Informasi yang dipasok ke Kedubes AS oleh Politisi PKS Zulkieflimansyah bukti mahalnya ongkos Demokrasi


Jakarta - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zulkieflimansyah mengaku pernah ditanya oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) soal uang yang harus dikeluarkan untuk bisa 'bertarung' dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Zul, sapaan akrabnya, diajak bincang-bincang oleh beberapa kedubes, bukan hanya Kedubes AS, saat dirinya maju sebagai calon gubernur Banten 2007.
"Mereka nanya-nanyalah pengeluaran jadi cagub Banten berapa, saya jawab sekitar Rp8 miliar sampai Rp10 miliar," ujarnya, Senin (5/9/2011).
Karena penyelenggaraan Pilkada Banten dan DKI digelar di tahun yang sama, beberapa kedubes menanyakan hal yang serupa. Zul menjawab sekitar Rp15 miliar sampai 20 miliar untuk Pilkada DKI.
PKS mengusung mantan Wakil Kepala Kepolisian RI Adang Daradjatun sebagai cagub. Namun, jagoan PKS tersebut kalah. "Saya ngomong asal saja karena tidak mengikuti urusan Pilkada DKI," imbuhnya.
Informasi dokumen kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang dibocorkan Wikileaks diakui oleh Zul. Dokumen tertanggal 25 April 2007 menyebutkan Adang harus membayar sebesar Rp15 miliar hingga Rp25 miliar untuk memperoleh dukungan PKS.
Perkiraan biaya yang harus dikeluarkan Adang yang pernah diucapkan Zul ternyata meleset. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Anis Matta pernah membeberkan jumlah uang yang diterima PKS lebih dari Rp20 miliar. Demokrasi, mahal ya?! Selamatkan indonesia dengan syari'ah dan khilafah, menuju indonesia lebih baik. [mah/inilah/voa-khilafah.co.cc]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers