Penderita HIV/AIDS Meningkat, Buah Kerusakan Sistem Kapitalis; Hentikan Solusi Rusak Pembagian Kondom dan Pendidikan Seks Dini

Voa-Khilafah.co.cc - Setiap awal Desember telah menjadi rutinan, terutama bagi para aktivis sekuler, bak pahlawan, menebarkan solusi palsu ala barat untuk mengatasi meningkatnya HIV/AIDS. Tanggal 1 Desember telah ditetapkan sebagai hari AIDS sedunia, menggiring masyarakat untuk ikut serta dalam agenda yang telah digulirkan oleh Barat, biang malapetaka. 

Di Indonesia, beberapa media telah melaporkan, adanya peningkatan jumlah penderita AIDS tersebut. Sebut saja seperti yang dilaporkan Antara News, jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah pantai utara Jawa Tengah terus bertambah. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjangkiti ibu rumah tangga setelah tertular oleh pasangannya.

Kepala Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) RSUD Kardinah Kota Tegal, dr Primawati, di Tegal Kamis mengatakan, sejak berdirinya VCT Tegal pada Juli 2008 hingga November 2011, jumlah penderita AIDS tercatat 160 orang terdiri atas laki-laki 87 orang dan perempuan 73 orang.

Ia menyebutkan, jumlah penderita AIDS yang tercatat di VCT RSUD Kardinah sejak beberapa tahun terakhir cenderung meningkat.

Menurut dia, para penderita AIDS bukan hanya para pengguna narkoba dengan satu jarum suntik, orang berhubungan intim dengan banyak berganti pasangan atau heteroseksual seperti PSK, namun beberapa di antaranya merupakan ibu rumah tangga.

Di Papua lebih mengerikan lagi. Tahun ini saja, pengidap HIV/AIDS di Provinsi Papua mencapai 10.522 kasus, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 7.000 kasus. Kota Jayapura menjadi kota tertinggi mencapai 2.012 kasus, disusul Kabupaten Jayawijaya 1.600 kasus.

Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Papua, Constant Karma, di Sentani, Jumat mengatakan, peningkatan jumlah pengidap HIV-AIDS di wilayah paling timur Indonesia sangat cepat bahkan sudah merambah sampai ke daerah pedalaman.

Di Padang, sebagaimana disampaikan RSUP M Djamil Padang Aumas Pabuti, sejak tahun 2003 sampai Oktober 2011, mencatat 186 penderita virus mematikan itu masuk ke rumah sakit dan meninggal dunia. Jumlah total penderita yang dirujuk sekitar 693 penderita.

Senantiasa Berulang Solusi Palsu Produk Kapitalisme

Munculnya penyakit oleh virus mematikan ini tentu saja tidak terjadi sebelumnya, kecuali ketika kehidupan masyarakat dunia telah rusak. Seolah menjadi para pahlawan untuk mencegah HIV/AIDS, para aktivis sekuler tampil untuk meneruskan solusi palsu dari Barat.

Seperti yang dilakukan oleh para aktivis dan Komisi Penalungan AIDS (KPA) Sragen malah membagikan alat kontrasepsi secara terbuka dan terang-terangan ke berbagai elemen masyarakat di kawasan Sragen, Jawa Tengah, Kamis, 01/12/2011. Alat kontrasepsi tersebut dibagikan satu persatu kepada para pedagang di Pasar Bunder serta jalan-jalan protokol.

Sebanyak 30 ribu kondom akan dibagikan dalam Pekan Kondom Nasional sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember.

"Melalui penyelenggaraan Pekan Kondom Nasional ini diharapkan agar masyarakat kembali diingatkan akan pentingnya penggunaan kondom sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran HIV dan AIDS," kata Country Director DKT Indonesia, Todd Callahan dalam konferensi pers "Pekan Kondom Nasional 2011" di E-Corner Epicentrum Walk Kuningan, Jakarta, Rabu (30/11/2011).

Untuk kepentingan apa pembagian alat kontrasepsi tersebut, tidak ada yang lain kecuali hanya untuk kepentingan para kapitalis serta memberikan peluang atas legalisasi perzinaan, satu diantara pangkal munculnya penyakit mematikan tersebut.

Namun, seperti biasa, beberapa kalangan berkilah atas solusi palsu yang merusak dan penuh dengan kepentingan para kapitalis ini. Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Nafsiah Mboi mengatakan pembagian kondom gratis itu tidak berarti bahwa mendukung perilaku seks bebas namun untuk pencegahan penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

"Kita akan bagikan kepada pemula yang belum tahu. Ini bukan berarti mendukung 'free sex' (seks bebas), seks bebas itu sudah ada. Kondom adalah sebagai alat pencegahan," ujarnya.

Siapa yang dimaksud pemula itu? Remaja? Pelajar? Mahasiswa? Untuk kepentingan apa alat kontrasepsi bagi usia muda tersebut? Sementara nikah dini dipersoalkan, sedangkan zina dibiarkan. Jadi sangat jelas dan nyata, bahkan kampanye tersebut justru semakin mempertegas dukungan kepada perzinaan. Inilah program Barat untuk merusak negeri Muslim sekaligus menyetirnya demi kepentingan para kapitalis.

Pendidikan Seks Sejak Dini Solusi Gagal Kapitalis
Selain penyebaran alat kontrasepsi secara gratis, beberapa kalangan 'aktivis" sekuler menawarkan solusi pendidikan seks sejak dini tanpa menitikberatkan persoalan mendasarnya, yakni penanaman akidah Islam serta pengenalan syariah Islam dalam pergaulan.

Perhimpunan Konselor Voluntary Counseling and Testing HIV Indonesia Sumatera Barat, menyatakan, untuk menekan angka penderita HIV/AIDS di provinsi itu perlu adanya pendidikan seks sejak dini.

Ketua Perhimpunan Konselor Voluntary Counseling and Testing (VCT) HIV Indonesia (PKVHI) Sumbar Alfitri, di Padang, Rabu, mengatakan, pendidikan seks sejak dini merupakan salah satu cara untuk mencegah dan menekan angka masyarakat yang tertular virus berbahaya dan mematikan tersebut.

Demikianlah, lagi-lagi solusi-solusi palsu terus ditawarkan oleh para aktivis dan beberapa pihak. Namun, mereka telah melupakan atau bahkan menyembunyikan persoalan mendasar tentang masalah ini. Di Barat sendiri, akibat pendidikan seks, malah anak usia delapan tahun pun telah melakukan kejahatan pemerkosaan. Apakah ini yang akan diinginkan oleh para aktivis sekuler itu?

Tanpa landasan akidah yang kuat, solusi pendidikan seks hanya akan memperkeruh bahkan semakin membuat masalah baru. Mengapa para aktivis tersebut tidak berani menawarkan solusi syariah berupa penguatan akidah serta pengenalan tata pergaulan laki-laki perempuan yang benar sesuai dengan syariah? Ingat ada landasan sekularisme yang mereka usung. Sekali lagi, kaum Muslim akan memahami, masalah HIV/AIDS telah menjadi isu dunia yang Barat bermain untuk menjalankan program-programnya.

Kaum Muslim tentu tak membutuhkan solusi-solusi palsu tersebut. Umat Islam hanya membutuhkan solusi yang mendasar, dengan kembali kepada tatanan syariah dan hidup di bawah naungan Khilafah Islamiyyah. Syariat Islam yang memiliki solusi lengkap atas persoalan hidup manusia tersebut akan menyelesaikan persoalan ini dengan tuntas. Insya Allah, semakin dekat! [m/ant/lptn6/berita8/syabab/voa-khilafah.co.cc]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers