Hari-Hari Ramadhan Para Ulama

Voa-Khilafah.com - TELAH diungkap di tulisan sebelumnya, gambaran mujahadah Ramadhan para salaf, khususnya para tabi’in (Baca, Kuatnya Tilawah Para Salaf Saat Ramadhan). Lalu bagaimana dengan generasi sesudahnya? Ternyata masih ada juga dari kalangan ulama yang meneruskan “tradisi baik” ini.

Sebagai contoh, Imam Syafi’i (204 H), beliau dalam bulan Ramadhan biasa menghatamkan Al Qur’an dua kali dalam semalam, dan itu dikerjakan di dalam shalat, sehingga dalam bulan Ramadhan beliau menghatamkan Al Qur`an enam puluh kali dalam sebulan (Tahdzib Al Asma’ wa Al Lughat, 1/45)

Al Qazwini (590 H), seorang ulama madzhab Syafi’i yang masuk golongan mereka yang bermujahadah dalam bulan Ramadhan, akan tetapi aktivitas beliau agak berbeda dengan amalan-amalan para ulama lain. Setelah shalat tarawih, beliau membuka majelis tafsir yang dihadiri banyak orang. Beliau menafsirkan surat demi surat semalam suntuk, hingga datang waktu shubuh. Kemudian beliau melakukan shalat shubuh bersama para jama’ah dengan wudhu isya’. Sekan tidak memiliki rasa lelah, setelah itu beliau mengajar di madrasah Nidhamiyah sebagaimana biasanya. (Thabaqat As Syafi’iah Al Kubra, 6/10).

Ali Khitab bin Muqallad (629 H), seorang ulama Bagdad yang hidup di masa khalifah Al Muntashir, dalam Ramadhan mampu menghatamkan Al Qur’an 90 kali, dan di hari biasa beliau menghatamkan sekali dalam sehari. (Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra, 8/294).

Adapun untuk mempersiapkan Ramadhan, kita bisa belajar dari Taqi Ad Din As Subki (756 H). Beliau memiliki kebiasaan dikala datang bulan Rajab, yakni tidak pernah keluar dari rumah kecuali untuk melakukan shalat wajib, dan hal itu terus berjalan hingga Ramadhan tiba. (Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra, 10/168).

Ini ditempuh supaya beliau lebih bisa konstrasi beribadah, sehingga ketika Ramadhan telah tiba, fisik dan batin sudah memiliki kesiapan untuk melakukan dan meningkatkan mujahadah dalam beribadah.

Selain itu, adapula Khatib As Syarbini (977 H), ulama besar Mesir penulis Mughni Al Muhtaj, juga memiliki cara tersendiri agar bisa konsentrasi melakukan ibadah ketika Ramadhan tiba. Yakni, tatkala terlihat hilal Ramadhan, beliau bergegas dengan perbekalan yang cukup untuk ber’itikaf di masjid Al Azhar, dan tidak pulang, kecuali setelah selesai menunaikan shalat ied. (lihat, biografi singkat As Syarbini dalam Mughni Al Muhtaj, 1/5)

Di India Tarawih dengan Bacaan 30 Juz

Di India pada abad 13 H kebiasaan shalat tarawih dengan menghatamkan 30 juz dalam semalam masih dilestarikan. Hal itu diketahui dari fatwa Imam Laknawi, ulama madzhab Hanafi dari India yang wafat 1304 H, mengenai bolehnya menghatamkan Al Qur`an 30 juz dalam semalam di waktu tarawih, guna merespon pertanyaan-pertanyaan mengenai kebiasaan umat Islam menghatamkan Al Qur`an dalam tarawih di zaman itu. (Iqamat Al Hujjah, 154). [www.voa-khilafah.com]

Sumber : Hidayatullah.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers