Voa-Khilafah.co.cc— Dalam aksi pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI) yang di gelar belakangan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Selasa, (14/02/2012) sore kemarin, beberapa pentolan aktivis Islam Liberal terlihat dalam rombongan. Di antara mereka terlihat Ulil Abshar Abdalla dan Guntur Romli.
Saat itu menjelang maghrib, di mana batas waktu melakukan unjuk rasa sudah akan habis, dan massa pengunjuk rasa sudah mulai membubarkan diri, media ini ini bertemu dengan Ulil, yang saat itu tengah mengenakan kemeja lengan pendek bergaris hitam-putih sedang meninggalkan lokasi sekitar pukul 17:35 WIB bersama dua orang wanita.
Ketika baru berjalan beberapa meter dari arah Bundaran HI, hidayatullah.com mencegat dan menyapanya sambil memperkenalkan diri. Namun Ulil terkesan menghindar ketika ditanya alasan, mengapa FPI harus membubarkan diri.
"Yang lain saja, yang lain saja," elaknya sembari mempercepat langkah.
Setelah didesak terus-menerus, barulah kemudian Ulil mau sedikit berkomentar saat ditanya soal alasan kehadirannya dalam Gerakan “#Indonesia Tanpa FPI” di Bundaran HI itu.
“Yah, kita dukung aja lah,” jawabnya singkat dengan kembali mempercepat langkah.
Pria yang pernah sekolah di Amerika ini juga mengaku tidak mewakili institusi pergerakannya, Jaringan Islam Liberal (JIL) atau Partai Demokrat (PD).
Sikap Ulil terhadap media ini berbeda dengan Guntur Romli. Saat ditemui di seberang Hotel Grand Hyatt sebelumnya, Guntur tidak sungkan-sungkan menyampaikan dukungannya terhadap pembubaran FPI.
“Menurut saya itu desakan dari masyarakat. Itu yang perlu didengar oleh pemerintah saat ini,” ujar pria yang pernah patah tulang pada hidung saat bentrok dengan FPI tahun 2008 ini kepada hidayatullah.com dan awak media lain.
Meski Ulil malu-malu mengakui dukungannya terhadap Gerakan “#Indonesia Tanpa FPI” atas nama JIL, namun Guntur justru mengiyakan jika LSM liberal itu turut mendukung gerakan anti FPI.
“Dari teman-teman JIL ada (juga yang ikut aksi),” ujarnya.
Guntur menambahkan, ormas pimpinan Habib Muhammad Rizieq Syihab, MA itu dinilai identik dengan kekerasan.
Sebelumnya, dalam akun jejaring sosial, Guntur dan Ulil ikut sibuk menggalang secara terang-terangan dukungan aksi. “Dukung gerakan #IndonesiaTanpaFPI. Support the Indonesia-without-FPI movement. | FPI is an Indonesian "Islamic" vigilante group,” tulis Ulil Abshar di akun @ulil Abshar-Abdalla.
Seperti diketahui, FPI adalah organisasi yang menyebut diri dan dikenal getol melawan bentuk kemaksiatan di Indonesia, seperti; homoseksual, prostitusi. Pada bulan Desember 2011, FPI mendampingi Sejumlah korban perebutan lahan dan pembantaian di Kabupaten Mesuji, lampung dan Ogan Kemuring Ilir, Sumatera Selatan, ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Yang terahir, Sabtu, 11 Februari 2012, rombongan FPI dari Jakarta yang akan membantu menghadapi kasus konflik agraria di wilayah Kalimantan Tengah dihadang sekitar 800 orang dari Suku Dayak di Bandara Udara Cilik Riwut Palangkaraya.
Mereka mengepung dan melakukan sweeping terhadap anggota Front Pembela Islam (FPI) yang mendarat dari Jakarta.
Momen inilah yang dimanfaatkan para aktivis dan LSM Jakarta (termasuk kelompok feminism, Jaringan Islam Liberal (JIL), kelompok buruh dan LGBT), untuk membubarkan FPI. Termasuk di antara mereka beberapa artis dan sutradara yang pernah berurusan dengan FPI. *hid/voa-khilafah.co.cc