Voa-Khilafah.co.cc–Itu adalah sepenggal kalimat bernada protes yang kudengar dari salah seorang saudariku mengenai jilbab dan pakaian yang dikenakannya. Agaknya stereotipingperempuan berjilbab besar dan berpakaian abaya longgar dalam masyarakat awam memang perlu diperbaiki. Setidaknya ini adalah kesan yang saya tangkap belakangan ini. Kesan ini menjadi semakin kuat ketika hari ini saya terlibat pembicaraan hati ke hati dengan saudari-saudari saya yang telah istiqomah mengenakan jilbabnya.
Saya jadi ingat sepenggal lirik lagunya Sami Yusuf yang berjudul “Free”.
“…. but, don’t you see?that I’m truly free.this piece of scarf on me.I wear so proudly.To preserve my dignity, my modesty, my integrity.SO, DON’T JUDGE ME.OPEN YOUR EYES AND SEE…”Luar biasa saya mengetikkan kata-kata tersebut dengan menitikkan air mata. Saya tahu betul dan mengerti bagaimana perasaan saudari muslimah saya saat orang lain menghakiminya karena pakaian yang dikenakannya.Padahal jika telah mengenal dekat, luar biasa kebaikan dan keramahan yang berusaha diberikannya. Jadi, mengapa harus sinis terhadap muslimah berjilbab besar??
Mungkin saya menulis ini memang penuh dengan perasaan emosi. Karena saya pasti menjadi seorang yang paling sedih ketika ada saudara muslimah saya yang berusaha untuk berhijab dengan benar, belajar agama dengan sungguh-sungguh, tapi tidak diberikan apresiasi positif atau bahkan dipandang sinis.
Sebenarnya apa yang salah dari berpakaian longgar dan berjilbab besar? Justru pakaian itulah yang melindungi pemakai dan yang melihatnya dari godaan syahwat dan terpaan fitnah. Kali ini saya tidak menggunakan dalil-dalil naqli yang memang sudah banyak tersebar pada tulisan-tulisan lain yang membahas tentang jilbab. Saya cukup membahasnya dengan menggunakan akal dan logika sederhana.
Sebenarnya apa alasan penguat mengapa harus berjilbab besar?
Yang pertama, jilbab besar dan pakaian longgar itu tidak menampakkan lekukan tubuh perempuan. Jika lekukan tubuh tersebut tidak terlihat maka pemakainya pun akan lebih nyaman beraktifitas tanpa perlu merasa kesempitan pakaian.
Yang kedua, jibab besar dan pakaian longgar yang tidak transparan akan meminimalisir resiko pelecehan yang sekarang sering beritanya muncul di televisi. Bukannya saya mau bilang bahwa dengan pakaian ini otomatis muslimah akan aman seratus persen dari ancaman pelecehan. Tapi, pakaian semacam ini sangat mengurangi syahwat laki-laki yang melihatnya. Jika pun dia masih nepsong alias jahil, itu berarti bukan salah perempuannya dong? kan sudah berpakaian serba tertutup?
Ketiga, meskipun jilbab bukan tolok ukur seseorang itu berakhlak baik atau tidak. Akan tetapi, dengan jilbab tersebut setidaknya pemakainya akan berpikir beribu kali jika hendak melakukan hal-hal yang menyimpang. Mungkin orang sering bilang, “malu sama jilbabnya”. Sebenarnya sih seharusnya malunya sama ALLAH. Tapi, ya bagaimana pun jilbab adalah pakaian yang menunjukkan kesopanan dan kebaikan.
Keempat, jilbab besar dan pakaian longgar adalah pakaian yang tak lekang dimakan mode yang terus bergulir. Nah, ini bagi para fashionista. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam tiap kali musim mode berlalu. Karena dengan jilbab besar dan abaya longgar, pakaian ini akan selalu menjadi mode yang “in” setiap tahunnya.
Kelima, jilbab besar dan abaya longgar adalah pakaian umat mulia yang menghargai dirinya sendiri. Karena, jika kita muslimah menganggap tubuh kita terlalu berharga untuk dipamerkan pada khalayak ramai, maka pakaian ini adalah pembungkus terbaik. Dengan pakaian ini, bahkan indahnya bayangan tubuh perempuan pun tidak dapat diobral dengan mudah dan murah di jalan-jalan. Hanya kalangan tertentu dan sangat terbatas yang pantas melihatnya.
Maka di sini saya mengajak kepada saudari-saudari muslimah saya seiman. Bahwa, tantangan dan musuh-musuh Islam di luar sana sangat banyak. Janganlah kita sibuk dengan mempermasalahkan saudari kita yang berjilbab besar. Mari kita atur barisan dengan rapi dan menghargai pada pilihan saudari-saudari kita yang berjilbab besar. Mereka itu bukan musuh, mereka itu saudara kita. Tidak seharusnya kita mengalienasi mereka.
Pun saudariku yang telah berjilbab besar, saat ini adalah waktu yang tepat untuk merangkul saudari kita yang belum berhijab. Untuk lebih menghargai dirinya, dan meraih ridho Allah dengan menutup aurat dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan. Jangan pedulikan orang-orang yang meremehkan kita. Meremehkan kebebasan kita untuk berbusana syar’i. Mereka tidak tahu bahwa bagi kami berhijab adalah suatu kebebasan!
Saudari-saudariku… mari kita satukan ruh kita dalam kalimat tauhid.
Hanya kepada Allah Rabb semesta Alam. Ilah satu-satunya yang pantas disembah.
[penulis adalah seorang perias Islami khusus akhwat]
(UT/Voa-Khilafah.co.cc)