AMBON (voa-khilafah.co.cc) – Tragedi Ambon Berdarah 9/11 yang menzalimi umat Islam sudah berlalu 45 hari, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat baru akan menggelar rapat membahas kasus Ambon hari ini. Padahal Dubes Vatikan untuk Indonesia sudah mengunjungi umat Kristen Ambon sepekan lalu.
Masih belum pupus dalam ingatan kita, dalam insiden 11 September 2011 itu umat Islam di Ambon mengalami penzaliman yang luar biasa oleh kelompok mayoritas Kristen. Dalam konflik bernuansa SARA tersebut, masjid jami’ dan ratusan rumah umat Islam hangus dibakar habis.
Buntut kebengisan Salibis RMS, tercatat sebanyak 98 rumah Muslim dibakar dan dirusak berat. Puluhan pemuda Muslim terluka parah tertembak peluru tajam, beberapa di antaranya tewas terkena bom. Buntutnya, ribuan warga Muslim harus mengungsi karena kampungnya dibakar Salibis.
Perlengkapan senjata api dan bom di pihak Kristen itu bukan isapan jempol. Berdasarkan data resmi Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon, beberapa korban dari pihak Muslim meninggal akibat bom dan peluru senjata api.
Dalam daftar Nama Pasien-Pasien Korban Bencana Konflik yang meninggal di RSU Al-Fatah Ambon tanggal 11 September 2011, terpampang dua di antaranya meninggal karena bom dan peluru senjata api.
Ismail Samal (20), warga Batu Merah tercatat meninggal dengan diagnosa: “Robek daerah abdomen karena bom sampai kena isi abdomen.”
Sedangkan Sahroni Ely (20), warga Asilulu, tercatat meninggal dengan diagnosa: “Luka peluru dari dagu tembus belakang kepala, kena otak.”
Selain dari korban meninggal, RSU Al-Fatah juga mencatat 62 orang korban luka berat dan 42 korban luka akibat peluru senjata api, di antaranya: Yamin (29), warga Suabali, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak tembus perut, dioperasi tanggal 12/9/2011.”
Korban lainnya, Irfan Talakua (29), warga Batu Merah, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak tembus pada paha di kemaluan.” Sementara Akbar Sila (30), warga Belakang Mesjid, rawat jalan di RSU Al-Fatah dengan diagnosa: “Luka tembak di kepala bagian kiri.” Dan masih banyak lagi.
Meski sedemikian teraniaya, reaksi mayoritas tokoh Islam dan pemimpin yang mayoritas Islam ini biasa-biasa saja. Tak ada kutukan para tokoh bangsa dan pemerintah terhadap perusuh Kristen yang membakar masjid dan ratusan rumah umat Islam itu. Juga tak ada tudingan teroris dan radikal yang dialamatkan kepada perusuh Salibis. Sampai berita ini diturunkan, aparat belum memburu teroris Kristen RMS yang memakai senjata api dan bom tersebut. Juga tak ada media yang menayangkan puing-puing masjid jami’ dan ratusan rumah yang hangus dibakar salibis. Padahal mereka semua notabene mayoritas Muslim.
Tak heran jika warga Muslim Ambon sangat kecewa dengan sikap MUI yang sama sekali tidak memperhatikan nasib mereka. Kekecewaan itu disampaikan warga kepada delegasi voa-islam.com ketika menyampaikan bantuan dana pembaca voa-islam.com, Ahad (23/10/2011).
“Selama ini kaum muslimin yang ada di Maluku kurang sekali memperhatikan kami di antaranya seperti MUI sendiri seng pernah memperhatikan kami,” ujar salah seorang Ketua RT di Kampung Waringin Ambon yang rumahnya ludes dibakar Salibis.
MUI bukan tidak tahu terhadap penderitaan umat Islam Ambon. Sebulan lalu, voa-islam.com bersama Forum Umat Islam (FUI) memaparkan data-data kerusuhan Ambon di hadapan seluruh pengurus MUI Pusat.
Usai mendengar pemaparan fakta dan data pembantaian Salibis terhadap umat Islam Ambon, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin dengan sangat geram mengutuk umat Kristen yang melakukan kebiadaban dan kejahatan kemanusiaan. “Kalau umat Kristen melakukan ya kita kutuk, karena dia melakukan tindakan destruktif. Jadi MUI tegas saja,” ujarnya kepada voa-islam.com di kantor MUI Jalan Proklamasi Jakarta, (27/9/2011).
MUI juga berjanji akan membentuk Tim Investigasi secepatnya untuk mencarai fakta-fakta langsung ke Ambon. “Semua informasi itu kita terima, kemudian kita akan lakukancheck and recheck, kita tabayyun. Dalam tabayyun itu kita akan bentuk tim investigasi untuk mencari fakta. Kita juga akan meminta laporan dari MUI Maluku dan MUI Ambon untuk memperoleh informasi itu. Kita akan cari tahu dulu posisinya seperti apa, kejadiannya seperti apa, penyebabnya apa, korban yang terjadi seperti apa. Kita akan melakukan penelitian,” tandas Ma’ruf Amin.
Sampai saat ini, sudah satu bulan berlalu, namun kutukan MUI terhadap perusuh Kristen Ambon tak berbekas. Juga janji membentuk Tim Investigasi tak kunjung terbukti.
Senin (24/10/2011), voa-islam.com mempertanyakan janji MUI Pusat untuk membentuk Tim Investigasi insiden Ambon 9/11 yang menzalimi umat Islam. Dengan tenang, KH Ma’ruf Amin mengakui bahwa sampai saat ini MUI Pusat belum membentuk Tim Investigasi. Rencananya MUI baru akan rapat hari ini (Selasa, 25/10/2011).
Uskup Vatikan Lebih Tanggap
Lambannya MUI dalam merespon permasalahan umat ini sangat disayangkan warga Muslim Ambon. Pasalnya, sikap yang reaktif cepat justru dilakukan oleh pihak Kristen, padahal posisi mayoritas Kristen Ambon bukan korban.
Dengan tanggap, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi berkunjung selama 3 hari ke Ambon untuk membuktikan bahwa provinsi Maluku masih aman. Dalam lawatannya pada tanggal 15-18 Oktober 2011, Filipazzi melakukan pemberkatan dan peresmian Sekolah tinggi pendidikan agama Katolik (STPAK) Santo Yohanes dan Seminari Tinggi Santo Fransiskus Xaverius, di Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon.
Uniknya, setelah Uskup Vatikan berkunjung untuk memastikan bahwa Ambon aman, besoknya (20/10/2011) terjadi penyerangan pihak Salibis kepada wilayah Muslim di Jalan Baru Ambon. Sedikitnya tiga rumah warga Muslim ludes dibakar Salibis, pasca kunjungan Uskup Dubes Vatikan untuk Indonesia. [taz/dbs/voa-islam/voa-khilafah.co.cc]