Khutbah Ramadhan dari Al Quds: Kedhaliman Menghantui Nasib Pelakunya


Segala puji hanya milik Allah, Tuhan yang mengubah keadaan, serta menciptakan perubahan menuju kehidupan bahagia dan sejahtera. Segala puji hanya milik Allah, Tuhan yang memberi kekuasaan kepada siapa saja yang Dia dikehendaki; mencabut kekuasaan dari siapa saja yang Dia dikehendaki; memuliakan siapa saja yang Dia dikehendaki; dan menghinakan siapa saja yang Dia dikehendaki. Segala puji hanya milik Allah, Tuhan yang setiap hari mengangkat derajat suatu kaum, dan merendahkan derajat kaum yang lain.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Menyiksa, dan Maha Mulia; Dzat yang siksaan-Nya sangat pedih dan menyakitkan. Tiada sesuatu pun di langit dan di bumi ini yang mampu mengalahkan-Nya. “Jika Dia berkehendak, maka kalian akan dimusnahkan, wahai manusia. Kemudian menggantinya dengan yang lain. Dan melakukan semua itu amatlah mudah bagi Allah SWT.” Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Dan tiada suatu bencana yang menimpanya, kecuali menambah keyakinan terhadap kekuasaan Tuhannya. Demi Allah, kami benar-benar berharap akan semua ini. Sungguh, zaman telah berubah, dan kembalinya negara Islam telah mengharumkan setiap sisi dan sudut dunia ini.
Wahai kaum Muslim: Sungguh saat-saat paling menyakitkan bagi orang zalim adalah ketika ia tersungkur dari tahtanya; saat-saat paling menyedihkan dan memalukan dari pandangan-pandangan menyimpang hingga menjadikannya sangat ingin sekiranya ia segera ditelan bumi, adalah saat-saat kerugian dan penyesalan ketika mati dan dimasukkan dalam tanah, ketika dihimpit dinding-dinding liang lahat, dan ketika malaikat maut mencabut nyawanya, di mana rasa sakit terasa di mana-mana. Sungguh, dalam kehidupan seperti ini kezaliman sama sekali tidak berguna. Namun kepedihan kehidupan akhirat ini, tidak berpengaruh sama sekali bagi orang-orang yang sakit, sombong, angkuh, sewenang-wenang, dan anti kebenaran. Allah SWT berfirman:
وَلَوْ رُدُّواْ لَعَادُواْ لِمَا نُهُواْ عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.” (TQS. Al-An’am [6] : 28).
Sungguh, seluruh dunia telah menyaksikan tingkah para diktator yang keras kepala. Mereka hampir menyembunyikan dengan kedua telapak tangannya akan kejahatan yang mewarnai hidupnya. Sekiranya mereka orang-orang yang tuli dari kebenaran, sungguh mereka akan berusaha menyembunyikannya. Namun kalian lihat mereka menyerahkan nasib akhir kehidupannya pada orang-orang hina yang tak malu melakukan pengkhianatan sekali pun di depan matanya. Apakah ada seseorang yang dapat memberitahu aku tempat berlindung yang aman di dunia ini. Jika Anda belas kasih, niscaya mereka mengasihaniku dalam menghadapi cobaan ini. Namun mereka seperti yang difirmankan Allah SWT.:
وَلَوْ رَحِمْنَاهُمْ وَكَشَفْنَا مَا بِهِم مِّن ضُرٍّ لَّلَجُّوا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Andaikata mereka Kami belas kasihani, dan Kami lenyapkan kemudharatan yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam keterlaluan  mereka.” (TQS. Al-Mukminun [23] : 75).
Wahai saudara sekalian: Orang zalim yang ada di negeri-negeri kaum Muslim adalah benar-benar saudara kalian yang berprofesi melakukan kezaliman. Lalu mengapa hal itu belum membangkitkan kalian, belum menyadarkan kalian, belum memanfaatkan kesempatan dan peluang kalian, serta belum berbuat apa-apa atas yang dilakukan oleh saudara kalian. Padahal Allah SWT telah berfirman:
وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُم مِّنَ الْقُرَى وَصَرَّفْنَا الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ. فَلَوْلاَ نَصَرَهُمُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ قُرْبَانًا آلِهَةً بَلْ ضَلُّوا عَنْهُمْ وَذَلِكَ إِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوا يَفْتَرُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu  dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali. Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri  yang tidak dapat menolong mereka. Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan.” (TQS. Al-Ahqaf [46] : 27).
Wahai para pemilik mahkota dan singgasana; wahai para wali (boneka) Eropa dan Amerika di dunia kaum Muslim. Ingat, mereka yang kalian anggap sebagai teman bahkan tuan, tidak akan pernah memberi manfaat ketika kalian membutuhkannya. Mereka akan menendang, melempar dan melupakan kalian. Pada saat-saat sulit mereka akan mengabaikan kalian. Sehingga kalian akan menghadapi akhir kehidupan kalian sebagai seorang diri. Jadi, mengapa kalian tidak berpikir, merenung dan menjaga kehormatan diri kalian. Era perubahan yang datang tiba-tiba ini sungguh sangat membinasakan. Lalu, mengapa kalian tidak mengambil langkah cepat untuk berbuat demi menjaga nasib kalian, sebelum orang-orang membunuh, menelan dan meninpakan kalian siksa yang menyakitan, di mana penyesalan sudah tidak berguna lagi. Kalian akan bahagia dengan belajar dari pengalaman Mubarak, wahai kaum Muslim.
Sungguh, saat-saat yang menghinakan, menyedihkan dan menyakitkan, serta kecelakaan bagi siapa saja yang Allah kumpulkan baginya dua kecelakaan: celaka di dunia dan celaka di akhirat.   Saya berjalan membawa kitab Tuhanku, lalu aku melihat mereka sebagai sesutau yang aneh di tengah-tengah manusia. Aku melihat mereka, kaum yang kembali sombong di muka bumi, tanpa hak. Mereka mengatakan, siapa yang lebih kuat dari kami, bahkan mereka bersepekakat melakukan kezaliman, arogansi dan kesombongan. Dan aku melihat seperti mereka ini adalah para penguasa kaum Muslim sekarang. Sehingga akhir hidup yang buruk (su’ul khatimah) akan menimpa mereka, agar mereka merasakan azab kehinaan di dunia dan juga azab akhirat, serta tidak ada yang akan menolongnya. Aku melihat mereka seperti Bani Israil, yakni para penguasa yang membantai rakyatnya, dan bersekongkol mencelakannya. Kemudian kalian melihat mereka membantai kalian, mengusir kalian dari rumah dan negeri kalian, dan mereka tolong-menolong melakukan dosa dan permusuhan. Aku melihat seperti mereka ini, adalah penguasa Syam (Suriah) sekarang, yang membantai rakyatnya, yang melakukan kegilaan terhadap warga Homs, Hama dan Dara’a. Para penguasa Arab tolong-menolong melakukan dosa dan permusuhan ini. Sungguh tidak ada balasan yang setimpal atas perbuatan mereka melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat.
Aku melihat mereka melakukan kezaliman kapanpun dan di mana pun. Terhadap mereka ini, Allah SWT berfirman: “Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: “Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan”. Orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan, maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka. Maka Allah merasakan kepada mereka kehinaan pada kehidupan dunia. Dan sesungguhnya azab pada hari akhirat lebih besar kalau mereka mengetahui.” (TQS. Az-Zumar [39] : 24-26).
Dan aku melihat siksaan yang lebi berat dan buruk terhadap orang yang seperti Fir’aun dalam melakukan kesewenang-wenangan, kekejaman, pembantaian dan kesombongan. Allah SWT berfirman: “Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan.” (TQS. Al-Qashash [28] : 42). Ataukah, dalam hal ini mereka menyakini akan adanya kehidupan akhir lagi setelah kehidupan akhir ini.
Wahai kaum Muslim: Dari pada melakukan balas dendam, sebaiknya kalian melakukan sesutu yang dapat menjadi pelajaran dan percontohan. Orang-orang yang ikhlas misinya adalah  membimbing manusia agar tidak ceroboh melakukan kezaliman, kesombongan, arogansi dan kejahatan seperti yang mereka lakukan. Setelah perang Badar kaum Muslim mengirim kepada para pemuda Yahudi untuk menasihati mereka tentang apa yang dialami oleh pemuda Quraisy, sehingga apa yang dialami pemuda Quraisy tidak menimpa mereka. Allah SWT menyelamatkan tubuh Fir’aun yang sudah mati agar hal itu menjadi tanda kekuasaan Allah bagi orang sesudahnya, dan para Fir’aun selanjutnya. Inilah yang suatau hari dikatakan oleh Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.” (TQS. Al-Qashash [28] : 38).Ternyata ia menjadi tubuh yang tidak bergerak, sementara api menyambarnya siang dan malam.
