Situs surat kabar Israel, Haaretz melaporkan bahwa partai Salafi yang lebih konservatif dibandingkan partai Ikhwan, An-Nur telah mengumumkan untuk pertama kalinya bahwa mereka akan menghormati semua perjanjian yang telah ditandatangani Mesir, termasuk perjanjian damai dengan Israel.
Partai Salafi An-Nur, yang memenangkan 25% -30% suara dalam putaran pertama pemilihan parlemen Mesir, mengatakan bahwa mereka juga mendukung negosiasi dengan Israel.
Sementara itu, seorang pejabat diplomatik senior di Yerusalem mengatakan pada hari Minggu lalu bahwa duta besar baru Israel di Kairo, Yaakov Amitai, akan mencoba untuk membuka saluran komunikasi dengan para pejabat Islam di Mesir, termasuk perwakilan dari Ikhwanul Muslimin dan partai salafi An-Nur.
Sumber itu mengatakan Israel harus terlibat dalam dialog dengan perwakilan Islam di negara-negara Arab yang relatif bersahabat, termasuk perwakilan dari partai-partai yang dianggap fundamentalis seperti partai Salafi An-Nur - jika mereka setuju untuk melakukan pembicaraan.
"Kami harus membuat setiap upaya untuk menjelaskan bahwa kita bukan musuh rakyat Mesir atau musuh rakyat Palestina," kata pejabat itu, menambahkan, "Orang-orang Palestina tidak dapat terus memegang ekor dunia Arab."
Dalam sebuah wawancara dengan wartawan Mesir, Amitai - yang hanya mengambil posisinya di Kairo enam hari lalu - ditanya apakah dia khawatir tentang kebangkitan politik Ikhwanul Muslimin.
Dia menjawab bahwa dia tidak ingin terlibat dalam urusan internal Mesir dan ia masih mempelajari situasi lebih lanjut.
Sampai saat ini, pemerintah Israel tidak berusaha untuk membuka kontak resmi dengan Ikhwanul Muslimin, dan komentar pejabat Yerusalem adalah hal yang biasa terkait kegagalan Ikhwan untuk mengakui Israel.
Namun, perwakilan dari gerakan Islam telah mengatakan kepada para diplomat Amerika bahwa kelompok itu tidak berniat untuk melakukan pencabutan perjanjian damai Mesir dengan Israel.(fq/hrtzeramuslim/voa-khilafah.co.cc)