Berita dan Komentar:
Wahai Para Ulama Takutlah kepada Allah, dan Janganlah Kalian Menjadi Penolong bagi Para Penguasa Antek dan Tuan-tuan Mereka!
Berita:
Voa-Khilafah.com - Sejumlah ulama dan dai di Maroko memberikan pujian kepada Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Salman bin Abdul Aziz.yang telah melancarkan operasi “Badai Penghancur” dalam rangka menunaikan suatu perkara yang diwajibkan atas umat. Media-media masa setempat mengutip berbagai sanjungan yang tinggi dan doa restu yang disampaikan oleh sejumlah ulama dan dai terhadap tindakan Pelayan Dua Tanah Suci terkait aksi militer “Badai Penghancur” terhadap kelompok pemberontak Houti di Yaman. Mereka menegaskan bahwa “Sesungguhnya langkah militer ini adalah kewajiban yang syari dan sejarah yang agung” (Koran al-Riyadh http://www.alriyadh.com/ 1035495)
Voa-Khilafah.com - Sejumlah ulama dan dai di Maroko memberikan pujian kepada Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Salman bin Abdul Aziz.yang telah melancarkan operasi “Badai Penghancur” dalam rangka menunaikan suatu perkara yang diwajibkan atas umat. Media-media masa setempat mengutip berbagai sanjungan yang tinggi dan doa restu yang disampaikan oleh sejumlah ulama dan dai terhadap tindakan Pelayan Dua Tanah Suci terkait aksi militer “Badai Penghancur” terhadap kelompok pemberontak Houti di Yaman. Mereka menegaskan bahwa “Sesungguhnya langkah militer ini adalah kewajiban yang syari dan sejarah yang agung” (Koran al-Riyadh http://www.alriyadh.com/
Komentar:
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dalam hal menyebarluaskan agama dan melakukan amar makruf dan nahyi anil munkar. Tetapi, para ulama umat saat ini – kecuali mereka para ulama yang dirahmati oleh Allah swt – alih-alih memikul tanggungjawab yang agung dan menunaikan amanah yang mulia atas pundak mereka dengan berkhidmat kepada agama dan umat. Mereka malah berjalan dalam orbit para penguasa yang zhalim. Mereka mengeluarkan fatwa demi merealisasi kepentingan para penguasa dan tuan-tuan mereka. Lebih dari itu, mereka menyesatkan manusia dengan menyatakan bahwa para penguasa saat ini adalah waliyul amri yang wajib ditaati dan tidak boleh keluar dari ketaatan terhadap mereka. Maka para syaikh semacam ini – melalui fatwa-fatwanya - menutup-nutupi tindakan kejahatan para penguasa tersebut terhadap rakyatnya, begitu pula sikap muwalahnya (berkasih sayangnya) kepada musuh-musuh Islam dan umat Muslim.
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dalam hal menyebarluaskan agama dan melakukan amar makruf dan nahyi anil munkar. Tetapi, para ulama umat saat ini – kecuali mereka para ulama yang dirahmati oleh Allah swt – alih-alih memikul tanggungjawab yang agung dan menunaikan amanah yang mulia atas pundak mereka dengan berkhidmat kepada agama dan umat. Mereka malah berjalan dalam orbit para penguasa yang zhalim. Mereka mengeluarkan fatwa demi merealisasi kepentingan para penguasa dan tuan-tuan mereka. Lebih dari itu, mereka menyesatkan manusia dengan menyatakan bahwa para penguasa saat ini adalah waliyul amri yang wajib ditaati dan tidak boleh keluar dari ketaatan terhadap mereka. Maka para syaikh semacam ini – melalui fatwa-fatwanya - menutup-nutupi tindakan kejahatan para penguasa tersebut terhadap rakyatnya, begitu pula sikap muwalahnya (berkasih sayangnya) kepada musuh-musuh Islam dan umat Muslim.
Segera setelah Dubes Arab Saudi di Washington mengumumkan niat
negaranya untuk melancarkan operasi militer bertajuk “Badai Penghancur”
untuk menyerang kelompok Houti di Yaman, banyak syaikh dan dai yang
menyatakan dukungan dan sokongan mereka atas aksi ini. Diantara mereka
bahkan ada yang menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Arab Saudi
merupakan kewajiban syar’i dan dianggap sebagai jihad fi sabilillah!
Lembaga Ulama Senior di Saudi pun segera mengumumkan dukungan terhadap
operasi “Badai Penghancur” ini, seraya menegaskan bahwa tindakan
tersebut dalam rangka mewujudkan kemaslahatan tertinggi bagi umat Islam.
