HTI Press. Peringatan hari anak di Gorontalo seringkali dijadikan moment untuk memotret kondisi anak-anak Indonesia, khususnya di Gorontalo. Sebagai provinsi yang tergolong muda, Gorontalo dianggap telah “berhasil” melakukan upaya peningkatan kualitas anak, dilihat dari indikasi telah terbentuknya Kota Layak Anak di daerah Kabupaten Gorontalo.
Namun, kondisi ini dibantah oleh para pemateri pada acara Seminar Muslimah dengan tema “Anak Terlantar: Tanggung Jawab Siapa???” yang diadakan oleh DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Gorontalo bekerjasama dengan UKM Penalaran Keilmuan Universitas Negeri Gorontalo pada hari Ahad tanggal 24 Juli 2011 di Gedung Serba Guna Universitas Negeri Gorontalo.
Dalam acara ini, para peserta yang hadir sekitar 114 muslimah yang terdiri dari mahasiswa, pelajar SMP/Tsanawiah/SMU/MA, para pendidik, praktisi kesehatan, dan pemerhati masalah anak serta ibu-ibu majelis Taklim, tampak antusias dan terhanyut terutama saat pemutaran flash tentang kondisi real anak-anak indonesia yang terlantar sebanyak 5,4 juta anak.
Pemateri pertama, ibu Fitriyani Kamali, S.Pd, M.Pd. Cons (pendidikan konseling), kepala Sekolah SMP 1 Telaga Jaya, Dosen BK di UNG dan Tutor di Universitas Terbuka menyampaikan bahwa pendidikan berkarakter bisa dipraktekkan untuk menyelesaikan masalah anak terlantar. Hanya saja landasan karakternya harus jelas.
Sedangkan pemateri kedua, dr. Merry Buahaty, Kepala Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo menyampaikan kondisi real mengenai keadaan anak-anak di Provinsi Gorontalo dan kesehatan mereka. Data Balita kurang Gizi pada tahun 2010 adalah 18,4 % dari total jumlah Balita di Provinsi Gorontalo. Ditambah lagi dengan Survey yang dilakukan oleh Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo tahun 2010 menunjukkan bahwa merokok dikalangan pelajar SMP dan SMA cukup tinggi, yaitu >50%. Kemudian Berdasarkan survey Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia dengan BNN (Badan Narkotika Nasional) tahun 2008 menunjukkan penyalahgunaan narkoba di Gorontalo berkisar pada kelompok usia 10-59 tahun dengan rata-rata pengguna barang haram tersebut adalah anak usia 11-24 tahun.
Sehingga dengan tingkat pengguna 2,15% menempatkan Gorontalo peringkat 5 secara nasional dalam hal penyalahgunaan narkoba. Kondisi ini tentu membutuhkan penanganan yang serius dan tuntas.
Ustzh. Zahratul Firdausy, DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia sebagai pemateri ketiga menjelaskan bahwa permasalahan anak-anak terlantar terjadi karena adanya disfungsi keluarga. Dan disfungsi keluarga terjadi karena adanya disfungsi negara dalam mengatur urusan rakyat. Dan hanya dengan Islam sajalah permasalahan ini dapat diselesaikan secara tuntas. Dalam Islam terdapat optimalisasi fungsi keluarga, masyarakat dan negara, dimana hal tersebut baru dapat dilaksanakan jika Islam diterapkan secara kaffah.
Di akhir acara dibacakan pernyataan Muslimah hizbut Tahrir Indonesia mengenai Anak Indonesia Sehat, Kreatif dan Berakhlak Mulia Hanya Dalam Naungan Khilafah Islamiyah. Karena hanya Negara Khilafah sajalah yang bisa menjamin terwujudnya kesejahteraan keluarga, terpenuhinya layanan kesehatan dan pendidikan terbaik, serta lingkungan yang kondusif bagi pembentukan akhlak mulia.
AlhamduliLLah setelah acara Seminar Muslimah sekitar 60% peserta acara melalui quisioner berkomitmen untuk mengikuti pembinaan yang diselenggarakan oleh Muslimah HTI DPD 1 Gorontalo. Wallahua’lam bishshawab.[]
Voice of Al Khilafah
ANAK TERLANTAR
DEMOKRASI
HIZBUT TAHRIR
KEGIATAN
MHTI
MUSLIMAH
SEMINAR
Seminar Anak Gorontalo “Anak Terlantar: Tanggung Jawab Siapa???”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)