Voice of Khilafah - Sebagai
seorang Muslim maka saya percaya bahwa Apa yang difirmankan Allah dalam
Al-Quran adalah kebenaran. Dalam salah satu ayatnya Allah berfirman :
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (QS 3:96)
Ya, rumah yang mula-mula itu adalah Ka’bah. Di ayat diatas berhubung kalimat “tempat beribadat”
diapit tanda (…), maka bisa juga diartikan sebagai rumah yang pertama
ada. Tetapi berhubung kalimat selanjutnya berhubung dengan ber’kah dan
petunjuk, maka bisa diartikan sebagai rumah pertama di bumi dan rumah
pertama untuk beribadah. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana bentuk
Ka’bah pertama kali?. Apakah bentuknya berupa Kubus seperti bentuk
sekarang?.
Berhubung
tidak ada sumber pasti bagaimana bentuk Ka’bah pertama kali maka aku
asumsikan bentuk Ka’bah pertama kali kemungkinan Piramid. Kok bisa?.
Ka’bah yang
kita lihat sekarang adalah Bangunan berbentuk Kubus dengan ruang yang
pernah mengalami beberapa renovasi mengingat usia dan adanya bencana.
Renovasi kemungkinan dilakukan untuk meremajakan, merubah bentuk atau
memperluas ruang. Renovasi yang pernah terjadi antara lain ketika Ka’bah
dibangun kembali setelah rusak gara-gara banjir sekitar tahun 600 M
dimana pada saat itu Rasulullah (sebelum jadi nabi), menjadi pihak yang
meletakkan kembali Hajar Aswad (Batu Hitam), yang sempat menjadi
perselisihan petinggi Suku Quraisy.
Pada jaman
kuno ribuan tahun sebelum Masehi daerah gurun Arab dimana sekarang
terletak kota Mekah, merupakan tempat yang terisolasi. Hal itu bisa kita
lihat bahwa wilayah Arab hampir tidak pernah menjadi tempat jajahan
kerajaan-kerajaan Kuno yang besar semisal Romawi, Alexander Agung,
Persia atau Yunani. Jika bangsa India pernah sampai ke Arab itu juga
jauh ribuan tahun setelah jaman Ibrahim. Jadi secara kebudayaan masih
tertinggal dan kuno.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar baitullah (Ka’bah)
bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami
(amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”.(Al-Quran 2:127)
Kalau kita
baca QS 2:127 diatas, kita bisa memahami lain lagi bahwa seolah-olah
sebelum Ibrahim dan Ismail sampai ke lembah Bakah (Mekah), Ka’bah
sebenarnya sudah ada. Hal itu bisa kita baca dari kallimat “meninggikan dasar-dasar”,
lantas siapa yang membangun dasar Baitullah (Ka’bah) sebelum mereka
hadir?. Apakah Adam atau Nuh atau malaikat?. Seperti kita ketahui ada
beberapa riwayat yang mengatakan bahwa sebelum ada manusia Malaikat
sering melakukan thawaf diatas daerah tersebut (hanya Allah yang tahu).
Untuk
membangun bangunan dengan batu yang luasnya sekitar 100 m2 dan dengan
ketinggian yang cukup tinggi (Lihat QS 2:127 diatas ) Hal itu pasti agak
sulit untuk dikerjakan oleh 2 orang (Ibrahim dan Ismail), mengingat
mereka harus mengecor atap (kecuali tanpa atap atau beratap kayu, meski
sepertinya tidak mungkin). Hal itu akan lebih mudah dilakukan jika
bentuknya Piramid baik bentuk runcing atau setengah runcing. sehingga
lebih mudah membangunnya.
GAMBAR 1. KEMUNGKINAN BENTUK AWAL KA’BAH
Ketika masih berjumlah sedikit, peribadatan kemungkinan dilakukan DI DALAM Ka’bah.
GAMBAR 2. BENTUK KA’BAH SEKARANG
Nabi Ibrahim
selain sebagai manusia yang membangun Tempat Ibadah pertama kali, juga
merupakan Imam bagi seluruh manusia. Itulah mengapa pengaruhnya menyebar
ke banyak bangsa di dunia, termasuk bentuk tempat ibadah yang
menyerupai Ka’bah. Nabi Ibrahim sebagai Imam bagi umat manusia bisa
dibaca di DISINI
Pada awalnya
tentu pengaruh yang disebarkan oleh nabi Ibrahim adalah ajarannya yang
monotheisme (Tauhid) dan bentuk tempat ibadahnya. Jika ajarannya
menyebar maka bentuk tempat ibadahnya juga akan menyebar. Itulah mengapa
pada jaman kuno bentuk rumah ibadah mereka hampir semuanya berbentuk
menyerupai Ka’bah (Piramid).
Piramida Suku Inka (Amerika Latin)
Piramida Mesir
Piramid yang
tadinya kecil dan berada di gurun tandus telah menyebar ke berbagai
penjuru dunia dan tiba di berbagai bangsa besar yang memiliki peradaban
lebih maju. Sehingga pengaruh bangunan piramid yang sampai ke bangsa
besar tersebut pada akhirnya berubah menjadi bentuk piramid yang besar
pula .
Tetapi kita
harus mengakui bahwa ajaran yang dibawa oleh nabi Ibrahim tidak bisa
bertahan pada masing-masing bangsa itu. Yang setelah berjalannya waktu
masing-masing bangsa membuat kreasinya sendiri dengan mengukir pahatan
(relief) pada dinding piramid. Hal ini juga terjadi ketika para
Musyrikin Mekah pada saat itu menempatkan patung-patung disekitar Ka’bah
sebagai bentuk lain dari relief.
Piramid di Indonesia, khususnya Candi-candi di Jawa kemungkinan pengaruh Ka’bah pada jaman nabi Ibrahim. Hal ini diperkuat dengan adanya beberapa artikel yang menyinggung mengenai “Bani Jawi” yang merupakan keturunan dari nabi Ibrahim. Kata “Jawi” dalam kesusatraan Jawa merupakan kata “halus” dari Jowo (Jawa). Di dalam masyarakat Jawa kata-kata seperti “Tiyang Jawi (orang Jawa)” , “Serat Jawi (lembaran sastra Jawa)”, “Babad Tanah Jawi” sudah umum. Seperti kita ketahui bahasa Jawa itu bahasa yang paling ribet di seluruh dunia. Karena dalam 1 suku ada tingkatan-tingkatan bahasa yang bisa mencapai 6 tingkatan atau lebih dari bahasa yang paling kasar sampai paling halus, dimana tidak semua orang Jawa menguasainya.
Orang Jawa sebelum datangnya Islam
percaya akan adanya monoteisme (Sang Hyang Widhi). Dan bahwa di dalam
naskah-naskah Kuno Bangsa Jawa disebutkan bahwa Batara Brahma merupakan
leluhur dari raja-raja di tanah Jawa. Brahma merupakan nama lain
Ibrahim.
Pendapat mengenai Bani Jawi yang
merupakan keturunan Nabi Ibrahim bisa anda cari sendiri di Google. Secara
sempit Bani Jawi mengacu ke Jawa tetapi secara Luas Bani Jawi antara
lain meliputi “Sunda, Melayu/Sumatra, Bugis dll” yang berasal dari garis
Ketura (Istri nabi Ibrahim yang lain). Menurut beberapa penulis
Nusantara adalah Atlantis dulunya, dimana merupakan pusat peradaban pada
jaman dulu. Khusus untuk Jawa ada yang istimewa bahwa hampir 50% fosil
manusia purba dari seluruh dunia ditemukan disini (daerah Sangiran).
Jika anda membaca ceritera pembangunan
Candi Perambanan (secara mistik), diceritakan bahwa pembangunan Candi
perambanan dilakukan oleh ribuan Jin atas kehendak “Bandung Bandawasa”
terhadap “Dewi Rorojonggrang (Ratu Boko)” dimana pembangunannya secara singkat. Hal
ini mirip kisah “Nabi Sulaiman” terhadab “Ratu Balqis”. Meski alur
ceritanya tidak sama persis 100%.
Dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa luas istana Ratu Boko berhektar-hektar. Dibawah ini adalah gambar sisa-sisa istana Ratu Boko yang masih tersisa.
Kompleks Istana Ratu Boko yang terletak
di sekitar Jogja diperkirakan dibangun pada abad 8 M. Tetapi kemungkinan
lebih tua dari itu. Kompleks Ratu Boko merupakan kompleks
isatana Purbakala yang luas, dan mungkin terluas di Indonesia. Kompleks
Ratu Boko bila disaksikan dari udara adalah seluas pada gambar dibawah
ini.
Dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa luas istana Ratu Boko berhektar-hektar. Dibawah ini adalah gambar sisa-sisa istana Ratu Boko yang masih tersisa.
Salah satu tokoh yang ahli dalam
matematika Al-Quran yaitu Fahmi Basya bahkan mengungkapkan beberapa hal
menarik sebagai berikut (sumber republika) :
Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tongkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.
Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: ‘Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman’.” (QS Al-Baqarah [2]: 248).
Kedua, pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaiman telah wafat. (QS Saba [34]: 14). Saat mengetahui Sulaiman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut dengan Unfinished Solomon.
Ketiga, para jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan membuat patung-patung. (QS Saba [34]: 13). Seperti diketahui, banyak patung Buddha yang ada di Borobudur. Sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah Candi Prambanan.
Keempat, Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan. (QS An-Naml [27]: 20-22). Reliefnya juga ada. Bahkan, sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.
Kelima, kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia. (QS An-Naml [27]: 22). Menurut Fahmi Basya, Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah itu. “Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri,” katanya menjelaskan. Ditambahkan Fahmi Basya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.
Keenam, Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. (QS Saba [34]: 15). Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata ‘Wana’ bermakna hutan. Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba.
Ketujuh, buah ‘maja’ yang pahit. Ketika banjir besar (Sail al-Arim) menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya. “Tetapi, mereka berpaling maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar[1236] dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.” (QS Saba [34]: 16).
Kedelapan, nama Sulaiman menunjukkan sebagai nama orang Jawa. Awalan kata ‘su’merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah satu-satunya nabi dan rasul yang 25 orang, yang namanya berawalan ‘Su’.
Kesembilan, Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud. “Pergilah kamu dengan membawa suratku ini.” (QS An-Naml [27]: 28). Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi Ratu Boko.
Kesepuluh, bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. “Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman,” kata Fahmi menegaskan.
KLIK GAMBAR DIATAS UNTUK MEMPERBESAR
Selain bukti-bukti di atas, kata
Fahmi, masih banyak lagi bukti lainnya yang menunjukkan bahwa kisah Ratu
Saba dan Sulaiman terjadi di Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson
yang bertiup dari Asia dan Australia (QS Saba [34]: 12), kisah istana
yang hilang atau dipindahkan, dialog Ratu Bilqis dengan para pembesarnya
ketika menerima surat Sulaiman (QS An-Naml [27]: 32), nama Kabupaten
Sleman, Kecamatan Salaman, Desa Salam, dan lainnya. Dengan bukti-bukti
di atas, Fahmi Basya meyakini bahwa Borobudur merupakan peninggalan
Sulaiman. Bagaimana dengan pembaca? Hanya Allah yang mengetahuinya.
Wallahu A’lam. (RoL)
Fahmi Basya menyimpulkan bahwa Candi
Borobudur Prambanan dan daerah sekitarnya merupakan peninggalan nabi
Sulaiman. Tentu banyak pendapat yang menentang. Karena dari segi tahun
sejarah mungkin beda. Tetapi jika mendapat pengaruh mungkin bisa saja. Paling tidak artikel ini bisa menambah wawasan keagamaan kita. Tidak mengapa jika anda tidak setuju.
Yang
menjadi pertanyaan sekarang adalah kapan sebenarnya dan berapa lama
kira2 candi-candi itu (khususnya Borobudur & Prambanan) dibangun? (reviewofreligions/voa-khilafah)