Voa-Khilafah.co.cc - Bumi Syam telah menjadi bumi yang tumbuh subur darah para syuhada. Jumlah warga yang syahid (insya Allah) sudah mencapai 14.748 sampai hari Selasa, 15/05/2012, dan 1280 syahid setelah penandatanganan inisiatif Annan.
Revolusi Pemuda Pembebasan Suriah menyebutkan bahwa sampai 15/05/2012 jumlah para syahid yang tercatat mencapai 14.748 orang. Para korban yang dibantai oleh rezim Bashar Al-Assad tersebut tersebar di berbagai kota dan daerah di Suriah.
Kota Homs menempati urutan teratas di mana tercatat 5993 orang telah syahid. Disusul oleh kota Idlib, sekitar 2679 orang. Urutan ketiga ditempati oleh Hama dengan 1624 syuhada.
Kemudian kota Dara'a 1472, Damaskus 1244, Dir Zuwar 521, Allepo (Halab) 460, Damaskus 308, Lattakia 249, Ar-Roqoh 58, Tartous 64, Al-Haskah 53, Qanithrah 18 dan Sawyada 5 orang.
Sementara itu, jumlah yang syahid sejak pendandatanganan inisiatif Annan pada 12/04/2012 sebesar 1280 syahid, termasuk 77 anak dan 109 syahidah.
Demikianlah, darah syuhada kaum Muslim terus menerus membanjiri bumi Syam, sebuah negeri yang dikabarkan Rasulullah Saw sebagai pusat dari Negeri Kaum Muslim.
Warga Syam telah berulang kali memanggil saudara-saudara mereka di negeri-negeri Muslim beserta para tentaranya untuk membebaskan Syam dari cengkraman sang jagal Assad.
Namun, hingga hari ini negeri-negeri kaum Muslim membiarkan pembantaian terus berlanjut, bahkan para tentara di beberapa negeri malah bekerjasama dengan negara-negara penjajah yang di tangan-tangan mereka masih berlumuran darah kaum Muslim Irak dan Afghanistan.
Lalu sampai kapan kaum Muslim sadar atas derita yang menimpa saudaranya tersebut? Di manakah para tentara keturunan Khalid bin Walid tersebut? Di manakah umat Muhammad di muka bumi ini?
Sekalipun diancam dengan pembantaian, kaum Muslim Syam semakin berani dan tidak takut lagi untuk terus berbicara di hadapan penguasa dzalim budak Amerka tersebut. Bahkan mereka telah berikrar untuk memilih dua pilihan, kemenangan atau syahid.
Sungguh berbahagia mereka yang telah mencapai akhir hidupnya dalam keadaan Syahid setelah mereka berani berbicara di hadapan penguasa dzalim, lalu sang penguasa itu memerintahkan untuk membunuhnya. Semua ini mengingatkan kita kepada Rasulullah Saw. tercinta yang telah bersabda:
“Penghulu syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthallib dan lelaki yang berkata di hadapan seorang penguasa yang zalim, lalu dia memerintahkannya (pada kemakrufan) dan melarangnya (terhadap kemungkaran), kemudian penguasa itu membunuhnya"(HR al-Hakim).
Ketika jeritan tangis kaum Muslim di Bumi Syam memanggil saudara-saudara mereka di belahan bumi lainnya untuk segera membebaskan Syam dari perbudakan penguasa despotik Bashar al-Assad. Di manakah saudara-saudara mereka yang menjawab panggilan saudaranya? Di manakah para tentara Muslim yang tersebar di berbagai negeri itu?
Bukankah Allah Swt. telah berfirman, “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.” (TQS. Al-Anfal [8]: 72). Lalu, di manakah amirul mukminin, pemersatu umat dan perisai bagi umat ini?
Umat benar-benar membutuhkan satu kesatuan politik di bawah nauangan Khilafah Rasyidah yang akan mengerahkan segala potensi umat untuk membebaskan kaum Muslim dari cengkraman penjajah dan antek-anteknya. Insya Allah, kedatangannya semakin dekat saja.
Ya Allah, persatukanlah kaum Muslim sedunia di bawah naungan Khilafah. Berikanlah kesabaran dan kuatkanlah iman saudara-saudara kami di bumi Syam. Segerakanlah pertolongan-Mu datang untuk saudara-saudara kami di bumi Syam, bumi yang diberkahi. Amin. [m/f/tahrir.syria2011/syabab/voa-khilafah.co.cc]
Rasulullah Saw. telah bersabda:
"Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (kebenaran) di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka (kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat." (HR Ahmad : IV/104; an-Nasa`i : VI/214-215; Ibnu Hibban : 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful Astaar : 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-Jarsyi dari Jabir bin Nufair.)
Baca Juga: