Urumqi - Di tengah penangkapan baru baru ini, pembatasan tentang ibadah puasa dan sholat di masjid-masjid, Muslim Uighur menderita di bawah episode terbaru dari tindakan represif pemerintah Cina terhadap etnis minoritas di wilayah barat laut Xinjiang.
“Jika ada tokoh agama membahas Ramadhan selama kegiatan keagamaan, atau mendorong orang untuk ambil bagian, maka mereka akan kehilangan lisensi mereka untuk berceramah,” kata Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Munich, Eurasia Review pada Jumat, 5 Agustus.
“Kasus-kasus yang lebih serius akan menghasilkan penangkapan dengan tuduhan terlibat dalam aktivitas agama yang ilegal,” katanya.
Sehari sebelum dimulainya bulan suci puasa bagi umat Islam Cina, setidaknya 11 orang tewas dalam serangkaian serangan di wilayah barat laut Xinjiang.
Pihak berwenang China mengutuk serangan terhadap etnis minoritas, setelah polisi China menembak mati dua orang Muslim hari Minggu lalu.
Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah 18 orang tewas dalam serangan di wilayah Xinjiang yang bergolak.
Setelah kerusuhan, lebih dari 100 orang Uighur ditahan oleh otoritas China.
Kebanyakan dari mereka yang ditahan sebagai tersangka itu merupakan warga muslim Islam yang menghadiri masjid dan istrinya yang mengenakan cadar, ungkap penduduk setempat.
Ibukota Xinjiang, Urumqi, pernah terjadi kekerasan mematikan pada Juli 2009 ketika minoritas Muslim Uighur menentang atas pembatasan Cina di wilayah tersebut.
Pada hari-hari berikutnya, massa etnis Han marah turun ke jalan membalas dendam. Ini merupakan kekerasan etnis terburuk yang pernah terjadi di China dalam beberapa dekade terakhir.
Kerusuhan tersebut mengakibatkan hampir 200 orang tewas dan 1.700 orang terluka, menurut angka pemerintah. Tapi Uighur, minoritas yang berbahasa Turki Muslim, mengatakan jumlah korban jauh lebih tinggi dan terutama dari komunitas mereka.
Pihak berwenang Cina telah menghukum sekitar 200 orang, sebagian besar etnis Uighur didakwa terlibat kerusuhan dan dijatuhi hukuman 26 tahun hingga sebagian dari mereka dijatuhi hukuman mati.
Tidak Puasa
Beijing menerapkan pembatasan terhadap Muslim Cina seiring dimulainya bulan suci Ramadhan.
Adapun bagi aparat pemerintah yang muslim di seluruh Xinjiang, pemerintah memaksa mereka untuk menandatangani “surat tanggung jawab” yang berisi perjanjian untuk tidak berpuasa, sholat tarawih, atau kegiatan keagamaan lainnya.
“Puasa selama bulan Ramadhan adalah kebiasaan etnik tradisional, dan mereka diperbolehkan untuk melakukan itu,” kata seorang karyawan yang menjawab telepon di kantor lokal pemerintah daerah panitia di ibukota wilayah Urumqi mengkonfirmasikan pelarangan di bulan Ramadhan.
“Tapi mereka tidak diperbolehkan untuk mengadakan kegiatan keagamaan selama Ramadhan,” tambahnya.
“Anggota Partai tidak diperbolehkan untuk berpuasa selama Ramadhan, dan dilarang juga bagi PNS.”
Adapun perusahaan swasta, karyawan Muslim Uighur ditawarkan makan siang selama jam puasa.
Siapapun yang menolak untuk makan bisa kehilangan bonus tahunan mereka, atau bahkan pekerjaan mereka, Raxit menambahkan.
Pemerintah juga menargetkan sekolah Islam, menyediakan mereka dengan makan siang gratis selama bulan puasa.
Seorang warga Uighur Beijing mengatakan siswa di bawah 18 tahun dilarang puasa selama bulan Ramadhan. Selain itu, kampanye pemerintah memaksa restoran di wilayah mayoritas Muslim untuk tetap buka sepanjang hari.
Lebih banyak pembatasan juga dikenakan pada orang yang mencoba untuk menghadiri shalat di masjid-masjid.
Setiap orang menghadiri sholat jamaah harus mendaftar dengan kartu identitas nasional mereka, ia menambahkan.
“Mereka harus mendaftar,” katanya.
“[Setelah sholat] mereka tidak diizinkan untuk [berkumpul dan] berbicara satu sama lain.”
Di bulan Ramadhan, umat Islam dewasa menjauhkan diri dari makanan, merokok, minum, dan seks antara fajar dan matahari terbenam.
Yang sakit dan mereka yang bepergian dikecualikan dari puasa terutama jika menimbulkan risiko kesehatan.
Muslim mendedikasikan waktu mereka selama bulan suci untuk lebih dekat dengan Allah melalui doa, menahan diri dan perbuatan baik. (onislam.net, 5/8/2011)
Voice of Al Khilafah
AKHBAR
CHINA
INTERNASIONAL
MUSLIM UIGHUR
RAMADHAN
XINJIANG
Tidak Ada Ramadhan untuk Muslim Uighur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)