Voa-Khilafah.com, Makassar. Menyikapi tragedi yang menimpa umat Islam di Kabupaten Tolikara Papua, HTI Sulsel menggelar Temu Tokoh Umat Islam di Kantor DPD I HTI Sulsel, Jl. Inspeksi PAM Antang Makassar, Ahad (26/7/2015).
“Intoleransi, Disintegrasi dan Intervensi Asing dalam Tragedi Tolikara” menjadi topik utama pada acara Temu Tokoh Umat Islam tersebut.
Humas DPD I HTI Sulsel, Dirwan Abdul Jalil yang membuka acara sekaligus memberikan pengantar pada acara tersebut sangat menyayangkan peristiwa keji itu bisa terjadi dan menimpa umat Islam.
“Bagaimana mungkin bisa terjadi pelarangan shalat Idul Fitri, pembubaran dan dilanjutkan dengan pembakaran Masjid, padahal umat Islam adalah yang mayoritas di negeri ini ? “ Tanyanya retorik.
Dirwan juga mengungkapkan keprihatinannya atas tragedi ini, menurutnya peristiwa ini sangat menyakiti hati umat Islam dan merupakan kedzaliman yang nyata, sehingga siapa saja yang berbeda pendapat dalam hal ini bisa dikatakan sebuah “keanehan”.
“Tragedi Tolikara ini sangat memilukan dan merupakan sebuah kedzaliman nyata yang menimpa umat Islam, dan saya kira respon Umat Islam untuk kejadian ini sudah tepat karena sesungguhnya kaum Muslim itu laksana satu tubuh, jadi kalau ada yang berbeda pendapat tentang tragedi ini saya kira itu adalah suatu keanehan”. Tegasnya.
Lanjut pada pendalaman topik, Ketua DPD I HTI Sulsel, Muhammad Kemal Idris menjelaskan bahwa ada Intoleransi, upaya disintegrasi dan intervensi asing dalam tragedi Tolikara ini.
“Intoleransi jelas terbukti dengan beredarnya Surat yang dikeluarkan oleh Badan Pekerja Wilayah Toli (BPWT) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) tertanggal 11 Juli 2015 yang berisi larangan umat Islam di sana merayakan lebaran, bahkan dalam surat itu tertulis larangan bagi muslimah memakai jilbab”. Jelasnya.
Kemal juga menjelaskan dalam kasus Tolikara ini, sarat dengan upaya-upaya disintegrasi yang mengundang intervensi asing guna semakin memuluskan pelepasan Papua dari Indonesia.
“Kejadian di Tolikara ini juga tidak bisa dipisahkan dari upaya pelepasan Papua dari Indonesia, karena sekarang ini ada yang menggeser kasus Tolikara bukan pada kasus pembakaran masjid, melainkan isu pelanggaran HAM oleh TNI/Polri terhadap anggota Gidi yang tertembak. Isu HAM ini digunakan di tingkat internasional untuk disintegrasi” Jelasnya.
Ia menambahkan negara-negara asing banyak memberikan dukungan guna berusaha melepaskan papua dari Indonesia melalui LSM atau NGO (Non-governmental organization) asing karena melihat potensi SDA yang dimiliki tanah papua sangat luar biasa.
“Ada kurang lebih 26 NGO asing yang tercatat, mereka memberi dukungan atas pelepasan Papua dari Indonesia” Tutur Kemal.
“Jadi, Isu HAM dan Demokratisasi yang pada akhirnya menuju referendum sering menjadi alasan masuknya intervensi asing untuk memuluskan disintegrasi Papua dari Indonesia”. Jelasnya lagi.
Para tokoh-pun ikut menimpali dan memberikan pendapat mereka atas tragedi Tolikara ini,
“Papua ini bisa dikatakan seperti gadis cantik, sehingga jangan heran asing banyak terpikat padanya”. Tambah Drs. Ridwan Pattabone (Muballigh Kota Makassar) mengumpamakan potensi yang dimiliki oleh Papua.
“Saya kira munculnya Surat Pelarangan beribadah dari GIDI itulah pelanggaran yang paling berat, pemerintah harusnya tegas dalam masalah ini sebab kalau tidak, dikhawatirkan akan memunculkan masalah yang baru lagi” Kata Muhammad Yusuf (Tokoh Kec. Manggala).
“Kejadian Tolikara ini adalah peristiwa besar dan banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kejadian ini, diantaranya bahwa ukhuwah Islamiyah kita di Indonesia ini masih kuat terbukti dengan luar biasanya respon dari masyarakat akan kejadian ini dan dari sini juga kita bisa melihat dan mengukur kualitas ke-agamaan dari tokoh-tokoh yang kita anggap tokoh selama ini” Tutur Syaharudin Hadits (Dosen Agama).
“Pertemuan seperti ini sangat bermanfaat bagi umat jika sering kita lakukan, karena dengan pertemuan seperti ini banyak fakta-fakta yang tidak diketahui oleh umat akhirnya bisa diketaui. Sehingga marilah dalam ceramah dan khutbah-khutbah, kita selipkan informasi-informasi seperti ini untuk menyadarkan umat atas kondisi sebenarnya” Ajak Muh. Idrus, SPdi (Guru Agama).
Menjelang akhir pertemuan Ketua DPD I HTI Sulsel, Muhammad Kemal Idris kembali mempertegas bahwa Umat Islam harus tetap waspada dan terus mengawal kejadian ini karena adanya intoleransi, upaya disintegrasi dan intervensi asing dalam tragedi Tolikara ini.
“Umat Islam harus tetap waspada dan terus mengawal kejadian ini karena sangat jelas di sana ada intoleransi, upaya disintegrasi dan intervensi asing dalam kasus Tolikara ini! ” Tegas Kemal.
Pada akhir pertemuan tersebut, Humas DPD I HTI Sulsel, Dirwan Abdul Jalil menutup pertemuan dengan menggelar konferensi pers, membacakan pernyataan sikap Hizbut Tahrir Indonesia, Mengutuk Penyerangan Umat Islam di Kab. Tolikara, Papua. []MI Sulsel
(HTI/Voa-Khilafah.com)