Voa-Khilafah.co.cc - Umat kini semakin berani untuk melawan zionis Israel, terutama ketika para penguasa diktator telah berhasil ditumbangkan. Ratusan kaum Muslim di Mesir merangsek Kedutaan Besar Israel di Kairo, Mesir, menuntut pengusiran duta besar Israel di negeri tersebut.
Sebuah kelompok, sekitar 30 orang pengunjuk rasa masuk ke Kedutaan Besar Israel di Kairo, Jumat, 09/09/2011, dan membuang ratusan dokumen keluar dari jendela setelah sehari unjuk rasa di luar gedung di mana kerumunan massa menghancurkan dindingn keamanan Kedutaan.
Duta Besar Israel, Yitzhak Levanon, keluarga dan staf kedutaan lainnya menunggu di bandara Kairo di mana pesawat militer mengevakuasi mereka.
Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di kedutaan sepanjang siang dan malam, meruntuhkan bagian besar dari dinding keamanan.
Tepat sebelum tengah malam, sekelompok pengunjuk rasa mencapai sebuah ruangan di salah satu lantai kedutaan yang lebih rendah dari bagian atas gedung dan mulai membuang dokumen-dokumen berbahasa Ibrani dari jendela.
Seperti biasa, polisi malah menghadang para pengunjuk rasa, sehingga terjadilah bentrokan. Setidaknya tiga orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka dalam bentrokan.
Sumber medis mengatakan pada hari Sabtu bahwa lebih dari 1.000 orang termasuk 300 polisi, terluka dan sembilan belas pengunjuk rasa ditangkap selama 24 jam terakhir.
Perkembangan ini terjadi ketika para pengunjuk rasa berkumpul di depan kedutaan Israel usai shalat Jumat, yang menyerukan pemutusan semua hubungan dengan Tel Aviv dan pengusiran duta besar Israel.
Kerumunan massa berhasil membobol gedung kedutaan meskipun ada pasukan keamanan besenjata Mesir tempat tersebut.
Mereka juga berhasil menghancurkan tembok pelindung yang baru saja dibangun di sekitar kedutaan besar Israel untuk melindungi kedutaan dari para pengunjuk rasa.
Mesir merupakan negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel pada tahun 1979, di bawah kepimimpan diktator Hosni Mubarak, yang mengabaikan rakyatnya. Di bawah rezim Mubarak yang didukung AS, Mesir konsisten melayani kepentinagn Israel dan menolong Israel untuk memaksakan blokade di Jalur Gaza.
Semua berubah sejak sang diktator berhasil tumbang. Rakyat pun semakin berani untuk melawan segala penindasan. Sejak jatuhnya Hosni Mubarak pada Februari lalu, seruan rakyat Mesir untuk mengakhiri perjanjian perdamaian 1979 dengan Israel terus meningkat, sebuah fakta perjanjian tersebut tidak pernah mendapat dukungan dari rakyat Mesir.
Kemarahan meningkat bulan lalu setelah pasukan Israel keliru menanggapi serangan di lintas batas dengan menewaskan lima petugas polisi Mesir di dekat perbatasan.
Begitulah, umat yang tak bersenjata lebih berani untuk melawan para penjajah Israel dibandingkan dengan diamnya para pejabat di negeri-negeri kaum Muslim yang terus membisu terhadap penjajahan Israel atas Palestina.
Terlebih lagi bila di depan umat ini hadir seorang amirul mukminin atau khalifah yang menjadi perisai umat, maka di saat itulah tidak adalah orang yang berani menghinakan Islam dan umatnya. Inilah yang dibutuhkan umat hari ini, yakni kembalinya Khilafah yang akan menjadi negara adikuasa dunia. Insya Allah, semakin dekat. [prstv/yahoo/syabab/voa-khilafah.co.cc]