1.Aurora Excalibur
Voa-Khilafah.Com - Senjata ini merupakan pesawat tak berawak yang beroperasi dengan lepas landas dan mendarat secara vertikal. Pesawat ini dapat mencapai kecepatan 460 mph (740 kmh) dan dapat membawa misil untuk ditembakkan. Pesawat ini bisa melakukan semua hal itu melalui remote control. Excalibur berhasil diuji pada Juni 2009.
2.Peluncur Granat XM-25
Senjata ini mampu menembakkan 25 granat pada jarak apa pun, jarak dapat diatur dan diprogram pengguna. Senjata baru ini menggabungkan kemampuan menembak dan komputer. Menurut rumor, XM-25 akan digunakan di Afganistan bulan ini.
3.Hellads
Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Pentagon mengembangkan senjata laser masa depan yang dikenal sebagai High Energy Liquid Laser Area Defense System. Sistem laser ini dibuat seringkas mungkin agar dapat dipasang di pesawat taktis tanpa mempengaruhi performa misi. Laser ini cukup kuat untuk menembak jatuh roket, misil, dan artileri lain. Uji tingkat empat senjata ini dijadwalkan dilakukan tahun ini.
4.Kamuflase Masa Depan, Metaflex
Metaflex Future Camouflage, Ilmuwan Skotlandia mengembangkan kamuflase dengan menciptakan materi yang disebut Metaflex. Materi ini saperti jubah menghilang Harry Potter. Pemakai akan menjadi tak tampak karena materi Metaflex membengkokkan cahaya ketika sampai di permukaannya. Jubah hilang ini diuji tahun ini dan berpotensi dapat digunakan sebagai senjata pertahanan.
5.The Free Electron Laser
Angkatan Laut (AL) sedang merancang sistem laser lain yang dapat menembak jatuh roket dan misil yang menyerang kapal. Tak ada batasan penggunaan laser ini ketika sasarannya bukan pelacak, sensor, pertukaran informasi, dan target. Rancangan awal senjata ini selesai pada Maret dan prototipe senjata ini tersedia pada maret 2012.
6.Railgun
Militer Amerika Serikat (AS) menguji sebuah versi Railgun pada 2008 lalu. Senjata ini dapat mempercepat kecepatan proyektil menjadi 2,4 kmh (tujuh kali kecepatan suara). Versi sempurna senjata ini akan siap antara 2020-2025 mendatang
7.Organisme Sintetis BioDesign
DARPA mengeluarkan dana sebesar US$ 6 juta (Rp 53,7 miliar) untuk proyek menciptakan mikroorganisme ‘yang diprogram hidup selamanya’. Mikroorganisme ini berisi molekul yang membantu bertahan hidup, serta dapat digunakan untuk membunuh hanya dengan jentikan switch. Debut senjata ini masih belum diketahui. (Bio Design Synthetic Organisms).
8.Senjata Pembunuh milik China
AL China mengembangkan ‘senjata pembunuh’ yang memiliki kemampuan menarget dan menghancurkan pesawat AS. Misil balistik antipesawat ini dapat menyerang pesawat AS pada jarak dua ribu km. Kemampuan manuver tak terprediksi misil ini membuatnya mampu menghindari radar. Debut senjata ini belum diketahui.
9.Hybrid Insect MEMS (HI-MEMS)
HI-MEMS terdiri dari setengah serangga, dan setengan mesin. Pertama, sistem mikro-mekanis ditempatkan di dalam serangga selama masa metamorfosis. Serangga ini beroperasi seperti mobil remote control. HI-MEMS akan digunakan untuk mengumpulkan informasi menggunakan sensor, seperti mikrofon atau detektor gas. Debut senjata ini belum diketahui
10.Sistem Senjata Sunyi DREAD
Sistem Senjata Sunyi DREAD (DREAD Silent Weapon System) memiliki kemampuan menembakkan 120 ribu peluru per menit. Senjata ini sepenuhnya digerakkan listrik, bukan bubuk mesiu. Berarti senjata ini tak akan bersuara dan tak akan ada panas. Debut senjata ini belum diketahui.
Meriam Modern Khilafah Utsmani
Beberapa abad silam Khilafah Utsmani kian memperluas kekuasaannya ke seantero dunia, tak lama setelah memproklamirkan kedaulatannya. Eropa berhasil ditaklukkan. Kesuksesan Utsmani menguasai wilayah yang begitu luas ditopang teknologi militer tercanggih di zamannya walaupun saat ini keadaan berbalik ke pihak musuh-musuh Islam, namun suatu hari keadaan kan berbalik kembali ke pangkuan Khilafah Islam dengan teknologi yang super canggih pula di masa depan. Para sarjana Islam telah mengembangkan bubuk mesiu serta senjata peledak sejak awal abad 12.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II, Kekhilafahan Utsmani mulai mengembangkan senjata meriam. Teknologi meriam yang dikembangkan pada era kejayaan Utsmani tersebut terbilang canggih. Senjata meriamnya bisa dibagi menjadi dua bagian. Sehingga, memudahkan saat dibawa ke medan perang.
Pada abad ke-15 hingga 16 M, negara-negara Eropa belum memiliki meriam secanggih itu. Meriam berukuran besar itu secara khusus diciptakan pada 1464 M atas pesanan Sultan Mehmet II. Sang Penakluk, begitu Sultan Muhammad II dijuluki, sengaja memesan meriam berukuran raksasa yang belum ada sebelumnya.
Berat Meriam Mehmed II itu mencapai 18 ton, panjang 5,23 m dan berdiameter 0,635 m. Panjang larasnya mencapai 3,15 m, tempat mesiunya berdiameter 0,248 m. Selain itu, pasukan artileri (bagian meriam) milik Sultan Muhammad juga diperkuat para desainer dan insinyur yang ahli di bidang persenjataan. Beberapa yang termasyhur antara lain, Saruca Usta dan Muslihiddni Usta.
Senjata meriam raksasa yang diciptakan pada masa kejayaan Daulah Khilafah Utsmani itu memiliki daya jangkau dan daya ledak yang terbilang luar biasa. Jangkauan Meriam Mehmet II mampu melintasi selat sejauh satu mil. Dalam Pertempuran Dardanelles, meriam itu mampu menenggelamkan 6 kapal Sir John Ducksworth. Konon, meriam itu dihadiahkan Sultan Abdulaziz kepada Ratu Victoria.
Meriam raksasa itu kini berada di Fort Nelson Museum.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II, Kekhilafahan Utsmani mulai mengembangkan senjata meriam. Teknologi meriam yang dikembangkan pada era kejayaan Utsmani tersebut terbilang canggih. Senjata meriamnya bisa dibagi menjadi dua bagian. Sehingga, memudahkan saat dibawa ke medan perang.
Pada abad ke-15 hingga 16 M, negara-negara Eropa belum memiliki meriam secanggih itu. Meriam berukuran besar itu secara khusus diciptakan pada 1464 M atas pesanan Sultan Mehmet II. Sang Penakluk, begitu Sultan Muhammad II dijuluki, sengaja memesan meriam berukuran raksasa yang belum ada sebelumnya.
Berat Meriam Mehmed II itu mencapai 18 ton, panjang 5,23 m dan berdiameter 0,635 m. Panjang larasnya mencapai 3,15 m, tempat mesiunya berdiameter 0,248 m. Selain itu, pasukan artileri (bagian meriam) milik Sultan Muhammad juga diperkuat para desainer dan insinyur yang ahli di bidang persenjataan. Beberapa yang termasyhur antara lain, Saruca Usta dan Muslihiddni Usta.
Senjata meriam raksasa yang diciptakan pada masa kejayaan Daulah Khilafah Utsmani itu memiliki daya jangkau dan daya ledak yang terbilang luar biasa. Jangkauan Meriam Mehmet II mampu melintasi selat sejauh satu mil. Dalam Pertempuran Dardanelles, meriam itu mampu menenggelamkan 6 kapal Sir John Ducksworth. Konon, meriam itu dihadiahkan Sultan Abdulaziz kepada Ratu Victoria.
Meriam raksasa itu kini berada di Fort Nelson Museum.
MERIAM BASILICA
Meriam Basilica atau The Ottoman Cannon adalah meriam besar yang berasal dari kekhalifahan Utsmaniyah, dengan ke akuratan nya yang mengerikan pada zaman itu.
Pada tahun 1452 M seorang Khalifah Muda bernama Muhammad II ( Al Fatih ) dari kekhilafahan Utsmani ( Ottoman ), menciptakan sebuah penemuan yang mengguncang dunia yaitu berupa meriam pembom raksasa yang dia beri nama dalam Bahasa Turki Qanun Bassilick, atau Bassilica Canon dalam Bahasa Inggris, dan disebut The Great Bombard, yang akan digunakan menjebol tembok benteng super tebal Konstantinopel yang selama 1100 Tahun tak tertembus oleh berbagai macam senjata.Meriam itu mampu menembakan bola besi padat seberat 700 Kg, dan jarak tembaknya adalah 1,6 Km.
The Great Bombard Muhammad Al Fatih, di moncongya tertulis sebuah doa kepada Allah Swt agar membukakan pintu kota Konstantinopel untuknya dan membukakan pintu hati warganya untuk masuk dan menerima Islam |
Akhirnya pada 29 Mei 1453 kota yang telah dijanjikan kepada kaum muslim yaitu Konstantinopel berhasil ditaklukan, dan menjadi Ibu Kota Negara Khilafah Islam selama 500 Tahun sampai akhirnya menjadi Istanbul Ibu Kota Bisnis Turki saat ini.
(dari berbagai sumber. www.voa-khilafah.com)