Sosok Almarhumah Ustadzah Roiyah Muslimah Pejuang Peretas Dakwah di Dolok Masihul

Muslimah Pejuang Peretas Dakwah di Dolok Masihul Kini telah tiada….

Innalillahi wa innailaihi Rojiun…

Telah berpulang ke Rahmatullah Ka Roiyyah seorang muslimah penanggung jawab (PJ) dakwah dolok Masihul. Istri dari Ustadz Junaidi pada Jumat siang 27 Februari 2015 pukul 14.00 di RS.Sari Mutiara – Kecelakaan saat Naik Angkot hendak mengisi Halqah (kajian) di Perbuangan.

Saya mengenal Ka Roiyyah sudah sekitar 9 tahun lalu saat beliau dan suaminya ustadz Junaidi di tempatkan tugas kerja sebagai seorang guru SD ke pelosok sumatera Utara tepatnya daerah Desa Batuhobot Serdang bedagai. Daerah yang notabenenya 90% penduduknya Kristen, Itu adalah kampong saya. Tak seorang pun dikenalnya di sana. Bermodalkan keyakinan juga dengan harapan dapat mengembangkan dakwah Alhamdulillah banyak hal dimudahkan dalam urusan dakwahnya. Termasuk tempat tinggal yang disediakan dll. Tapi tak sedikit juga cobaan dan tantangan yang beliau alami dalam membangun dakwah di sana.

Suaminya Ustadz Junaidi hanya bekerja sebagai penjual tahu bakar dahulu untuk memenuhi kehidupan mereka. Hampir sudah 15 tahun mereka berumah tangga belum juga di karuniakan anak. Pernah satu waktu (saya lupa tahun berapa) mereka diberikan kebahagiaan memiliki Anak, buah dari pernikahaan mereka. Tapi Allah lebih cinta kepada anak mereka cukup 1 hari saja mereka bisa melihat si buah hati lalu Allah kembali memanggil anak mereka.

Ustadz Junaidi dan Ka Roiyyah adalah tauladan kami para pengemban dakwah di medan sumatera utara. Banyak hal – hal yang patut di contoh dari semangatnya. Saya saja sampai saat ini terus meneteskan air mata mengingat perjuangan mereka untuk kembangkan dakwah di daerah kampong orang tua saya itu. Bisa dibayangkan, setiap minggu dengan sepeda motor butut milik suaminya (Honda astrea 700) mereka harus ke ibukota kabupaten hanya untuk halqoh dengan jalan berlubang jarak tempuh sekitar 60km perjalanan sekitar 3jam lebih. Dan itu berjalan selama 9 tahun dan nyaris beliau bukan termasuk orang yang suka lalai halqah. Dan waktu yang harus dia korbankan hanya untuk halqah adalah1 hari penyesuaian halqohnya dan suaminya kemudian dia juga harus mengisi halqoh di kota itu. Tak jarang mereka harus menginap di kota kabupaten sei rampah setiap minggu untuk halqah. Sekitar tahun lalu saat dakwah belum mekar untuk JM dan kajian mingguan mereka juga tak pernah tinggalkan. Mereka memberi teladan bagi kami bahwa dakwah itu adalah poros hidup. Dengan hanya tinggal di rumah kecil jatah sekolah tempatnya mengajar dalam bentuk sederhana– dia tetap teguh dalam mengembangkan dakwah di daerah itu bersama suami tercintanya.

Tak satu di kenal – tak satupun ada keluarga. Tapi kegigihannya dalam mengembangkan dakwah di sana menghadapi kondisi masyarakat yang keras dari pelosok negeri menjadikan dirinya layak di beri pertolongan demi pertolongan dalam dakwah. Padahal pernah satu waktu, suaminya itu mendapat cercaan dari tokoh masyarakat setempat karena latar belakang suaminya yang hanya dari tamat SMA menyampaikan Islam. Dia menceritakan pada saya seorang tokoh pernah mengusir dirinya keluar dari rumah karena telah bermimpi dan mengatakan bahwa dirinya anak kemaren sore dalam dakwah. Tapi suaminya tak pernah mengeluh akan hal itu. Terus dakwah masuk pada mereka di Daerah Dolok Masihul.

Kala hampir 6 tahun berjalan dakwah di sana tak seorangpun bertahaan dalam dakwah disana. Ada yang masuk dan dapat tekanan masyarakat akhirnya keluar lagi. Dan berbagai macam tantangan yang dihadapinya. Yang paling sering adalah boikotan dan pengucilan. Karena notabenenya mereka bukan warga asli penduduk setempat. Jadi selalu atas nama nenek moyang – adat dan premodialisme warga setempat mereka selalu mendapatkan cobaan dalam dakwah.

Dalam dakwahnya suami istri perindu syurga pejuang syariah dan khilafah ini, kerap membuat hati kita malu bertemu dengannya. Bagaimana tidak, jika ada rapat dakwah di kota medan dirinya tak pernah telat dan selalu hadir – sebagai informasi kota medan dari tempat tinggalnya sekitar 3- 4 jam walau malam larut malam dengan sepeda motor butut suaminya dia tak pernah mengeluh untuk hadir. Padahal dalam perjalanan malam dini hari selesai rapat dia harus melewati daerah minim penerangan, perkebunan sawit dan jalan yang berlubang berpuluh – puluh KM. tapi itu tak pernah gentarkan semangatnya. 9 tahun aku kenal dirinya dan suaminya tak pernah ku rasakan kalau mereka adalah orang pernah mengeluh untuk amanah Dakwah.

***

Tapi hari ini ka Roiyyah telah tiada. Allah sangat sayang padanya InsyaAllah dia termasuk orang yang syahid karena dalam perjalanannya menuju tempat untuk halqoh lalu mobil angkot yang ditumpanginya kecelakaan. Sekitar pukul 16.00 kala aku kabarkan kepada teman kerjanya bahwa ka roiyyah telah meninggal temannya tak menyangka. Karena sekitar pukul 11.30 siang dia masih mencuci WC sekolah tempat dirinya mengajar. Seorang guru mengatakan kepadanya, Kenapa di cuci WC nya bu? Tanya guru padanya. “ Ga apa-apa bu, anak lagi bermain istirahat, biar saya saja yang mencuci WCnya, kasihan mereka” itulah ucapannya terakhir di pagi hari, kenang dari teman akrabnya.

Saya mengenang cita – cita mereka 9 tahun lalu saat saya berkunjung kerumah mereka saat lebaran. Mimpi mereka adalah menjadikan Dolok masihul satu mahaliyah terbentuk. Dan Kabar terkini yang saya dapat Alhamdulillah ternyata di sana sudah ada satu mahaliyah dari upaya kerja keras mereka suami istri berdua. Dan Ka Roiyyah sebagai PJ akhwat dan Ustadz Junaidi sebagai Masul untuk ikhwan di sana. Subhanallah, Alhamdulillah ….

Ka roiyyah mimpimu sudah terwujud dengan membentuk satu mahaliyah di pelosok Sumatera Utara. Jerih payahmu sudah membuahkan hasil. Dan engkaulah inspirasi ku inspirasi dakwahku…

Semoga Allah Memberikanmu Syurga seperti yang pernah kau ucapkan dahulu pada ku dan Istri saat berkunjung kerumahmu….

Untk Ustadz Junaidi.. abang, sahabat, dan sekaligus sudah ku anggap jadi orang tuaku… engkau adalah suami yang layak pada Ka Roiyyah.. engkau telah memberikan kami banyak ilmu dalam kehidupan ini… bersabarlah bang Jun. InsyaAllah ini adalah jalan yang terbaik untuk dakwah Islam…. Semoga.

Adikmu : Bara Lubis (aktivis HTI Sumut)

www.voa-khilafah.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers