Subhanallah! Gadis Arab Aminah Said Hafal Qur'an Hanya dalam 100 Hari. Kita?

Subhanallah! Gadis Arab Aminah Said Hafal Qur'an Hanya dalam 100 Hari. Kita?

YORDANIA (voa-khilafah.co.cc) – Satu lagi bukti kemukjizatan Al-Qur'an. Allah mempermudah umat-Nya untuk menghafal kitab suci Al-Qur'an. Hanya dalam waktu 100 hari, gadis Arab ini mampu menghafal seluruh isi Al-Qur'an yang terdiri dari 114 surat (bab), dengan lebih 6.300 ayat (kalimat) atau mencakup lebih 77.000 kata.

Aminah Said selalu bermimpi bisa menorehkan prestasi seputar kajian Islam yang didalaminya. Demi mewujudkan mimpinya, mahasiswi studi Islam dan Syariah Sharjah College ini memberanikan diri ikut kompetisi internasional menghafal Al-Qur’an di Yordania.

Pernah menjadi juara dua dan tiga dalam kontes lokal, ia cukup percaya diri bertarung dalam kompetisi itu. Namun, ia tak pernah membayangkan, namanya akan mencuat sebagai juara pertama mengalahkan seluruh peserta dari 15 negara.

”Saya mendapat posisi teratas dalam kontes di Yordania dan saya bangga untuk membuat prestasi ini untuk negara saya,” kata gadis berusia 19 tahun asal Uni Emirat Arab itu, kepada harian Emarat Al-Youm.

Motivasi menghafal kitab suci itu tak lepas dari pengaruh keluarga. Ia tak ingin kalah melihat 25 saudara laki-laki dan perempuannya bisa menghafal sebagian besar isi Al-Qur’an.

“Alhamdulillah, saya telah menghabiskan rata-rata 12 jam sehari untuk menghafal Al-Qur’an secara intensif, sampai aku hafal semua hanya dalam 100 hari,” ujarnya.

Tumbuh di lingkungan yang kuat dengan nilai-nilai agama, ia sudah terbiasa membaca Al-Qur’an sejak duduk di bangku sekolah. Beranjak usia 17 tahun, ia mulai merasa perlu menghafal isi kitab suci tersebut.

“Dan, aku berhasil melakukannya hanya dalam 100 hari,” ujarnya. Demi mempertahankan kemampuannya, ia selalu meluangkan waktu setiap hari untuk membaca Al-Qur’an. Itu penting demi mengendalikan setiap kata yang termuat dalam kitab suci yang berisi 114 surat (bab), dengan lebih 6.300 ayat (kalimat) atau mencakup lebih 77.000 kata. [taz/viva, emirates247/Voa-Islam/Voa-Khilafah.co.cc]
Penetapan Lebaran Pemerintah Tidak Sah dan Melecehkan Syariat Islam?

Penetapan Lebaran Pemerintah Tidak Sah dan Melecehkan Syariat Islam?

JAKARTA (voa-khilafah.co.cc) – Keputusan Pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada Rabu 31 Agustus 2011, dinilai tidak sah dan batal demi hukum karena menganulir Tim Rukyat yang telah melihat hilal Senin 29 Agustus. Pemerintah dikecam telah melecehkan syariat Islam dan melakukan kebohongan publik terhadap hasil Tim Rukyat Cakung dan Jepara.

Hal itu diungkapkan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), menanggapi keputusan pemerintah yang menetapkan 1 Syawal dengan menganulir hasil penglihatan hilal oleh Tim Rukyat Cakung Jakarta Timur.

“Keputusan sidang itsbat Kementerian Agama RI tanggal 29 Agustus 2011 batal demi Hukum,” jelas Ustadz Irfan Suryohadi Awwas, Ketua Lajnah Tanfidziyah MMI dalam pesan singkatnya kepada voa-islam.com, Selasa (30/8/2011).

....Keputusan sidang itsbat Kementerian Agama RI tanggal 29 Agustus 2011 batal demi Hukum...

Menurut Irfan, keputusan sidang itsbat pemerintah itu tidak sah karena menolak kesaksian Tim Ru’yat di Cakung, Jakarta Timur yang memberikan keterangan di bawah sumpah bahwa pada hari Senin 29 Agustus 2011, mereka sudah melihat hilal. Tim rukyat yang dimaksud Irfan adalah para ustadz dari Front Pembela Islam (FPI), Tim Masjid Ramadhan dan Majelis Mujahidin Jakarta Timur.

Bila Senin sudah terlihat hilal, maka seharusnya Selasa sudah masuk Syawal dan umat Islam harus berlebaran pada hari itu. Dengan mengumumkan 1 Syawal jatuh pada 31 Agustus, padahal hilal sudah terlihat hari Senin 29 Agustus, lanjut Irfan, maka berarti sidang itsbat Kementerian Agama telah melakukan kebohongan publik.

“Mereka telah melakukan kebohongan publik dengan tidak mengundang saksi-saksi yang melihat hilal,” kecam Irfan.

Ditinjau dari pandangan Islam, jelas Irfan, sikap Kemenag dalam sidang itsbat itu benar-benar melecehkan ajaran Rasulullah SAW yang mewajibkan mengikuti persaksian seorang saksi dalam menentukan 1 Syawal dan awal Ramadhan.

...Mereka telah melakukan kebohongan publik dengan tidak mengundang saksi-saksi yang melihat hilal...

“Mereka melecehkan sabda Rasulullah SAW yang menyatakan walaupun hanya satu orang saja yang berani disumpah sudah melihat hilal, maka itu sah,” jelasnya.

Sabda Nabi Muhammad yang dimaksud Irfan adalah hadits dari Abdullah bin Umar RA yang diriwayatkan Abu Dawud dalam kitab “Shaum” bab “Persaksian Satu Orang Dalam Menentukan Hilal Ramadhan” sebagai berikut: "Ketika orang-orang sibuk melihat-lihat kemunculan hilal, kukabarkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa aku telah melihat hilal. Beliau pun berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa."

Seperti diberitakan voa-islam.com sebelumnya, dalam sidang itsbat 29 Agustus Pemerintah yang menetapkan 1 Syawal jatuh pada 31 Agustus dengan menganulir hasil penglihatan hilal yang dilakukan Tim Rukyat Cakung Jaktim dan Jepara Jateng.

Tim Rukyat di Cakung, Jakarta Timur telah melihat hilal antara jam 17.57 sampai 18.02 WIB dengan tinggi hilal hakiki 04'03'26,06", dilihat oleh tiga orang saksi: H Maulana Latif SPdI, Nabil Ss dan Rian Apriano. Ketiga saksi tersebut diambil sumpahnya oleh KH Maulana Kamal Yusuf (Rois Syuriah PWNU DKI Jakarta), didampingi Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, dan Pimpinan Pondok Pesantrean Al-Itqon, KH Mahfud Assirun. Pengambilan sumpah dilakukan di Pondok Pesantren Al-Husainiah, Kampung Baru, Cakung, Jakarta Timur.

Tim Rukyat di Cakung itu melakukan dengan tiga metode rukyat. Masing-masing, 4,35 derajat, 3 derajat, dan 2 derajat. Ketiga saksi dengan metode masing-masing mengaku melihat hilal.

Hasil rukyat di Cakung itu sempat dilaporkan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Ahmad Jauhari, di depan Sidang Itsbat. Namun pemerintah menganulir persaksian itu, karena menganggap hilal tidak mungkin dirukyat karena posisinya di bawah ufuk.

Karena berpedoman pada hasil rukyat, maka KH Maulana Kamal Yusuf yang dikenal sebagai salah satu ulama besar Jakarta ini menyerukan kepada umat Islam yang masih berpuasa hari Selasa 30 Agustus 2011, agar segera berbuka puasa. Karena puasa pada 1 Syawal hukumnya haram. “Bagi yang saat ini masih berpuasa dianjurkan untuk segera berbuka. Karena haram hukumnya berpuasa pada 1 Syawal," tegasnya.

Persaksian lain yang juga dianulir sidang itsbat adalah Tim Rukyat di Pantai Kartini, Kabupaten Jepara Jawa Tengah, yang memberikan kesaksian di bahwa sumpah bahwa mereka telah melihat hilal berada di sebelah kiri matahari pada pukul 17.39 selama 5 detik. Anggota tim yang melihat hilal adalah Saiful Mujab, yang merupakan tim rukyat dari akademisi dan juga dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus.

Persaksian tim yang terdiri dari Kemenag Kabupaten Jepara, Kudus, dan Pati, perwakilan dari Nahdlatul Ulama (NU), dan Badan Hisab dan Rukyat dari Jepara, Kudus, dan Pati, sejumlah tokoh Islam, MUI Jepara, dan Muspida Jepara itu juga sudah disampaikan ke Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi Jateng.

Namun persaksian di bawah sumpah itu tidak menghalangi pendirian Pemerintah untuk bersikukuh menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Rabu 31 Agustus 2011. [taz/Voa-Islam/Voa-Khilafah.co.cc]
Berawal dari Buku, 'Petualangan' Syamsul Arifin Nababan Berakhir dengan Memeluk Islam

Berawal dari Buku, 'Petualangan' Syamsul Arifin Nababan Berakhir dengan Memeluk Islam

Voa-Khilafah.co.cc - Syamsul Arifin Nababan dilahirkan di Sumatra Utara. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara. Ayahnya merupakan pimpinan gereja di kampung halamannya. Ibunya adalah ketua kelompok lagu kerohanian di gereja yang sama dengan suaminya.

Sebagai anak pemuka agama, Syamsul diajarkan ajaran agama sesuai keyakinan orangtuanya. Namun, di tengah ketatnya pengawasan orangtua, ia masih diberikan kebebasan untuk memilih dan melakukan sesuatu. "Keluarga saya sangat demokratis," ujar Syamsul.

Hobinya yang membaca buku, membawa dirinya bergelut pada pembahasan perbandingan agama. Semua buku yang membahas tentang agama habis ia lalap.

Dari semua buku tentang agama, ia menganggap Islam sebagai agama yang berbeda. "Ketentraman batin saya temukan dalam Islam," ungkap Syamsul.

Setelah hampir tiga tahun mempelajari ilmu perbandingan agama, kemudian pada 1991, ia memutuskan memeluk Islam di sebuah pondok pesantren bernama Raudhatul Ullum di Jember, Jawa Timur. Kyai Khotib Umar pemimpin pondok itulah yang membimbingnya mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dengan sedikit terbata-bata, syhadat ia lafazkan. Saat itu pula ia resmi mengganti nama lahirnya. "Saat kecil, saya bernama Bernard Nababan. Perintah Kyai yang mengislamkan saya, akhirnya saya berganti nama menjadi Syamsul Arifin Nababan," cerita Syamsul, mengenang. 

"Ini dimaksudkan agar saya menutup lembaran kisah masa lalu saya. Namun nama Nababan tetap saya pakai karena marga," katanya menambahkan.

Di pesantren itu, kata dia, menjadi tempat pertamanya mempelajari Islam. Mulai dari mengaji hingga pelajaran mengenai tuntunan shalat. "Alhamdulillah dalam satu minggu saya sudah mampu shalat sendiri dan bisa membaca Alquran," tuturnya.

Merasa memiliki bekal agama yang cukup, tiga tahun kemudian ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dengan maksud mematangkan ilmu Islamnya. Di Jakarta, ia berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan disebuah kampus bahasa di bilangan Jakarta Selatan.

Keberuntunggan tak habis sampai di situ. Pada 1997 ia diundang oleh kerajaan Arab Saudi untuk melakukan ibadah haji. Ketika kembali pulang ke kampung halaman, usai menunaikan rukun islam yang kelima, ia memutuskan untuk menyiarkan agama yang ia yakini kebenarannya itu. "Dua adik saya berhasil saya Islamkan," ungkap Syamsul.

Berbekal ilmu yang ia pelajari, dan pengalaman mengislamkan adiknya, la memutuskan untuk terus melakukan dakwah. "Di Jakarta saya mulai berceramah dari masjid ke masjid hinga kantor ke kantor," tuturnya.

Niat tulus tanpa tendensi, kata dia, maka Allah akan memberikan kemudahan dan jalan pada orang yang melakukannya. "Jika kamu menolong agamamu, maka Allah akan menolong kamu," jelas Syamsul, meminjam sebuah ayat dalam Alquran.

Pada peruntungan lain, ia berkesempatan untuk melakukan syiar tak hanya di bumi pertiwi. Negeri Paman Sam hingga Negeri Kanguru, pernah ia sambangi. Kesempatan ini, kata dia, adalah hasil kesungguh-sungguhan dalam menolong agama. "Seperti janji Allah," kata dia. 

Syamsul Arifin Nababan merupakan pendiri Pondok Pesantren Annaba' Center yang terletak di Kawan Binato, Tangerang Selatan. Ponpes tersebut merupakan pondok yang dikhususkan bagi para Mualaf. Ponpes tersebut kini dihuni sekitar 60 mualaf yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. (rep/voa-khilafah.co.cc)
Voa-Khilafah.co.cc - Syamsul Arifin Nababan dilahirkan di Sumatra Utara. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara. Ayahnya merupakan pimpinan gereja di kampung halamannya. Ibunya adalah ketua kelompok lagu kerohanian di gereja yang sama dengan suaminya.

Sebagai anak pemuka agama, Syamsul diajarkan ajaran agama sesuai keyakinan orangtuanya. Namun, di tengah ketatnya pengawasan orangtua, ia masih diberikan kebebasan untuk memilih dan melakukan sesuatu. "Keluarga saya sangat demokratis," ujar Syamsul.

Hobinya yang membaca buku, membawa dirinya bergelut pada pembahasan perbandingan agama. Semua buku yang membahas tentang agama habis ia lalap.

Dari semua buku tentang agama, ia menganggap Islam sebagai agama yang berbeda. "Ketentraman batin saya temukan dalam Islam," ungkap Syamsul.

Setelah hampir tiga tahun mempelajari ilmu perbandingan agama, kemudian pada 1991, ia memutuskan memeluk Islam di sebuah pondok pesantren bernama Raudhatul Ullum di Jember, Jawa Timur. Kyai Khotib Umar pemimpin pondok itulah yang membimbingnya mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dengan sedikit terbata-bata, syhadat ia lafazkan. Saat itu pula ia resmi mengganti nama lahirnya. "Saat kecil, saya bernama Bernard Nababan. Perintah Kyai yang mengislamkan saya, akhirnya saya berganti nama menjadi Syamsul Arifin Nababan," cerita Syamsul, mengenang. 

"Ini dimaksudkan agar saya menutup lembaran kisah masa lalu saya. Namun nama Nababan tetap saya pakai karena marga," katanya menambahkan.

Di pesantren itu, kata dia, menjadi tempat pertamanya mempelajari Islam. Mulai dari mengaji hingga pelajaran mengenai tuntunan shalat. "Alhamdulillah dalam satu minggu saya sudah mampu shalat sendiri dan bisa membaca Alquran," tuturnya.

Merasa memiliki bekal agama yang cukup, tiga tahun kemudian ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dengan maksud mematangkan ilmu Islamnya. Di Jakarta, ia berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan disebuah kampus bahasa di bilangan Jakarta Selatan.

Keberuntunggan tak habis sampai di situ. Pada 1997 ia diundang oleh kerajaan Arab Saudi untuk melakukan ibadah haji. Ketika kembali pulang ke kampung halaman, usai menunaikan rukun islam yang kelima, ia memutuskan untuk menyiarkan agama yang ia yakini kebenarannya itu. "Dua adik saya berhasil saya Islamkan," ungkap Syamsul.

Berbekal ilmu yang ia pelajari, dan pengalaman mengislamkan adiknya, la memutuskan untuk terus melakukan dakwah. "Di Jakarta saya mulai berceramah dari masjid ke masjid hinga kantor ke kantor," tuturnya.

Niat tulus tanpa tendensi, kata dia, maka Allah akan memberikan kemudahan dan jalan pada orang yang melakukannya. "Jika kamu menolong agamamu, maka Allah akan menolong kamu," jelas Syamsul, meminjam sebuah ayat dalam Alquran.

Pada peruntungan lain, ia berkesempatan untuk melakukan syiar tak hanya di bumi pertiwi. Negeri Paman Sam hingga Negeri Kanguru, pernah ia sambangi. Kesempatan ini, kata dia, adalah hasil kesungguh-sungguhan dalam menolong agama. "Seperti janji Allah," kata dia. 

Syamsul Arifin Nababan merupakan pendiri Pondok Pesantren Annaba' Center yang terletak di Kawan Binato, Tangerang Selatan. Ponpes tersebut merupakan pondok yang dikhususkan bagi para Mualaf. Ponpes tersebut kini dihuni sekitar 60 mualaf yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. (rep/voa-khilafah.co.cc)

Hizbut Tahrir Hidupkan Malam Lailatul Qadar di Masjid Al-Aqsa, Sambut Perubahan Dunia Islam dengan Khilafah

Voa-Khilafah.co.cc - Seperti tahun-tahun sebelumnya, para pemuda Hizbut Tahrir kembali menghidupkan malam lailatul qadar di Masjid Al-Aqsa, baik di dalam maupun di halaman masjid. Berbagai ceramah, pelajaran dan seruan dari para syeikh kepada umat Islam membahana di sekitar al-Aqsa membahas keadaan umat dan kebutuhan umat atas perubahan.
Ribuan orang berkumpul di halaman depan Masjid Al-Aqsa mengeremuni para pembicara yang berbicara tentang kondisi umat hari ini serta tuntutan perubahan di negeri-negeri Muslim, Jumat malam Sabtu, 27 Ramadhan 1432 H.
Seruan dakwah juga menyatakan sukacita atas jatuhnya tirani Gaddafi di Libya. Mereka juga menyerukan para tentara Muslim mendukung rakyat Suriah untuk melawan rezim tiran Bashar Al-Assad.

Gema takbir serta yel-yel bergemuruh di sekitar Masjid tempat suci ketiga kaum Muslim tersebut. Beberapa spanduk besar juga dipasang, memperlihatkan kerinduan umat terhadap Khilafah. Sebuah spanduk besar bertuliskan "Ummah menginginkan hukum al-Aquran". Spanduk lainnya bertuliskan "Ummah menginginkan Khilafah Islamiyyah".

Bendera ar-rayatul uqab, panji Rasulullah Saw. pun berkibar di setiap sudut masjid Al-Aqsa. Nuansa malam lailatul qadar ini benar-benar menjadi sebuah harapan dan kerinduan umat untuk kembali kepada sistem hukum al-Quran, Khilafah.

Selain itu, ribuan orang di dalam masjid mengikuti kajian dan pelajaran bersama para pemuda Hizbut Tahrir. Mereka membahas isu yang sama, serta tuntutan seruan penegakkan Khilafah atas negeri-negeri kaum Muslim.

Seruan juga disampaikan kepada ahlul quwwah (pemilik kekuatan) dan tentara-tentara kaum Muslim untuk bekerja mengubah situasi umat islam serta mendukung saudara-saudara mereka di Suriah, Libya, Yaman, dan negeri-negeri Muslim lainnya menegakkan Khilafah.

Sebelumnya, pada siang hari, usai sholat Jumat terkahir Ramadhan, para pemuda Hizbut Tahrir juga menggelar seruan dan pengajaran kepada umat. Sekitar 300.000 kaum Muslim dari berbagai penjuru daerah hadir di Masjid Al-Aqsa al-Mubarak. Terlebih lagi, malamnya dilanjutkan dengan menghidupkan malam lailatul qadar.

Demikianlah, seruan Khilafah dengan terang terus bergema dari Baitul Maqdis. Ini semakin menunjukkan bahwa kabar gembira kebangkitan Islam akan terus mendekat hingga Khilafah benar-benar berdiri kembali, dengan ibukotanya di Baitul Maqdis. Insya Allah, tidak akan lama lagi! [m/pal-tahrir/syabab/voa-khilafah.co.cc]

Lihat Foto:
  • Click to open image!
  • Click to open image!
  • Click to open image!
  • Click to open image!
  • Click to open image!

Siapakah Ulil Amri Minkum Yang Sebenarnya?

Siapakah Ulil Amri Minkum Yang Sebenarnya?


Voa-Khilafah.co.cc - Di dalam Al-Qur’an terdapat sebuah ayat yang sangat sering dikutip oleh para politisi Partai Islam terutama di musim kampanye menjelang Pemilu. Namun yang kita sayangkan ialah umumnya mereka mengutip ayat tersebut secara tidak lengkap alias sepotong saja. Lengkapnya ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขَู…َู†ُูˆุง ุฃَุทِูŠุนُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฃَุทِูŠุนُูˆุง ุงู„ุฑَّุณُูˆู„َ ูˆَุฃُูˆู„ِูŠ ุงู„ْุฃَู…ْุฑِ ู…ِู†ْูƒُู…ْ
 ูَุฅِู†ْ ุชَู†َุงุฒَุนْุชُู…ْ ูِูŠ ุดَูŠْุกٍ ูَุฑُุฏُّูˆู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงู„ุฑَّุณُูˆู„ِ
ุฅِู†ْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ุชُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงู„ْูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْุขَุฎِุฑِ ุฐَู„ِูƒَ ุฎَูŠْุฑٌ ูˆَุฃَุญْุณَู†ُ ุชَุฃْูˆِูŠู„ًุง

”Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa ayat 59)

Mengapa ayat ini begitu populer dikumandangkan para jurkam di musim kampanye? Karena di dalamnya terkandung perintah Allah agar ummat taat kepada Ulil Amri Minkum(para pemimpin di antara kalian atau para pemimpin di antara orang-orang beriman). Sedangkan para politisi partai tadi meyakini jika diri mereka terpilih menjadi wakil rakyat atau pemimpin sosial berarti mereka dengan segera akan diperlakukan sebagai bagian dari Ulil Amri Minkum. Dan hal itu akan menyebabkan mereka memiliki keistimewaan untuk ditaati oleh para konstituen. Selain orang-orang yang sibuk menghamba kepada Allah semata, mana ada manusia yang tidak suka dirinya mendapatkan ketaatan ummat?  Itulah sebabnya ayat ini sering dikutip di musim kampanye. Namun sayang, mereka umumnya hanya mengutip sebaian saja yaitu:

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขَู…َู†ُูˆุง ุฃَุทِูŠุนُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฃَุทِูŠุนُูˆุง ุงู„ุฑَّุณُูˆู„َ ูˆَุฃُูˆู„ِูŠ ุงู„ْุฃَู…ْุฑِ ู…ِู†ْูƒُู…

”Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS An-Nisa ayat 59)

