JAKARTA (voa-khilafah.tk) – Setelah menasihati Ketua DPR Marzuki Ali, Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) kini giliran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dinasihati MIUMI. Dalam kunjungan ke DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Senin (5/1), MIUMI menasihati PKS agar lantang memperjuangkan aspirasi umat, dan serius mengevaluasi dan berbenah diri.
Dalam kunjungan MIUMI ke DPP PKS, rombongan Ustadz Bachtiar Nasir (Sekjen MIUMI) diterima langsung oleh Presiden PKS Anis Matta. Dalam tausyiahnya, MIUMI mengingatkan PKS agar tidak neko-neko (aneh-aneh) dan tetap lantang memperjuangkan aspirasi umat. PKS juga diminta kembali membangun komunikasi dengan gerakan-gerakan Islam lainnya. PKS diminta agar kembali memperjuangkan penegakan syariah (Islam).
Sekjen MIUMI, Bachtiar Nasir mengatakan, dirinya tidak akan berpihak pada PKS maupun KPK. Kedua elemen ini menurut Bachtiar memiliki peran penting dalam perbaikan masyarakat.
Menurut Bachtiar, kasus yang menimpa mantan presiden PKS, Lutfhi Hasan Ishak (LHI) adalah masalah personal. Karenanya, ia berharap umat Islam tidak mengkambing-hitamkan institusinya. "Siapapun tidak akan pernah lolos dari kesalahan dan kekeliruan, karena itu PKS harus menjadikan kasus tersebut sebagai pelajaran penting," ujarnya kepada Anis.
Agenda PKS
Dalam pertemuan itu, Anis Matta menilai kedatangan MIUMI dengan tausyiahnya merupakan suplemen penting bagi motivasi dan proses konsolidasi internal PKS. Anis Matta tidak menafikan banyaknya intrik dalam dunia perpolitikan di tanah air. Baginya, mengkondisikan mental kader PKS menjadi lebih penting daripada meladeni fenomena kasus LHI tersebut.
"Menghabiskan waktu pada kasus tersebut akan menjadi kontra produktif dengan program dakwah PKS," tegasnya. Ia juga menyakinkan bahwa akan menyerahkan penuh permasalahan LHI kepada mekanisme hukum di Indonesia.
Baginya saat ini, setelah selesai dengan konsolidasi internal Anis Matta akan menyambangi komunikasi lintas gerakan dengan kelompok-kelompok Islam lainnya.
Pasca musibah politik yang menimpa PKS, Anis Matta akan memprioritaskan penyelamatan moral kadernya. "Menyelamatkan moral kader dan menyolidkan kepercayaan kader adalah program terdekat kami saat ini," ujar Anis Matta. Untuk ini, Anis Matta berencana melakukan perjalanan silahturahim dengan kader-kader PKS di daerah. Mulai dari Jawa Barat, Medan, Surabaya, Makassar, Solo dan Jogjakarta.
Pasca musibah politik yang menimpa PKS, Anis Matta akan memprioritaskan penyelamatan moral kadernya. "Menyelamatkan moral kader dan menyolidkan kepercayaan kader adalah program terdekat kami saat ini," ujar Anis Matta. Untuk ini, Anis Matta berencana melakukan perjalanan silahturahim dengan kader-kader PKS di daerah. Mulai dari Jawa Barat, Medan, Surabaya, Makassar, Solo dan Jogjakarta.
Setelah perjalanan itu, ia mengaku berencana mengadakan “Tabligh Akbar PKS” di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta. Penyelenggaraan acara di masjid ini menurutnya karena ada kenangan tersendiri ketika PK pertama kali dideklarasikan.
Dalam pertemuan dengan wakil MIUMI, Anis menjelaskan perlunya memahami dinamika politik saat ini. Baginya, tidak mudah menghadapi semua dinamika ini. Karena perang ideologi ini juga disinyalir disetir skala international, ujarnya.
PKS menilai, memanasnya suhu politik menjelang 2014 telah membuat partainya mengambil ancang-ancang dengan sangat serius. Terlebih setelah kasus tuduhan korupsi yang menimpa mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishak (LHI).
Anis memprediksi, akan ada banyak berita besar di Indonesia setelah kasus yang menimpa rekannya LHI. Saat ini menurutnya, 10 partai yang lolos ke Pemilu 2014 berasal dari kalangan Islamis dan Nasionalis. "Jadi kelompok sosialis dan kalangan kiri itu sudah tidak laku, makanya mereka akan melakukan apa saja untuk merusak citra kalangan nasionalis dan Islamis," ujarnya.
Anis juga menjelaskan pentingnya kembali melakukan konsolidasi dan membangun sinergi antar gerakan dakwah."Kita harus bisa belajar mengambil pelajaran dari perjalanan semua gerakan yang ada," ujarnya.
Karenanya ia optimis jika umat bisa diberikan pemahaman atas duduk masalah dakwah di Indonesia dengan komprehensif sambil mencari jalan keluarnya dengan sinergi berdasarkan kepentingan keumatan.
Mengenai slogan PKS “Bersih dan Peduli”, Anis menjawab, "Slogan kampanye sudah tidak penting saat ini, yang harus dilakukan adalah menyolidkan kader lalu berkonsolidasi dengan elemen umat," tambahnya.
Ketika ditanya voa-islam soal tobat nasional yang diserukan Anis Matta? Bachtiar Nasir mengatakan, itu urusan internal PKS. Ia hanya berharap, kasus yang menimpa PKS menjadi pelajaran besar yang sangat berharga. “Jangan lagi terlena dengan pola sebelumnya, yang tidak lazim dianggap lazim. Soal tobat itu, tentu bukan hanya kadernya, tapi juga para qiyadahnya.”
Bagaimana soal Kepemimpinan 2014 siapakah The Rising Star yang bakal diusung umat Islam di negeri ini? MIUMI mengaku bingung dengan realita politik yang ada, dimana umat Islam belum punya calonnya sendiri, ditambah lagi sistem yang tidak mendukung. Nyatanya, kekuatan Islam dipentas politik tidak begitu jelas, floating alias mengambang. [voa-islam/voa-khilafah.tk]