janganlah Kalian Menjadi Penolong bagi Para Penguasa Antek dan Tuan-tuan Mereka!

Berita:
Voa-Khilafah.com - Sejumlah ulama dan dai di Maroko memberikan pujian kepada Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Salman bin Abdul Aziz.yang telah melancarkan operasi “Badai Penghancur” dalam rangka menunaikan suatu perkara yang diwajibkan atas umat. Media-media masa setempat mengutip berbagai sanjungan yang tinggi dan doa restu yang disampaikan oleh sejumlah ulama dan dai  terhadap tindakan Pelayan Dua Tanah Suci  terkait aksi militer “Badai Penghancur” terhadap kelompok pemberontak Houti di Yaman. Mereka menegaskan bahwa “Sesungguhnya langkah militer ini adalah kewajiban yang syari dan sejarah yang agung” (Koran al-Riyadh http://www.alriyadh.com/1035495)

Komentar:
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dalam hal menyebarluaskan agama dan melakukan amar makruf dan nahyi anil munkar. Tetapi, para ulama umat saat ini – kecuali mereka para ulama yang dirahmati oleh Allah swt – alih-alih memikul tanggungjawab yang agung dan menunaikan amanah yang mulia atas pundak mereka dengan berkhidmat kepada agama dan umat. Mereka malah berjalan dalam orbit para penguasa yang zhalim. Mereka mengeluarkan fatwa demi merealisasi kepentingan para penguasa dan tuan-tuan mereka. Lebih dari itu, mereka menyesatkan manusia dengan menyatakan bahwa para penguasa saat ini adalah waliyul amri yang wajib ditaati dan tidak boleh keluar dari ketaatan terhadap mereka. Maka para syaikh semacam ini – melalui fatwa-fatwanya - menutup-nutupi tindakan kejahatan para penguasa tersebut terhadap rakyatnya, begitu pula sikap muwalahnya (berkasih sayangnya) kepada musuh-musuh Islam dan umat Muslim.

Segera setelah Dubes Arab Saudi di Washington mengumumkan niat negaranya untuk melancarkan operasi militer bertajuk “Badai Penghancur” untuk menyerang kelompok Houti di Yaman, banyak syaikh dan dai yang menyatakan dukungan dan sokongan mereka atas aksi ini. Diantara mereka bahkan ada yang menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Arab Saudi merupakan kewajiban syar’i dan dianggap sebagai jihad fi sabilillah! Lembaga Ulama Senior di Saudi pun segera mengumumkan dukungan terhadap operasi “Badai Penghancur” ini, seraya menegaskan bahwa tindakan tersebut dalam rangka mewujudkan kemaslahatan tertinggi bagi umat Islam. Sebagaimana Mufti Saudi menyebutnya sebagai “langkah yang diberkahi dan amal yang salih”. Ia juga menyatakan bahwa “tentara kita yang mati dalam front adalah syahid”. Senada dengan itu, Perhimpunan Ulama Sedunia juga mengumumkan dukungan bagi aksi militer tersebut. Sebuah penjelasan yang dirilis oleh Rabithah Alam Islami juga menyebutkan dukungan terhadap aksi militer melawan kelompok Houti di Yaman. Selain itu, sejumlah syaikh, ulama, dan dai menegaskan dukungannya melalui media social seperti twitter. Diantara mereka, adalah Syaikh Muhammad al-Arifi yang memuji keputusan Raja Salman yang melakukan kampanye militer di Yaman. Dalam kicauannya, ia menyatakan, “Sebuah keputusan yang bijak dari seorang penguasa yang bijak. Sikap tegas dari seorang yang teguh” Sedangkan Dr. Salman Audah mengungkapkannya sebagai, “keputusan berperang ini merefleksikan posisi yang berani dan dinanti-nanti dari pemimpin Saudi”.

Lalu mengapa wahai para ulama dan para syaikh, kalian tidak meninggikan suara kalian dan menuntut para penguasa untuk mengambil sikap yang tegas, lalu menggerakkan pesawat-pesawat tempur serta tank-tank untuk menghadapi musuh yaitu institusi Yahudi yang telah menyerang Gaza pada bulan Ramadhan yang penuh berkah? Tidakkah menjadi hak pula bagi (Al-Aqsa) - kiblat pertama umat Muslim sekaligus tempat Isra Nabi saw yang dilumuri najis pagi dan petang oleh tangan-tangan Yahudi sang penjahat  -untuk diperlakukan sikap yang tegas dengan cara membebaskannya? Wahai para ulama Maroko, bukankah Raja Maroko adalah ketua Lembaga al-Quds? Apakah kalian menganggap, sekedar kalimat-kalimat kutukan dan pengingkaran yang dilakukan secara malu-malu dan diarahkan terhadap serangan institusi Yahudi dan kawanan pemukim Yahudi atas Masjid Al-Aqsa, merupakan sikap yang tegas? Dan bagaimana halnya dengan menolong orang-orang tertindas dan jeritan permintaan tolong kaum perempuan Suriah, Burma, Turkistan Timur dan negeri-negeri Muslim yang lain? Ataukah hal ini bukan termasuk kewajiban syari dan tidak mewujudkan kemaslahatan utama umat Islam? Bagaimanakah kalian ini wahai para ulama, yang begitu sigap mendukung para penguasa kalian dalam kampanye militer mereka untuk meraih keridhaan Amerika dan melayani kepentingan-kepentingannya dalam persaingan para penjajah di kawasan, sementara kalian berdiam diri dari kewajiban kalian terhadap agama kalian dan umat kalian dan persoalan utama mereka?      

Firman Allah swt, “Bagaimanakah kalian mengambil keputusan?” (TQS.Yunus: 35)

Wahai para ulama di Maroko dan seluruh negeri Muslim yang lain, sesungguhnya kami menyeru kalian agar meniru ulama umat yang diberkati semisal al-Izz bin Abdus Salam dan Ahmad bin Hanbal serta yang lainnya. Mereka tidak takut karena Allah terhadap celaan orang-orang yang mencela. Sebaliknya, janganlah kalian menjadi penolong para penguasa penjahat dalam melaksanakan rencana-rencana jahat Barat terhadap negeri-negeri kaum Muslim, dan tariklah tangan putra-putra umat yang ada dalam militer, agar mereka mengarahkan moncong senjata-senjata mereka kepada musuh-musuh umat dan bukannya kepada sesama umat Islam. Demikianlah yang akan menjadi jihad fi sabilillah. Maka beramallah kalian bersama-sama dengan umat untuk menjatuhkan kekuasaan system yang jahat di negeri-negeri kaum Muslim, lalu di atas puing-puingnya itu, kalian menegakkan Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian.

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan.” (TQS.Al-Anfal: 24)

Bara`ah Munashirah
16 Jumadi Tsaniyah 1436 / 5 April 2015
(hizb-ut-tahrir.info/voa-khilafah.com)

Diterjemahkan oleh Ust Farhan Suchail, Aktivis HTI Depok.

MUI: Sudah Waktunya Densus 88 Dibubarkan

MUI: Sudah Waktunya Densus 88 Dibubarkan

Aksi Detasemen Khusus 88 (Densus 88) mendobrak pintu Pesantren Tahfizhul Qur'an al Mukmin, Malang dan membuat histeris santri yang sedang menghafal membuat ulama prihatin.


VOA-KHILAFAH.COM - “Tindakan Densus 88 sudah di luar batas prikemanusiaan. Apalagi sampai menodongkan senjata kepada anak-anak usia muda seperti itu,” papar Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain, Senin (30/3).

Alasan penyerbuan karena pesantren tersebut milik Helmi Alamudi, salah satu tersangka ISIS, menurutnya,  tak bisa dijadikan pembenaran bertindak arogan.

Menurut Tengku, ada cara-cara yang lebih elegan dan sesuai prosedur penyidikan ketimbang melakukan aksi sensasional.

“Oknum-oknum di tubuh Densus 88 sudah lama disinyalir sangat anti pada Islam dan umat Islam. Sudah waktunya Densus 88 dibubarkan,” tegasnya.[tribunislam/voa-khilafah.com

Sumber : republika.co.id

Dalam 39 Hari, Gadis 15 Tahun Ini Berhasil Menyelesaikan Hafalan Al-Qur'an 30 Juz

Dalam 39 Hari, Gadis 15 Tahun Ini Berhasil Menyelesaikan Hafalan Al-Qur'an 30 Juz
VOA-KHILAFAH.COM - Dinana Naila Izza. Nama yang enak didengar, enak di ucapkan dan lebih enak lagi saat anda mendengar prestasi tahfidz Qur’annya. Gadis murah senyum yang di Al-hikmah Bogor maupun di mafaza akrab di panggil Izza ini mampu menyelesaikan 30 juz hanya dalam 39 hari. Alloohu Akbar!..Luar biasa bukan?

Kami ingat betul saat ia datang ke Al-Hikmah bogor. Waktu itu sudah maghrib. Ia datang dari Semarang – Jawa tengah – di ajak kedua orangtuanya untuk daftar & test ke Super Manzil. Tidak mudah meyakinkan Izza. karena ia seorang peragu dan cenderung pesimis. Izza merasa mustahil bisa menjalani program super manzil. Mendengar kisah-kisahnya saja cukup “mengerikan”. Bagi Izza, super manzil hanyalah program yang cocok untuk anak-anak super istimewa. Namun tak sulit mengajaknya pindah ke mafaza, karena ia seorang penurut dan tak pernah berani mengecewakan orangtua.

Keraguan Izza sangat beralasan, sebab riwayat menghafalnya agak “menyedihkan”. Selama enam tahun di SDIT di Semarang ia hanya dapat satu juz. Yakni juz 30. Lanjut tiga tahun di SMPIT, hanya dapat dua juz, 29 dan 28. Selepas SMP ia masuk ke Khusnul Khotimah. Disini ia belajar selama satu semester, dan hafalannya nambah satu juz. Yakni juz 27.

Saat test durasi di alhikmah ia masuk kategori dua, yakni disarankan. Artinya kemampuan menghafalnya masih lemah namun sangat disarankan untuk mencicipi super manzil. Lemah bukan karena ia tak berpotensi. Namun disebabkan belum pernah diberi metode yang tepat.

Meski saat itu ia dinyatakan lulus, namun hatinya belum mantap. Bagi Izza, jangankan sebulan selesai 30 juz, sebulan satu juz pun ia tak yakin.

Di super manzil Januari gadis yang baru masuk usia 15 thn ini berhasil setor hafalan sebanyak 15 juz, maka koleksi hafalannya jadi 19 juz. Dan keberhasilan ini menyembuhkan sifat ragu dan pesimismenya. Selepas super manzil pertamanya ia sangat konfiden. Kini ia mulai berani membangun mimpi dan menancapkan cita-citanya. Dan semangat merancang program untuk menggapainya. Kami senang, karena program supermanzil berhasil menghancurkan mental blok yang selama ini membelenggunya. Bukankah tujuan utama super manzil adalah utk menghancurkan mental blok?

Saat kami mengumumkan super manzil maret, dengan mantap izza berkata pada ibunya. “ummi, aku mau daftar ke super manzil lagi. Agar hafalanku yang tinggal 11 juz itu selesai dlm sebulan”. Dan MasyaAlloh…saat Super Manzil baru berjalan sepekan, ternyata si murah senyum ini sudah menyetorkan tujuh juz. kami terpana, bagi seorang pemula pencapaian sehebat itu sangat mengagumkan.

“Izza bagaimana caranya kamu menghafal secepat itu?” Kami bertanya dengan sepenuh rasa takjub.

“kan saya sudah berazzam untuk one day one juz” jawabnya ringan.
Segala puji bagi Alloh yang telah memudahkan gadis sholehah ini. ODOJ nya Izza bukan tilawah, tapi hafalan.

Ketika tiba dijuz terakhirnya, yakni juz 26. Kami memintanya untuk setor kepada semua musyrifah dan disaksikan segenap santri mafaza. Ternyata siperiang ini menyetorkannya sambil menangis. Demikian pula ibunya, disela tangisnya yang memecahkan suasana yang syahdu ia berkata: “terima kasih nak, kamu telah berjuang mendapatkan jubah kebesaran untuk dipakaikan pada ummi dan abah di surga nanti”.[tribunislam/voa-islam.com]

Sumber : islamedia.co

Inilah Jawaban Jubir HTI terkait Syiah dan Kontroversi Buletin Al-Islam

VOA-KHILAFAH.COM - Di tengah santernya pemberitaan kampanye militer Koalisi Teluk terhadap kelompok Syiah Hautsi di Yaman, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menerbitkan buletin yang dinilai kontroversial.

Buletin Al-Islam edisi ke-750 yang diterbitkan pada tanggal 3 Maret 2015 memuat tulisan berjudul “Akhirnya, Pesawat-Pesawat Para Penguasa Agen Bergerak. Namun, Kemana? Mereka Bergerak Untuk Membunuh Kaum Muslimin Bukan untuk Memerangi Musuh!”.

Tak ayal, buletin mingguan tersebut menuai pro-kontra hingga muncullah kecaman-kecaman terhadap HTI, baik di media-media social maupun di forum-forum diskusi.


Menanggapi fenomena tersebut, Kiblat.net berusaha mencari klarifikasi hingga pada akhirnya berhasil melakukan wawancara kepada Juru Bicara HTI Ismail Yusanto di sela-sela kegiatan Halaqoh Islam dan Peradaban yang digelar di Gedung Asrama haji Yogyakarta pada Sabtu, (11/4/2015).

Berikut hasil wawancara kiblat.net dalam kesempatan tersebut:

Kiblat.net: Ustadz, sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini HTI menerbitkan buletin yang memuat opini tentang konflik di Yaman dimana hal itu menuai kontroversi baik di media sosial maupun di forum-forum diskusi. Bisakah Ustadz memberikan klarifikasi atas masalah tersebut?

Jubir HTI: Pertama, saya kira kita harus menegaskan pendirian kita bahwa musuh kita itu adalah orang-orang kafir yang memerangi umat Islam, yang menghalangi tegaknya syari’ah, khilafah, yang dia menimbulkan dharar (bahaya), kezaliman kepada umat Islam yang merebut wilayah umat Islam, yang menjajah, yang kemudian menimbulkan kesengsaraan berkepanjangan terhadap umat Islam.

Nah apa wujudnya? Kalau kita lihat di timur tengah maka jelas sekali, di sana ada Israel, Bashar Assad (rezim Suriah), lebih luas lagi ada Amerika, Rusia. Dan berulang kali umat Islam di sana (kaum muslimin di Gaza, Suriah) berteriak minta tolong kepada penguasa-penguasa negeri umat Islam untuk mengambil tindakan dan itu tidak pernah dilakukan. Nah sekarang begitu terjadi pergolakan politik di Yaman, baru mereka turun. Itulah yang sebenarnya kita persoalkan. Kenapa bukan kepada Amerika, Israel, Rusia, Bashar Ashad?

Kiblat.net: Kalau mengenai Syiah bagaimana Ustad?

Jubir HTI: Syiah itu, kita musti melihat aqidahnya mereka itu secara rinci. Bashar Assad itu kan sering orang bilang syiah alawiyah. Isu tadi dengan tegas mengatakan bahwa Bashar Assad itu kafir. Bahkan di mesjid-mesjid itu ditulis la ilaha illa Bashar. Yang menganggap Ali adalah tuhan, (maka ia) kafir. Yang menganggap Al Quran itu belum genap turun itu (maka ia) kafir. Jadi jelas sekali.

Sementara Syiah yang aqidahnya ini sama dengan kita, bahkan diakui di Al-Ahzar Mesir sebagai madzhab yang ke lima, maka kita harus proporsional. Karena itulah yang diingatkan oleh Hizbut Tahrir bahwa kita itu jangan sampai mengikuti gendang musuh-musuh Islam mempertentangkan Sunni dan Syiah sementara melupakan musuh yang sebenarnya. Bahwa Syiah itu sekarang menjadi ancaman memang Iya, khususnya Syiah Rafidhah, Syiah ghulat itu jelas sekali.

Kiblat.net: Kalau tadi Ustad bilang Syiah ini ada yang kafir dan ada yang masih muslim, bagaimana dengan Syiah Hautsi Ustad?

Jubir HTI: Itu (Syiah) Zaidiyah mereka. Sama seperti Presiden Ali juga Zaidiyah dia.

Kiblat.net: Kalau yang di Iran?

Jubir HTI: Di Iran macam-macam dia, ada yang Itsna Asariyah (Imam Duabelas), Ja’fariyah, Zaidiyah.

Kiblat.net: Akan tetapi, kalau di Yaman ini persoalannya kelompok Syiah sudah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah, bagaimana Ustadz?

Jubir HTI: Itu sama seperti halnya mereka menguasai pemerintahan di Iraq, di Suriah, di Lebanon.

Kiblat.net: Ada juga di sebuah website HTI itu ada artikel berjudul “Sunni dan Syi’ah Bersatu dalam Naungan Khilafah” itu bagaimana Ustadz?

Jubir HTI : Khilafah itu jangankan Syiah ya, bahkan orang-orang nasrani zahudi pun bisa hidup dalam sistem khilafah. Itulah sebenarnya kerahmatan Islam yang dimaksud. Terlepas dari kesesatan masing-masing, mereka tunduk dalam naungan khilafah.

Kiblat.net: Banyak pihak yang menyebutkan bahwa Syiah Hautsi ini ada dukungan dari Iran bagaimana Ustadz?

Jubir HTI : Pasti, sama halnya dengan Bashar Assad, Nuri Al-Maliki, Lebanon, dapat dukungan dari Iran. Iran itu mendukung semua rezim Syiah.

Kiblat.net: Menurut Ustad itu ancaman atau bukan?

Jubir HTI : Jelas ancaman, siapa bilang bukan ancaman. Itu sama aja dengan rezim yang mempertahankan despotisme yang tak acuh terhadap musuh sesungguhnya. Itu ancaman.

Kiblat.net: Berarti menurut HTI, Syiah Hautsi ini ancaman, akan tetapi langkah HTI lebih kepada mengutamakan prioritas yang lain. Apakah seperti itu Ustadz?

Jubir HTI : Persis. Nah inilah yang disalahpahami seolah Hizbut Tahrir tidak mengerti duduk permasalahanya di Yaman. Anggota Hisbut Tahrir juga ada yang ditangkap sama Hautsi. Apalagi langsung dituduh bahwa Hizbut Tahrir (itu) Syiah. Hizbut Tahrir itu Sunni. Hizbut Tahrir juga telah memberikan kritik yang tajam kepada syiah, anda bisa baca di kitab Sakhsiyah Jilid 2 itu.

Hadist Ghadir Khum itu nggak ada urusannya dengan khilafah. Penunjukan Ali dalam hadist itu maknanya sebagai pemimpin keluarga, karena Ali termasuk ahlul bait. Salah betul kalau HTI itu dikatakan Syiah, diintervensi syiah, kesusupan Syiah.

Kiblat.net: Terakhir mungkin ustadz ingin menyampaikan statmen.

Jubir HTI : Jadi mustilah hati-hati kita ini menyikapi keadaan, termasuk menyikapi sesama muslim. Persoalan umat ini sudah demikian banyak, demikian besar, jadi kita harus fokus terhadap penegakan syariah dan khilafah, karena itu merupakan pangkal dari segala persoalan ini muncul.[tribunislam/voa-khilafah.com

Sumber : kiblat.net
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

SEPUTAR RAMADHAN

TSAQOFAH ISLAM

FIKIH

HADITS

TAFSIR AL QUR'AN

NAFSIYAH

HIKMAH

NASYID

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

AL-ISLAM

DAKWAH

ULAMA

SEJARAH

DOWNLOAD

ARTIKEL