Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.
(QS. Al-‘Ashr (103): 3)
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah. Di bulan ini, Allah SWT melimpahkan hidayah, rahmat, maghfirah, dan nikmat-Nya melebihi karunia-Nya di bulan-bulan yang lain. Pahala shaum dan amal shalih lainnya dilipat gandakan sedemikian besarnya. Pintu-pintu surge dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Lebih dari itu, di setiap malam Allah SWT mencatat hamba-hamba-Nya yang akan dibebaskan dari api neraka. Subhanallah, begitu indah dan berkahnya bulan suci ini.
Bulan Ramadhan penuh dengan ladang amal shalih dan limpahan pahala yang tak terhingga. Meski demikian, tidak setiap orang menyadarinya dengan baik. Dari sekian orang yang sadar, hanya sedikit yang mampu mengisinya dengan baik. Dan dari sedikit orang yang sadar dan mampu mengisinya dengan baik, lebih sedikit lagi yang mampu menjaga semangat dan istiqamah sampai Ramadhan berakir.
Jika kita memiliki barang yang berharga, maka kita pasti akan memperhatikan, menjaga, dan merawatnya sebaik mungkin. Kita dilanda kekhawatiran manakala barang berharga tersebut hilang, rusak, atau turun nilainya. Demikian pula seharusnya sikap kita terhadap bulan Ramadhan. Kia harus merawat dan memanfaatkannya sebaik mungkin, agar kita mendapatkan limpahan pahala dan berkahnya. Kita akan sangat rugi apabila kita menelantarkan, menyia-nyiakan, dan mengacuhkannya.
Wujud dari mengormati, merawat, dan menjaga bulan Ramadhan adalah memanfaatkan setiap detik dan menitnya dalam amal kebajikan yang membawa manfaat dunia dan akhirat. Tidak semestinya detik demi detik dan menit demi menitnya berlalu begitu saja, tanpa diisi dengan kegiatan yang mendatangkan kecintaan dan keridhaan Allah SWT. Kita harus senantiasa menanamkan kesadaran ini dalam siang-malam kita di bulan Ramadhan ini. Pikirkanlah, sesungguhnya satu menit di bulan suci ini bisa menjadi ladang amal shalih yang tidak pernah berhenti mengalirkan pahala.
Apa yang bisa kita lakukan dalam satu menit? Banyak.
Bayangkan, jika satu menit itu kita manfaatkan untuk membaca satu ayat Al-Qur’an yang terdiri dari tiga puluh huruf, maka kita mendapat pahala tiga puluh kebaikan. Setiap kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali, maka nilai satu menit tersebut adalah tiga ratus kebaikan dalam buku catatan amal kita.
Kita bisa mendulang lautan pahala dari tiap menit di bulan suci ini dengan amalan yang ringan, mudah, tidak memforsir tenaga dan tidak memakan biaya. Kita bisa melakukan beragam amal kebaikan sambil berbaring, duduk, berdiri, atau bahkan berjalan. Misalnya:
Dalam satu menit, kita bisa membaca surat Al-FAtihah sebanyak 5 kali, maka kita bias mendapatkan pahala lebih dari 7000 kebaikan.
Dalam satu menit, kita bisa membaca surat Al-Ikhlash sebanyak 15 kali. Hal itu sama nilainya dengan pahala mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 5 kali.
Dalam satu menit, kita bisa membaca dzikir ‘Laa Ilaaha Illallahu wahdahu laa syariika lahu lahul mulku wa lahul hamdi wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir sebanyak 10 kali. Hal itu sama nilainya dengan memerdekakan empat orang budak dari anak keturunan Nabi Ismail.
Dalam satu menit, kita bisa membaca Subhanallah wa bihamdihi sebanyak 100 kali. Hal itu sudah cukup untuk menghapuskan dosa-dosa kecil kita walau sebanyak buih di lautan, selama kita terbebas dari syirik dan dosa-dosa besar.
Dalam satu menit, kita bisa membaca Laa haula wa laa quwwata illa billah sebanyak 40 kali. Dzikir ini merupakan tabungan kekayaan kita di surga kelak.
Dalam satu menit, kita bisa membaca istighfar sebanyak 100 kali. Istighfar adalah sebab dihapuskannya dosa, ditinggikannya derajat, dilapangkannya rezki, ditolaknya musibah, dan diberikan jalan keluar dari segala kekusahan.
Dalam satu menit, kita bisa membaca subhanallah wa bi hamdihi ‘adada khalqihi wa ridha nafsihi wa ziinata ‘arsyihi wa midaada kalimatih sebanyak sepuluh kali. Pahala lafal dzikir ini sudah melebihi berpuluh kali lipat bacaan tasbih dan dzikir lainnya.
Dalam satu menit, kita bisa membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak sepuluh kali. Hal ini sudah sama nilainya dengan seratus kebaikan untuk diri kita sendiri.
Dalam satu menit, kita bisa membaca Subhanallah wa bihamdihi Subhanallahil ‘azhim sebanyak 50 kali. KAlimat ini ringan di lisan, namun berat dalam timbangan akhirat, dan sangat dicintai oleh Ar-Rahman SWT.
Dalam satu menit, kita bisa membaca Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallahu Allahu Akbar sebanyak 25 kali. Kalimat ini merupakan ucapan yang paling dicintai oleh Allah SWT.
Dalam satu menit, kita bisa membaca laa ilaaha illallahu sebanyak 50 kali.
Dalam satu menit, kita bisa mengangkat kedua tangan dan membaca do’a yang ringkas namun mengandung semua kebaikan yang diperlukan di dunia dan akhirat, jawami’ul kalim.
Dalam satu menit, kita bisa menasehati seorang muslim, menyuruhnya berbuat kebajikan, mencegahnya berbuat kemungkaran, menyalami tangan beberapa orang, atau menyingkirkan duri dan gangguan sejenisnya dari jalan.
Hanya butuh satu menit…
Kita bisa menangguk pahala kebaikan yang banyak, menggugurkan dosa keburukan, meninggikan derajat, dan meraih ridha Allah SWT.
Jika menit demi menit kita manfaatkan secara maksimal…terkumpul satu jam yang penuh berkah dengan amal kebaikan.
Jika jam demi jam kita manfaatkan secara maksimal…terkumpul satu hari satu malam yang penuh berkah dengan amal kebajikan.
Duhai, alangkah banyaknya menit-menit kita yang terbuang percuma…
Betapa banyak jam-jam kita yang berlalu tanpa manfaat dunia dan akhirat…
Betapa banyak hari-hari dan malam-malam kita yang hangus, lenyap, dan tak pernah bisa kembali lagi…tanpa mendatangkan ridha Allah dan pahala melimpah dari-Nya.
Saudaraku seislam dan seiman…
Ramadhan masih menyisakan beberapa hari dan malam…
Masih ada banyak menit dan jam yang siap melimpahkan karunia Allah kepada kita.
Pertanyaannya, benar-benar seriuskah kita memanfaatkannya untuk meraih ridha Allah dan pahala tertinggi di sisi-Nya?
Semoga jawabannya adalah iya…dengan tekad bulat, ucapan lisan, dan amal perbuatan kita. (arrahmah/voa-khilafah.co.cc)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Oleh: Muhib al-Majdi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)