“Agen” Asing Susupi Acara Konferensi Parlemen Negara Islam

Voa-Khilafah.co.cc - Inilah buktinya bahwa agen dan mata-mata asing asal Barat masih banyak berkeliaran di Indonesia. Kepolisian Daerah Sumatera Selatan berhasil membekuk enam orang yang diduga terlibat sebagai mata-mata asing suruhan sebuah Negara adidaya di arena Konferensi Parlemen Negara Islam (PUIC) yang digelar di Hotel Aryaduta Palembang.

Agen asing ini menyusup ke ruang sidang dengan mengaku sebagai anggota Badan Intelejen Negara (BIN).

Sejak tanggal 24-27 Januari 2012, enam orang itu sudah melakukan penyamaran di acara pembukaan dan penutupan acara dengan tamu-tamu dari Negara Islam ini.

Penyidik dari Polda Sumsel juga belum mengetahui, apa tujuan mereka mengumpulkan data dari delegasi negara yang hadir di acara tersebut.

Namun aparat menemukan barang bukti berupa 13 unit handphone Blackberry, laptop, uang tunai senilai Rp 33 juta dan Handy Talky (HT) dan berkas-berkas lainnya saat ini sedang dalam pemeriksaan intensif Laboratorium Forensik Polda Sumsel.
Wakil Direktur Direktorat Reskrim Umum Polda Sumsel AKBP Imam Sachroni SIk di sela penyidikan kemarin, mengatakan, keenam tersangka yakni Cristine Hapsari, Dwi N, Idham, Trisno, Arto, dan Gatot.

Anggota BIN gadungan itu tiga diantaranya, Gatot yang notabene sebagai ketua, Trisno dan Arto menginap di Hotel Aryaduta Palembang. Sementara tiga lainya, Kristin Hapsari, Dwi N dan Idham, cek in di Hotel Budi, yang beralamat di Jalan Radial, Palembang.

Mereka beraksi sejak Penutupan acara Konferensi Parlemen Negara Islam (PUIC) yang dihadiri oleh 37 delegasi parlemen negara-negara anggota OKI dan 10 peninjau dari berbagai organisasi internasional itu.

Mereka diduga mengikuti langkah utusan salah satu Negara di Timur Tengah dan kemudian menyerahkan informasi ke Negara Asing

“Diduga kerja mereka dibiayai pihak lain yang tujuannya untuk mengetahui informasi dari Negara yang dimata-mata. Setelah mendapat infomasi itu orang tersebut mengirimkan data ke pihak lain melalui teknologi internet dan Blackberry,” ungkap salah satu sumber yang bisa dipercaya seperti dikutip JPPN, Rabu (01/02/2002).

Saat diamankan, selain mengaku sebagai anggota BIN, mereka juga mengaku sebagai wartawan dari Jakarta yang sedang menjalani tugas di Palembang. Dari dalam kamar salah satu tersangka di lantai tujuh nomor 706, polisi menemukan yang diduga foto-foto delegasi peserta konferensi. Selain itu juga disita rekaman pembicaraan dari acara konferensi PUIC.
“Ada sebagian data-data maupun informasi yang ditemukan dalam kamar nomor 706 terdapat bukti-bukti seperti foto dan rekaman konferensi PUIC. Mereka sudah dicurigai sejak tanggal 27 dan baru diamankan tanggal 31 kemarin,” jelas sumber itu lagi.

Salah seorang anggota BIN yang tak mau disebutkan namanya, membenarkan keenam pelaku itu merupakan mata-mata negara asing. ‘’Kabarnya, mereka ini mata-mata dari agen salah satu negara adikuasa,” ujar sumber tersebut dikutip JPPN, Kamis (02/02/2012).

Dalam satu jam, menurut sumber BIN yang tak mau disebut tadi, para tersangka itu bisa dibayar sampai US$ 100 atau sekitar Rp. 1.000.000.

Menanggapi berita ini, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Scot Marciel Scot mengelak. Ia bahkan meminta masyarakat tidak terpengaruh atas isu yang berkembang paska ditangkapnya enam anggota BIN gadungan itu.

"Saya datang ke sini (Sumsel) hanya untuk melihat dan memastikan peluang investasi, kami juga ingin membantu pendidikan di sini," ujar Marciel dikutip laman Tempo, Jumat (03/02/2012).*hid/voa-khilafah.co.cc
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers