Said Aqil Siradj: Cikal Bakal ‘Teroris’ Itu Rajin Shalat Malam, Puasa dan Hafal Qur’an

Voa-Khilafah.com, JAKARTA - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, mengungkapkan bahwa cikal bakal pemahaman radikalisme dan terorisme sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat.

Said Aqil pun menceritakan sosok Dzulkhuwaisir yang begitu sombong meminta Rasulullah berbuat adil.

“Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya, artinya tidak paham secara substansif. Mereka itu sejelek-jelek manusia bahkan lebih jelek daripada binatang. Saya tidak termasuk mereka, mereka tidak termasuk kami,” kata Said Aqil Siradj saat menjadi narasumber “Dialog Ormas-ormas Islam dalam Mempertahankan NKRI”, di Sahid Hotel, Jakarta Pusat, pada Sabtu (11/5/2013).

Prediksi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun terjadi, orang-orang yang berpaham Khawarij membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib.

“Prediksi Rasulullah ini terbukti tahun 40 H, Sayyidina Ali keluar dari rumahnya mengimami shalat Subuh dibunuh, bukan oleh orang Kristen, bukan oleh orang Katolik, bukan orang Hindu, bukan orang non-Muslim. Yang membunuh, Abdurrahman bin Muljam; Qaimul Lail, Shaimun Nahar, Hafizhul Qur’an. Yang membunuh Sayyidina Ali ini tiap hari puasa, tiap malam tahajjud, dan hafal Qur’an,” paparnya.

Alasan pembunuhan Ali bin Abi Thalib, kata Said Aqil, karena Khawarij menuduhnya telah menggunakan hukum manusia hasil musyawarah Daumatul Jandal atas perselisihan antara pihak Ali dan Muawiyah.

“Wal hasil, inilah cikal bakal radikalisme, terorisme dalam Islam. Korbannya bukan siapa-siapa, korbannya adalah awwalu man aslama minal sibyan, remaja pertama yang memeluk Islam,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Amir JAT Wilayah Jakarta, Ustadz Nanang Ainur Rofiq meluruskan penjelasan Ketua PBNU Said Aqil Siradj tentang Khawarij. Menurutnya, ciri Khawarij yang disampaikan Said Aqil Siradj justru tendensius bagi kaum Muslimin.

Said Aqil begitu sering mengulang-ulang ciri Khawarij adalah Qaimul Lail, Shaimun Nahar, Hafizhul Qur’an (sering mendirikan shalat malam, berpuasa di siang hari dan hafal Al-Qur’an) padahal ciri itu sebenarnya gambaran seorang Muslim yang taat.

“Apakah khawarij itu karena rajin shalat malam dan lain sebagainya? padahal ada perkara mendasar di sana soal Khawarij,” ujarnya di hadapan ratusan hadirin yang hadir.

Padahal substansi dari kisah Dzilkhuwaisir adalah paham mengkafirkan yang serampangan terhadap Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah dan menerapkan syariat Islam. Jauh berbeda dengan pemerintah sekarang yang tidak menerapkan hukum Islam.

Kemudian, ciri yang paling mencolok dari paham Khawarij juga mengkafirkan para pelaku dosa besar, inilah yang tidak dijelaskan oleh Said Aqil Siradj.

“Persoalan Khawarij itu adalah karena mereka mengkafirkan pelakudzanbun kabair(pelaku dosa besar), ini yang tidak dijelaskan. Padahal semua ulama itu paham apa itudzanbun mukaffirah, dzanbun kabair, dzanbun ma’ashi,” jelasnya.

Pemahaman itulah yang bertentangan dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah. “Ahlus Sunnah melarang mengkafirkan orang yang melakukan dzanbun kaba’ir (pelaku dosa besar),” tandasnya. (ahmed widad/voa-islam/Voa-Khilafah.com)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers