Perempuan Terpelajar Berkontribusi dalam Kebangkitan Indonesia

Voa-Khilafah.co.cc. Pernyataan ini  menjadi kesimpulan  agenda Diskusi Terbatas yang berlangsung di Gedung QA Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Sabtu (12/11). Diskusi ini dihadiri sekitar 40 peserta yang berasal dari berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa dari empat kampus besar di Lampung  yakni Universitas Lampung, IAIN Raden Intan Lampung, Polinela,  DCC Wisma Bandar Lampung dan juga dihadiri Pondok Pesantren Darul Hikmah.

Dengan latar belakang pergerakan organisasi kampus yang berbeda, para peserta memperoleh pemaparan tentang “Peran Perempuan Terpelajar terhadap Kebangkitan Umat”.

Ibu Siska Maylana Sari, S. Pd., praktisi pendidikan menyampaikan bahwa potensi perempuan terpelajar begitu besar di negeri ini. “Hanya saja potensi yang besar justru memberikan masalah. Ilmu, karya dan pemikiran kalangan terpelajar telah dibajak untuk memperkuat sistem demokrasi kapitalisme (pro status quo). Perempuan dipaksa keluar rumah (to be a career woman/worker), demi kesejahteraan dan aktualisasi diri,” papar Ibu Siska. Akibatnya, perempuan kehilangan jati diri. Kondisi yang dialami perempuan terpelajar saat ini tidak lain akibat kungkungan sistem liberalisme kapitalisme. Untuk itu, satu-satunya cara untuk bangkit dengan  mengemban ideologi Islam.

Suasana semakin mencair tatkala Erlida Amnie, Aktivis MHTI Lampung menjelaskan kontribusi kampus dan intelektual mewujudkan kebangkitan Indonesia .  Erlida  menguraikan bahwa hampir sebagian besar aktivis dalam setiap organisasi kampus adalah perempuan, namun  sayangnya mereka hanya  sebatas mengerjakan aktivitas teknis.

Oleh karenanya, wajar bila kontribusi intelektual muslimah  dalam kebangkitan sangat sedikit.  “Agar Indonesia mampu bangkit, agenda mendesak yang harus dilakukan adalah mensosialisasikan Ideologi Islam secara masif . Hanya dengan memahami hakikat ideologi Islam, aktivis muslimah bisa memahami apa saja yang harus dilakukan,” jelas Erlida.

Pada sesi diskusi, peserta aktif memberikan tanggapan. Setiap dari perwakilan yang menyampaikan tanggapan dan mereka menyatakan setuju terhadap pernyataan pemateri. Mereka mengeluhkan kondisi susahnya mendapatkan rekrutmen mahasiswi untuk UKM. Akibatnya terjadi “vacuum of power” dalam lembaga UKM. Peserta juga ada yang bertanya bagaimana caranya, agar aktivis muslimah mampu berkontribusi dalam kebangkitan Indonesia. Satu-per satu pertanyaan tersebut dijawab dengan jelas oleh narasumber. Selain itu, ada yang menyarankan agar setiap UKM hendaknya dibentuk divisi keputrian dan juga ada yang mengingin ruang share bagi aktivis muslimah di setiap UKM. Walhasil, semua bersepakat untuk melakukan proyek-proyek membangkitkan intelektualitas muslimah dan  bersedia untuk mengikuti forum lanjutan dari Diskusi Terbatas yang diadakan oleh MHTI Chapter Kampus Lampung. (ul)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers