Habib Idrus Jamalullail: Sudah waktunya sistem kekhalifahan itu diberlakukan & Ulama tidak boleh lagi takut pada penguasa!
Voa-Khilafah.com - Sistem demokrasi dengan pemilihan umum sebagai sarana untuk menentukan kepemimpinan nasional sebenarnya jauh dari semangat ajaran Islam. Karena itu sudah waktunya bangsa Indonesia menerapkan pola khilafah.
Hal itu dikemukakan muballigh ibukota Al Habib Idrus bin Alwi Jamalullail ketika memberikan ceramah di hadapan jamaah musollah Darul Mustaqim, Bojonggede.
Habib Idrus mengingatkan dalam sistem khilafah, maka posisi ulama sangatlah menentukan. Ulama tidak boleh berada di bawah bayang-bayang umara (pemerintah). Ulama tidak boleh tunduk pada umara, sebaliknya ulama lah yang berada di front terdepan dalam menentukan kebijakan suatu negeri.
Lebih lanjut ia mengatakan saat ini situasinya terbalik. Ulama banyak yang diatur-atur oleh umara. Apalagi ulama atau kiai yang menjadi anggota DPR. Mereka tidak mungkin menjalankan fungsinya sebagai seorang ulama, karena mereka makan gaji dari pemerintah. Akibatnya mereka telah kehilangan idealismenya sebagai seorang ulama.
Menurut Idrus kalau melihat sejarah para nabi, semua nabi selalu berhadap-hadapan dengan para penguasa yang dzalim. Kita lihat Nabi Ibrahim harus melawan Raja Namrud. Nabi Musa melawan Raja Fir'aun, dan Nabi Muhammad melawan Abu Lahab, dan Abu Jahal. Semua itu menunjukkan bahwa tidak ada sejarahnya para pemimpin umat, dan sekarang ini para ulama menjadi kaki tangan para penguasa.
Habib Idrus mengungkapkan pangkal masalah mengapa para penguasa tidak suka dengan para nabi, karena para nabi senantiasa menyuarakan kalimah La ilaha ilallah. Kalimat itu menandakan penolakan terhadap tuhan-tuhan yang orang kafir sembah, dan hanya melakukan pengabdian dan penghambaan hanya kepada Allah semata.
Karena itu, kata Habib Idrus sudah waktunya sistem kekhalifahan itu diberlakukan, dan ulama tidak boleh lagi takut pada penguasa. Disamping itu dalam kehidupan sehari-hari, maka syariat Islam juga harus diberlakukan.
Kata Habib Idrus sebagai manusia yang segalanya tergantung pada Allah, yang hidupnya di atas tanah ciptaan Allah, air, tumbuh-tumbuhan juga yang memberikan Allah, maka seharusnya hanya tunduk pada aturan-aturan yang Allah turunkan kepada umat manusia. Hukum yang diterapkan juga harus hukuman yang ditentukan sesuai dengan kemauan Allah, dan bukan kemauan manusia itu sendiri.
Habib Idrus mencontohkan, kalau syariat Islam diberlakukan, maka kejahatan akan turun drastis. Orang yang ketahuan mencuri, akan dipotong tangannya. Akibatnya mereka tidak akan mencuri lagi, karena memang tidak memiliki tangan lagi. Begitu juga orang yang membunuh, mereka harus dikenakan qisas. Orang yang berzina harus dirajam. Semua itu sangat sesuai dengan prinsip-prinsip penegakkan hukum yang sangat adil. (www.voa-khilafah.com)
sumber:
http://www.facebook.com/notes/majelis-tausiah-para-kyai-ustadz-indonesia/syariat-islam-habib-idrus-jamalullail/216039828292
2 komentar
wkakkkakkaakakak
pemahaman konyol sekali
yayaya cuma anda yang ga konyol dan masuk surga, begitu ya? Subhanallah...yayaya cuma anda yang ga konyol dan masuk surga, begitu ya? Subhanallah...