Sebagaimana Mufti Saudi menyebutnya sebagai “langkah yang diberkahi dan
amal yang salih”. Ia juga menyatakan bahwa “tentara kita yang mati
dalam front adalah syahid”. Senada dengan itu, Perhimpunan Ulama Sedunia
juga mengumumkan dukungan bagi aksi militer tersebut. Sebuah penjelasan
yang dirilis oleh Rabithah Alam Islami juga menyebutkan dukungan
terhadap aksi militer melawan kelompok Houti di Yaman. Selain itu,
sejumlah syaikh, ulama, dan dai menegaskan dukungannya melalui media
social seperti twitter. Diantara mereka, adalah Syaikh Muhammad al-Arifi
yang memuji keputusan Raja Salman yang melakukan kampanye militer di
Yaman. Dalam kicauannya, ia menyatakan, “Sebuah keputusan yang bijak
dari seorang penguasa yang bijak. Sikap tegas dari seorang yang teguh”
Sedangkan Dr. Salman Audah mengungkapkannya sebagai, “keputusan
berperang ini merefleksikan posisi yang berani dan dinanti-nanti dari
pemimpin Saudi”.
Lalu mengapa wahai para ulama dan para syaikh, kalian tidak
meninggikan suara kalian dan menuntut para penguasa untuk mengambil
sikap yang tegas, lalu menggerakkan pesawat-pesawat tempur serta
tank-tank untuk menghadapi musuh yaitu institusi Yahudi yang telah
menyerang Gaza pada bulan Ramadhan yang penuh berkah? Tidakkah menjadi
hak pula bagi (Al-Aqsa) - kiblat pertama umat Muslim sekaligus tempat
Isra Nabi saw yang dilumuri najis pagi dan petang oleh tangan-tangan
Yahudi sang penjahat -untuk diperlakukan sikap yang tegas dengan cara
membebaskannya? Wahai para ulama Maroko, bukankah Raja Maroko adalah
ketua Lembaga al-Quds? Apakah kalian menganggap, sekedar kalimat-kalimat
kutukan dan pengingkaran yang dilakukan secara malu-malu dan diarahkan
terhadap serangan institusi Yahudi dan kawanan pemukim Yahudi atas
Masjid Al-Aqsa, merupakan sikap yang tegas? Dan bagaimana halnya dengan
menolong orang-orang tertindas dan jeritan permintaan tolong kaum
perempuan Suriah, Burma, Turkistan Timur dan negeri-negeri Muslim yang
lain? Ataukah hal ini bukan termasuk kewajiban syari dan tidak
mewujudkan kemaslahatan utama umat Islam? Bagaimanakah kalian ini wahai
para ulama, yang begitu sigap mendukung para penguasa kalian dalam
kampanye militer mereka untuk meraih keridhaan Amerika dan melayani
kepentingan-kepentingannya dalam persaingan para penjajah di kawasan,
sementara kalian berdiam diri dari kewajiban kalian terhadap agama
kalian dan umat kalian dan persoalan utama mereka?
Firman Allah swt, “Bagaimanakah kalian mengambil keputusan?” (TQS.Yunus: 35)
Wahai para ulama di Maroko dan seluruh negeri Muslim yang lain,
sesungguhnya kami menyeru kalian agar meniru ulama umat yang diberkati
semisal al-Izz bin Abdus Salam dan Ahmad bin Hanbal serta yang lainnya.
Mereka tidak takut karena Allah terhadap celaan orang-orang yang
mencela. Sebaliknya, janganlah kalian menjadi penolong para penguasa
penjahat dalam melaksanakan rencana-rencana jahat Barat terhadap
negeri-negeri kaum Muslim, dan tariklah tangan putra-putra umat yang ada
dalam militer, agar mereka mengarahkan moncong senjata-senjata mereka
kepada musuh-musuh umat dan bukannya kepada sesama umat Islam.
Demikianlah yang akan menjadi jihad fi sabilillah. Maka beramallah
kalian bersama-sama dengan umat untuk menjatuhkan kekuasaan system yang
jahat di negeri-negeri kaum Muslim, lalu di atas puing-puingnya itu,
kalian menegakkan Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian.
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan
Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan
kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara
manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan
dikumpulkan.” (TQS.Al-Anfal: 24)
Bara`ah Munashirah
16 Jumadi Tsaniyah 1436 / 5 April 2015
Diterjemahkan oleh Ust Farhan Suchail, Aktivis HTI Depok.