Mereka biasanya hanya membacakan ayat tersebut hingga kata-kata Ulil Amri Minkum. Bagian sesudahnya jarang dikutip. Padahal justru bagian selanjutnya yang sangat penting. Mengapa? Karena justru bagian itulah yang menjelaskan ciri-ciri utama Ulil Amri Minkum. Bagian itulah yang menjadikan kita memahami siapa yang sebenarnya Ulil Amri Minkum dan siapa yang bukan. Bagian itulah yang akan menentukan apakah fulan-fulan yang berkampanye tersebut pantas atau tidak memperoleh ketaatan ummat.

Dalam bagian selanjutnya Allah berfirman:

ูَุฅِู†ْ ุชَู†َุงุฒَุนْุชُู…ْ ูِูŠ ุดَูŠْุกٍ ูَุฑُุฏُّูˆู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงู„ุฑَّุณُูˆู„ِ
ุฅِู†ْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ุชُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงู„ْูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْุขَุฎِุฑِ ุฐَู„ِูƒَ ุฎَูŠْุฑٌ ูˆَุฃَุญْุณَู†ُ ุชَุฃْูˆِูŠู„ًุง

”Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa ayat 59)

Allah menjelaskan bahwa ciri-ciri utama Ulil Amri Minkumyang sebenarnya ialah komitmen untuk selalu mengembalikan segenap urusan yang diperselisihkan kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). Para pemimpin sejati di antara orang-orang beriman tidak mungkin akan rela menyelesaikan berbagai urusan kepada selain Al-Qur’an dan Sunnah Ar-Rasul. Sebab mereka sangat faham dan meyakini pesan Allah:

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขَู…َู†ُูˆุง ู„َุง ุชُู‚َุฏِّู…ُูˆุง ุจَูŠْู†َ ูŠَุฏَูŠِ ุงู„ู„َّู‡ِ
 ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุณَู…ِูŠุนٌ ุนَู„ِูŠู…ٌ

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Hujurat ayat 1)

Sehingga kita jumpai dalam catatan sejarah bagaimana seorang Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu di masa paceklik mengeluarkan sebuah kebijakan ijtihadiberupa larangan bagi kaum wanita beriman untuk meminta mahar yang memberatkan kaum pria beriman yang mau menikah. Tiba-tiba seorang wanita beriman mengangkat suaranya mengkritik kebijakan Khalifah seraya mengutip firman Allah yang mengizinkan kaum mu’minat untuk menentukan mahar sesuka hati mereka. Maka Amirul Mu’minin langsung ber-istighfar dan berkata: ”Wanita itu benar dan Umar salah. Maka dengan ini kebijakan tersebut saya cabut kembali...!” Subhanallah, demikianlah komitmen para pendahulu kita dalam hal mentaati Allah dan RasulNya dalam segenap perkara yang diperselisihkan.

Adapun dalam kehidupan kita dewasa ini segenap sistem hidup yang diberlakukan di berbagai negara –baik negara Muslim maupun Kafir- ialah mengembalikan segenap urusan yang diperselisihkan kepada selain Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). Tidak kita jumpai satupun tatanan kehidupan modern yang jelas-jelas menyebutkan bahwa ideologi yang diberlakukan ialah ideologi Islam yang intinya ialah mendahulukan berbagai ketetapan Allah dan RasulNya sebelum yang lainnya. Malah sebaliknya, kita temukan semua negara modern yang eksis dewasa ini memiliki konstitusi buatan manusia, selain Al-Qur’an dan AsSunnah An-Nabawiyyah, yang menjadi rujukan utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Seolah manusia mampu merumuskan konstitusi yang lebih baik dan lebih benar daripada sumber utama konstitusi yang datang dari Allahsubhaanahu wa ta’aala.

Bila demikian keadaannya, berarti tidak ada satupun pemimpin negeri di negara manapun yang ada dewasa ini layak disebut sebagai Ulil Amri Minkum yang sebenarnya. Pantaslah bilamana mereka dijuluki sebagai Mulkan Jabbriyyan sebagaimana Nabi shollallahu ’alaih wa sallamsebutkan dalam hadits beliau. Mulkan Jabbriyyan artinya para penguasa yang memaksakan kehendaknya seraya tentunya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya.  Adapun masyarakat luas yang mentaati mereka berarti telah menjadikan para pemimpin tersebut sebagai para Thoghut, yaitu fihak selain Allah yang memiliki sedikit otoritas namun berlaku melampaui batas sehingga menuntut ketaatan ummat sebagaimana layaknya mentaati Allah. Na’udzubillahi min dzaalika.

Keadaan ini mengingatkan kita akan peringatan Allah mengenai kaum munafik yang mengaku beriman namun tidak kunjung meninggalkan ketaatan kepada Thoghut. Padahal Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk meninggalkan para Thoghut bila benar imannya.

ุฃَู„َู…ْ ุชَุฑَ ุฅِู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุฒْุนُู…ُูˆู†َ ุฃَู†َّู‡ُู…ْ ุขَู…َู†ُูˆุง ุจِู…َุง ุฃُู†ْุฒِู„َ ุฅِู„َูŠْูƒَ
 ูˆَู…َุง ุฃُู†ْุฒِู„َ ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ِูƒَ ูŠُุฑِูŠุฏُูˆู†َ ุฃَู†ْ ูŠَุชَุญَุงูƒَู…ُูˆุง ุฅِู„َู‰ ุงู„ุทَّุงุบُูˆุชِ
 ูˆَู‚َุฏْ ุฃُู…ِุฑُูˆุง ุฃَู†ْ ูŠَูƒْูُุฑُูˆุง ุจِู‡ِ ูˆَูŠُุฑِูŠุฏُ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ุฃَู†ْ ูŠُุถِู„َّู‡ُู…ْ ุถَู„َุงู„ًุง ุจَุนِูŠุฏًุง

”Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS An-Nisa ayat 60)

Sungguh dalam kelak nanti di neraka penyesalan mereka yang telah mentaati para pembesar dan pemimpin yang tidak menjadikan Allah dan RasulNya sebagai tempat kembali dalam menyelesaikan segenap perkara kehidupan.
ูŠَูˆْู…َ ุชُู‚َู„َّุจُ ูˆُุฌُูˆู‡ُู‡ُู…ْ ูِูŠ ุงู„ู†َّุงุฑِ ูŠَู‚ُูˆู„ُูˆู†َ ูŠَุง ู„َูŠْุชَู†َุง ุฃَุทَุนْู†َุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฃَุทَุนْู†َุง ุงู„ุฑَّุณُูˆู„َุง
 ูˆَู‚َุงู„ُูˆุง ุฑَุจَّู†َุง ุฅِู†َّุง ุฃَุทَุนْู†َุง ุณَุงุฏَุชَู†َุง ูˆَูƒُุจَุฑَุงุกَู†َุง ูَุฃَุถَู„ُّูˆู†َุง ุงู„ุณَّุจِูŠู„َุง
 ุฑَุจَّู†َุง ุขَุชِู‡ِู…ْ ุถِุนْูَูŠْู†ِ ู…ِู†َ ุงู„ْุนَุฐَุงุจِ ูˆَุงู„ْุนَู†ْู‡ُู…ْ ู„َุนْู†ًุง ูƒَุจِูŠุฑًุง


”Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". (QS Al-Ahzab ayat 66-68) (Eramuslim/Voa-Khilafah.co.cc)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

SEPUTAR RAMADHAN

TSAQOFAH ISLAM

FIKIH

HADITS

TAFSIR AL QUR'AN

NAFSIYAH

HIKMAH

NASYID

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

AL-ISLAM

DAKWAH

ULAMA

SEJARAH

DOWNLOAD

ARTIKEL