Dalam dunia kontemporer kita ini, dekat sekali dengan kehidupan tiga orang sombong dan arogan di antara musuh Allah dan musuh agama-Nya. Salah satunya ada di atas tandu dalam sel tahanan, yang terhina dengan pura-pura sakit, dan akan lebih terhina di penjara liar. Satunya sedang membakar dirinya, padahal ia bukan orang sakit hingga berharap sembuh, dan ia bukan pula orang mati hingga berharap istirahat. Dan yang satunya lagi, sedang tertelan oleh lorong persembunyian di rumah-rumah warga, namun tidak lama lagi ia akan merasakan apa yang seharusnya ia rasakan.
Dan dua orang yang terakhir ini sedang menjalani kehidupan penantian dan ketakutan, serta kehilangan saraf, sehingga tidak ada keputusan dan tidak ada pula stabilitas. “Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar.” (TQS. Al-An’am [6] : 146).
Wahai kaum Muslim: Hanya Khalifah kaum Muslim saja, yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Ia yang akan menghabiskan hidupnya untuk kebahagiaan dan kenyamanan umat Islam. Ia didampingi para pendamping yang siap mengingatkan dan meluruskan ketika terjadi kesalahan. Ia pemimpin yang mencintai umat, dan umat mencintainya; ridha terhadap umat, dan umat ridha terhadapnya; mendoakan kebaikan pada umat, dan umat mendoakan kebaikan kepadanya; umat menaatinya, dan ia memberikan kebaikan kepada umat. Umat berlindung kepadanya, dan ia pun melindunginya. Ia menjadi tempat peristirahatan yang menyenangkan, dan bahkan surga bagi mereka yang mencari perlindungan. Seperti itulah kehidupan para imam (pemimpin). Bahkan mereka salah satu dari tujuh golongan yang kelak pada hari kiamat akan mendapat perlindungan dari Allah, ketika sudah tidak ada lagi perlindungan lagi selain perlindungan-Nya.
Sungguh mereka ini adalah para kekasih Muhammad saw, yang sangat keras terhadap orang-orang kafir dan penyayang terhadap sesama mereka. Meraka adalah di antara manusia yang terbaik, “Yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, dan yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” (TQS. Al-Maidah [5] : 54).
*** *** ***
Segala puji hanya milik Allah; jangan meminta pertolongan kecuali pada Allah; dan jangan mengharap kebaikan kecuali dari Allah; serta tidak ada daya dan kekuatan, kecuali daya dan kekuatan Allah. Segala puji hanya milik Allah. Sungguh, celakalah siapa saja dibutakan mata hatinya oleh Allah di bulan Ramadhan ini.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak sisembah selain Allah. Sungguh, kami sangat berduka cita atas mereka yang masih berharap kebaikan dari kaum kafir dan lembaga-lembaganya. Allah SWT berfirman: “Katakanlah: ‘Serulah mereka yang kamu anggap  selain Allah, mereka tidak memiliki  seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam  langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya’.” (TQS. Saba’ [34] : 22). Dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya, yang menetapkan loyalitas akidah untuk Anas bin Malik. Wahai ghulâm (anak muda)! Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapatkan-Nya selalu di depanmu. Kenalilah Allah di saat senang, niscaya Allah akan mengenalimu di saat susah. Apabila kamu memohon, maka memohonlah kepada Allah.
Wahai kaum Muslim: PBB adalah bangunan di antara bangunan-bangunan kaum kafir. Sehingga pergi mencari solusi masalah kaum Muslim kepadanya, artinya bertekad untuk menyerahkan kepada oang kafir kekuasaan dalam menentukan nasib tanah Baital Maqdis. Sebab, apapun pertemuan dengan musuh adalah ghanîmah (harta rampasan), baik berupa merpati atau elang!
Sungguh, mengambil batas tahun 1967 tidak lain adalah bentuk pengabaian terhadap tanah Isra’ dan Mi’raj. Di bulan Ramadhan jangan sampai mengulang kesalahan, di bulan Ramadhan kita renungi kesalahan yang telah dilakukan. Sehingga kembali pada kebenaran lebih baik daripada bertahan dalam kebatilan. Dan setelah revolusi massa umat, fakta-fakta negosiasi dan solusi-solusi klise, serta resolusi-resolusi Dewan Keamanan dan PBB telah menjadi komoditas tua dan usang yang telah dimakan zaman. Kemudian jadilah kehendak umat sebagai keputusan final. Itu semua diambil untuk memulihkan serta menyediakan pahlawan dan pemuda yang akan mengambil inisiatif serta mengembalikan kemuliaan yang telah hilang dari kami, serta kehendak yang hampir musnah. Musim-musim berikutnya ketika melawan kebatilan dan penyerunya adalah musim-musim peperangan yang sengit dan keras, banyak menumpahkan darah, namun semuanya adalah harga yang wajar yang harus dibanyar dalam mencari keridhaan Allah, memenangkan agama-Nya, meninggikan syariah-Nya, dan mengembalikan kekuasaan agama-Nya di bumi, yang meneteskan air mata para dermawan ketika kebahagiaan mewarnai penduduk Syam. Sekarang, mereka semua berkumpul atas kalimat (perkataan) yang sama, yaitu “Allâh ma’anâ, Allah bersama kita”, dan sebelum itu mereka menyebutnya sebagai anak cucu (keturunan) Khalid bin Walid.
Siapakah mereka orang-orang berani yang akan mengajari warga Palestina bagaimana cara menjalankan penggilingan yang bernama “masalah mereka”, bahkan masalah bagi semua kaum Muslim. Syam dan warganya akan tetap selamanya menjadi aset umat yang melimpah, yang akan memakmurkan umat ini! Di dalam tersimpan para pahlawan, dan tanahnya akan menumbuhkan anak-anak dan cucu-cucu dari para pahlawan.
Said bin Zaid memberitahu kami tentang bau harum keberanian para pahlawan. Ketika perang Yarmuk, kami berjumlah 24.000 orang tentara. Kemudian kami pergi melawan Romawi yang berjumlah 120.000 orang tentara. Mereka datang seperti gunung dengan mengibarkan salib. Mereka memiliki kuda yang bersuara keras seperti suara petir. Lalu, Abu Ubaidah berdiri memberi semangat kaum Muslim untuk berperang, yang ketika itu kaum Muslim diselimuti ketakutan melihat banyaknya jumlah tentara Romawi. “Wahai hamba Allah! Tolonglah Allah, niscaya Allah akan menolong kalian, dan mengokohkan kedudukan kalian. Wahai hamba Allah! Bersabarlah, sebab sabar akan menyelamatkan kalian dari kekufuran, menyebabkan ridha Allah, dan menjaga dari aib. Segeralah ambil tombak kalian, pakailah baju besi kalian, dan tetaplah diam tidak bersuara kecuali dzikir kepada Allah.
Ketika itu keluar seorang pria dari barisan kaum Muslim. Ia berkata pada Abu Ubaidah: “Aku telah merencanakan untuk menghabiskan waktuku satu jam. Apakah Anda punya sebuah pesan yang akan aku sampaikan pada Rasulullah Saw.” Abu Ubaidah berkata: “Ya ada. Sampaikan salam dariku dan dari kaum Muslim. Katakan kepadanya, wahai Rasulullah, kami benar-benar telah menemukan apa yang kami janjikan kepada Tuhan, semangat dan antusiasme telah masuk  di dalam hati kaum Muslim.
Kemudian Abu Ubaidah melompat pada musuh bersama para tentara Allah. Dan Allah mencabut dari dalam hati mereka rasa takut kecuali hanya takut kepada Allah. Tentara Allah mulai menerkam wajah pasukan Romawi, debu-debu bertebaran, dan perang sengit pun berkobar. 3.000 tentara kaum Muslim syahid dalam perang ini. Sementara 120.000 tentara Romawi semuanya tewas. Inilah kisah Ramadhan bersama para pahlawandan, sehingga mata para pengecut tidak dapat tidur.
Allahumma, ya Allah. Ikatlah pada hati generasi umat ini keimanan, kesabaran dalam menuliakan agamanya, keteguhan dalam mengemban dakwahnya, dan keberanian yang terus memuncak dalam mengangkat benderanya. Dan kokohkan kedudukan kami di bumi, jadikan kami berkuasa di bumi, gantilah suasana kami sesudah kami berada dalam ketakutan menjadi suasana aman dan tentram, sesudah kami dalam kehinaan menjadi mulia, dan setelah kami dalam kelemahan menjadi kuat yang tak terkalahkan (Khuthbah Dr. Muhammad Afif Syadid).
Sumber: al-aqsa.org, 5/8/2011.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers