Voa-Khilafah.co.cc - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)kembali menggelar agenda liqo’ syawal Ulama 1432 H, setelah sukses yang perdana di pondok pesantren (Ponpes) Al Mimbar Sambong Dukuh, Jombang. Kali ini Jumat (23/9) liqo’ syawal ulama digelar di lapangan Pleret, Pasuruan . Lebih dari 1500 Ulama, Kiai dan Asatidz hadir, mereka datang dari Pasuruan, Lumajang, Probolinggo dan Malang. Menurut, Infokom HTI Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jatim, liqo syawal Ulama 1432H diselenggarakan serentak di 19 kota di seluruh Indonesia antara lain Jember, Jombang, Ponorogo, Madura, DKI Jakarta, Bandung, Banten, Bogor, cirebon, Medan, Aceh, Padang, Lampung, Banjarmasin, Makasar, Kendari, dan kota lainnya.
Pertemuan Ulama yang dihadiri langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HTI, Drs.Rokhmat S. Labib,MEI dan KH. Drs. Hafidz Abdurrahman, MA ini , merupakan acara silaturahim keluarga besar Hizbut Tahrir Indonesia. Acara ini juga memiliki nilai politis yakni berkumpulnya Ulama, Kiai & asatidz dalam rangka untuk mengokohkah tekad bersama HTI dalam perjuangan menegakkan Khilafah . Sebab sistem kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini hanya menghasilkan kebobrokan dan kerusakan di tengah umat. Sistem buatan manusia ini harus diganti dengan sistem yang berasal dari Dzat yang Maha Baik, Allah SWT, yakni khilafah. Hal ini ditegaskan oleh kedua pembicara DPP HTI bahwa Khilafah adalah wajib, bahkan merupakan janji Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam Alquran Surah An-Nur ayat 55. Khilafah, yang merupakan sistem pemerintahan Islam akan melaksanakan dan mengatur urusan umat berdasarkan Syariah. Hal yang sama sebelumnya juga disampaikan oleh Drs. Mutoyo Abdun Muthi’ mewakili DPP HTI, sebagai penyelenggara.
Dalam kesempatan yang sama para Ulama diajak untuk menyambut seruan Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan syariah dan Khilafah. Sebagaimana disampaikan Kiai Mahmudi Pengasuh Ponpes Subulussalaam, Malang. ”Ulama harus menyambut seruan Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan syariah dan Khilafah”,ajaknya. “Karena Hizbut Tahrir selama ini tampak istiqomah dalam perjuangannya”. Hal senada juga disampaikan Gus Mujib, pengasuh Ponpes Dakwah Mambaul Hikam Lumajang, menurutnya dakwah Hizbut Tahrir mengingatkannya akan ilmu yang pernah dipelajari di pesantren, diantaranya tentang siyasiah (politik). Sekaligus merubah pemahamannya bahwa Syariah dan Khilafah Islamiyah pasti bisa tegak dan diterapkan. Abah Qayum, wakil Syuriah NU dari Gondanglegi Malang menyampaikan bahwa mengingat pentingnya peran Ulama di tengah umat, maka keterlibatan Ulama dalam perjuangan penegakan Khilafah dan penerapan Syari’ah bersama Hizbut Tahrir sangat luar biasa. Beliau mencontohkan langkahnya sebagai seorang ulama, bekal yang diperoleh dalam dakwah Hizbut Tahrir, disampaikan dalam pengajian yang diasuhnya.
Sebelum diakhiri, disampaikan sebuah Syair karya Syaikh Hafidz Shalih, ulama Hizbut Tahrir oleh tiga syabab Hizbut Tahrir Indonesia, Drs. Mahfudz, Drs. Bajuri dan Drs. Imam Muhtar serta seruan Hizbut Tahrir Indonesia pasca ramadhan oleh Pengasuh Ponpes Alfurqan Sukorejo, Pasuruan, Kiai Sukirno yang menegaskan bahwa Khilafah satu-satunya solusi dan kewajiban yang wajib diwujudkan, untuk mewujudkannya perlu dukungan ulama karena perannya sangat strategis. [lijatim/htipress/voa-khilafah.co.cc]