JAKARTA (Voa-Khilafah.co.cc) – Kaum fasik Jaringan Islam Liberal (JIL) atau sebut saja Jaringan Iblis Laknatullah (JIL) kemarin, Selasa (14/2) berkumpul di Bunderan Hotel Indonesia pukul 16.00 WIB. Jumlah mereka segelintir saja, hanya kumpulan makhluk bertatto, waria, homo dan lesbian serta para penghujat Islam.
Diantara gerombolan itu, terdapat dedengkot JIL, Ulil Absar Abdalla, Guntur Romli, Hanung Bramantyo (Sutradara), dan Jajang C Noer (Seniman). Di Bunderan HI tersebut mereka meneriakkan yel-yel “Indonesia Tanpa FPI, Indonesia Tanpa Kekerasan”.
Enam juru bicara Gerakan Indonesia Tanpa FPI itu (Vivi, Jo, Mariana, Tunggal, Ega, Faiza) dalam sebuah press release-nya, menyatakan sikapnya paranoidnya terhadap Front Pembela Islam (FPI) yang selama ini selalu berada di garis terdepan untuk membela kaum muslimin yang terzalimi.
Kaum fasik itu menuding FPI sebagai organisasi penebar kebencian. Padahal JIL itu sendiri yang mengumbar kebencian terhadap Islam dan kaum muslimin dengan menciptakan opini public melalui kekuatan media massa. Mereka kerap berkedok HAM, Aksi Damai, dan Tanpa Kekerasan. Mereka berdusta atas nama perdamaian.
Hingga menjelang Maghrib, Aliansi kaum Sepilis terus memancing dan memprovokasi masyarakat. Mereka menantang, menunggu kedatangan FPI. Inilah bukti, slogan damai yang diusung kelompok liberal omong kosong belaka. Mereka tak ubahnya bara api yang hendak membakar amarah rakyat Indonesia.
Dengan mulut kotornya, Gerakan Sepilis (sekularisme, pluralisme dan liberalisme) itu juga menuduh aparat kepolisian impoten ketika berhadapan dengan polisi. Bahkan mereka memfitnah FPI didanai oleh beberapa petinggi kepolisian. Kaum munafik itu gusar, ketika Juru Bicara Kepolisian Boy Rafly Amar mengakui bahwa FPI adalah rekanan kepolisian.
Mereka juga menuduh FPI sama sekali tidak membela sebuah agama, melainkan alat untuk menebar benih teror dan ketakutan di tengah masyarakat. Padahal JIL yang dinahkodai oleh Ulil Absar Abdalla dan Guntur Romli, justru membuat akidah umat Islam menjadi rusak, menebar benih kebobrokan bagi masyarakat. Mengingat kelompok JIL ini selalu mengkampanyekan Free Sex, Homo-Lesbian, membela eksistensi kaum waria, melegalkan ganja dan miras, dan kerusakan lainnya.
JIL Organisasi Radikal
Siapa bilang JIL itu bukan organisasi radikal. Lihatlah, bagaimana cara Ulil Absar Abdalla mengalihkan isu partai di Demokrat yang merosot popularitasnya, dihajar lawan-lawan politiknya, tiba-tiba menghembuskan isu pembubaran FPI. Yang jelas ini bukan kali pertama, Ulil cs bernafsu membubarkan FPI. Terlebih, saat ini DPR sedang membahas RUU Ormas. Inilah cara JIL dan sejenisnya, hendak menggolkan RUU Ormas, yang targetnya adalah untuk mengebiri organisasi Islam seperti FPI.
Aneh bin ajaib, jika kaum fasik Sepilis itu mendesak pemerintah untuk membubarkan FPI, dan menangkap semua anggota FPI. Padahal yang seharusnya ditangkap dan dibubarkan adalah JIL dan kelompok liberal lainnya yang sudah terbukti memberikan kontribusinya dalam merusak akidah dan moral umat.
Dedengkot JIL, Ulil yang pernah divonis hukuman mati oleh alim ulama di Bandung ini sepertinya terus mencari penyakit. Lelaki pengumbar sahwat liberal, sekuler dan pluralisme ini terus mengumbar kebencian kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya kaum muslimin di sejumlah daerah, agar membenci FPI. Ulil sadar bahwa dirinya adalah provokator sesungguhnya.
Ketika tiada lagi pembela, FPI tampil sebagai pembela kaum muslimin. Ketika harga diri umat Islam terinjak-injak dan tercabik-cabik, FPI maju ke garis terdepan untuk mengangkat harkat dan martabat kaum muslimin. Ketika lingkungan kita dirusak kaum fasik (dekadensi moral), FPI berbuat untuk menyadarkan para pendosa. Ketika saudara sebangsa tertimpa musibah bencana alam, FPI mengerahkan tenaga untuk membantu.
Yuk kita senandungkan yel-yel: “Indonesia Tanpa JIL, Indonesia Tanpa Komparador Asing, Sudahi Kebobrokan Detik Ini” Juga. Desastian
(Voa-Islam/Voa-Khilafah.co.cc)