Benarkah Perjuangan Menerapkan Syariah dan Khilafah Pasti Gagal?

Voa-Khilafah.Blogspot.Com - Seorang Ustadz bernama Muhammad Idrus Ramli menulis dalam bukunya “HIZBUT TAHRIR DALAM SOROTAN” gambaran dari isi buku tersebut (http://www.facebook.com/media/set/?set=a.106912259401220.12682.100002473396668) adalah Perjuangan Penegakkan Syari’ah dan Khilafah Oleh Hizbut –Tahrir pasti GAGAL, beliau bersandarkan pada dua hadits shahih, yang pertama adalah:

“Sa’id bin Jumhan berkata: “Safinah menyampaikan hadits kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pemerintahan Khilafah pada umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu dipimpin oleh pemerintahan kerajaan.” Lalu Safinah berkata kepadaku: “Hitunglah masa kekhilafahan Abu Bakar (2 tahun), Umar (10 tahun) dan Utsman (12 tahun).” Safinah berkata lagi kepadaku: “Tambahkan dengan masa khilafahnya Ali (6 tahun). Ternyata semuanya tiga puluh tahun.” Sa’id berkata: “Aku berkata kepada Safinah: “Sesungguhnya Bani Umayah berasumsi bahwa khilafah ada pada mereka.” Safinah menjawab: “Mereka (Bani Umayah) telah berbohong. Justru mereka adalah para raja, yang tergolong seburuk-buruk para raja”. (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi).

-----hadits yang serupa Rasulullah bersabda: "masa khilafah itu berlangsung selama 30 tahun, setelah itu akan berbentuk monarki (dzalikal mulk)" (Hadits ini diriwayatkana oleh para penyusun kitab sunan, serta dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban dan yang lainnya). Para Ulama berkata masa 30 tahun ini adalah masa pemerintahan khalifah yang empat dan masa pemerintahan al hasan ibn Ali.-----

Pendapat beliau: Hadits di atas menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa kepemimpinan khilafah yang mengatur roda pemerintahan umat sesuai dengan ajaran kenabian (khilafah al-nubuwwah) dan menerapkan syariat Islam secara sempurna, hanya berjalan selama tiga puluh tahun, yaitu masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali -radhiyallahu ‘anhum. Sebagian ulama ada yang memasukkan masa pemerintahasan Sayidina Hasan bin Ali -radhiyallahu ‘anhuma-, ke dalam khilafah al-nubuwwah ini, karena masa kekuasaan beliau melengkapi masa tiga puluh tahun tersebut.

“Dari Hudzaifah bin al-Yaman radhyalahu ‘anhu, berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Kenabian akan menyertai kalian selama Allah menghendakinya, kemudian Allah mengangkat kenabian itu bila menghendakinya. Kemudian akan datang khilafah sesuai dengan jalan kenabian dalam waktu Allah menghendakinya. Kemudian Allah mengangkatnya apabila menghendakinya. Kemudian akan datang kerajaan yang menggigit dalam waktu yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya apabila menghendakinya dan diganti dengan kerajaan yang memaksakan kehendaknya. Kemudian akan datang khilafah sesuai dengan jalan kenabian. Lalu Nabi SAW diam”

kemudian beliau berpendapat :"Hadits pertama membatasi khilafah selama tiga puluh tahun, yaitu masa khilafahnya khilafahnya Khulafaur Rasyidin. Sedangkan hadits Hudzaifah bin al-Yaman, menjanjikan adanya khilafah lagi, pasca kerajaan yang diktator dan otoriter". bahwa Dua hadits di atas menyatakan bahwa khalifah itu hanya tiga puluh tahun, ditambah dengan seorang khalifah setelah penguasa yang diktator. Kemudian para ulama seperti al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Sufyan al-Tsauri menyatakan, bahwa khalifah itu hanya lima orang, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz, sedangkan selain lima orang tersebut hanyalah penguasa yang merampas kekuasaan dengan tidak benar. Dengan demikian, berarti obsesi Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan khilafah, pasti menemukan kegagalan, karena apa yang akan mereka raih –seandainya berhasil-, itu bukan khilafah, tetapi kekuasaan diktator dan perampas.

maka SAYA KATAKAN TIDAK ADA YANG SALAH DALAM HADITS YANG DISAMPAIKAN OLEH RASULULLAH DAN PERKATAAN DARI IMAM SYAFI'I DAN IMAM ATS TSAURI, namun dalam hal ini perlu diketahui bahwa imam Sufyan ats Tsauri (77 H – 161/162H) dalam hal ini beliau rahimullah hidup pada masa Khalifah “Umar bin Abdul Aziz dari bani Umayyah” sampai masa Khalifah “al – Hadi/Abu Muhammad/Musa ibn Al-mahdi dari bani Abassiyah” sehingga beliau mengatakan: “para Khalifah itu ada lima; yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Umar ibn Abdul Aziz” (HR. Abu Daud dalam sunannya), karena memang fakta sejarah kekhilafahan dari masa Khalifah Abu Bakar hingga masa beliau hanya mereka Khalifah yang mengikuti metode kenabian.

Begitu juga dengan imam Syafi’I (150H-204H) beliau rahimullah hidup pada masa kekhilafahan Abassiyah yaitu “al – Hadi/Abu Muhammad/Musa ibn Al-mahdi” sampai masa “al-Watsiq Billah”, sehingga beliau rahimullah berpendapat sama dengan imam Sufyan ats – Tsauri.

Dan perlu diketahui baik Imam Syafi’i dan Imam Sufyan ats- Tsauri tidak pernah berpendapat bahwa setelah masa Umar bin Abdul Aziz tidak akan ada lagi khilafah mengikuti metode kenabian, krn saya yakin baik Imam Sufyan ats – Tsauri maupun Imam Syafi’i rahimullah mengetahui hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abdullah ibn Ahmad berkata, telah berkata kepada kami Muhammad ibn Abi Bakar Al –Maqdisi, berkata kepada kami Yazid bin Zurai’, berkata kepada kami Ibnu ‘Aun dari Sya’bi dari Jabir bin Samurah dari Rasulullah dia bersabda:

“Perkara ini (agama ini) akan tetap berjaya melawan orang yang memusuhinya selama “dua belas” masa kekhilafahan yang semuanya berasal dari kalangan Quraisy”.

Imam as – Suyuthi mengatakan dalam tarikh khulafa bahwa Qadhi ‘Iyadh berkata: “Mungkin yang dimaksud dengan dua belas orang khalifah di dalam hadits – hadits itu dan yang serupa dengannya adalah bahwa mereka itu berada dalam puncak kejayaan khilafah, dan puncak kejayaan Islam, serta mulus dan lurusnya perjalanan Islam, serta kesepakatan orang – oran di masa itu atas kepemimpinan para Khalifah tersebut. Sebab memang ada masa dimana manusia sepakat atas kepemimpinan mereka sehingga datanglah suatu masa dimana kekuasaan Bani Umayyah mulai goyah, yakni dimasa Walid bin Yazid hingga terjadi suatu kegoncangan hingga akhirnya berdirilah Daulah Abassiyah, dan mereka mengikis semua kekuasaan Bani Umayyah”.

Syeikhul Islam Ibnu Hajar berkata dalam kitab Syarh Al- Bukhari: “perkataan Qadhi ‘Iyadh adalah perkataan yang paling baik dari pendapat yang ada dan merupakan pendapat yang paling kuat. Sebab apa yang dikatakan didukung oleh hadits shahih yang mengatakan:

“Manusia sepakat atas kepemimpinannya”.

Ibnu Hajar melanjutkan, dengan demikian apa yang dikatakan bahwa setelah itu ada akan ada goncangan adalah fitnah yang menyebar dimana – mana yang tidak pernah berhenti dan berlangsung secara terus menerus. Dan memang demikianlah terjadi. Disebutkan bahwa apa yang dikatakan Rasulullah dengan dua belas khalifah, adalah para khalifah yang ada sepanjang zaman hingga hari kiamat walaupun mereka tidak memerintah secara berturut – turut. Mereka adalah orang – orang yang menegakkan kebenaran. Pendapat ini dikuatkan dikuatkan oleh apa yang dikatakan oleh Musaddad dalam Musnad Al –Kabirnya dari Abu Al – Khuldi dimana Rasulullah bersabda:

”Ummat tidak akan berantakan hingga ada dua belas orang khalifah yang memerintah yang semuanya melakukan kebaikan dan petunjuk serta agama yang benar. Dua dari dua belas itu berasal dari Ahli bait Muhammad”.

Berdasarkan hadits ini maka yang dimaksud dengan goncangan adalah fitnah – fitnah yang akan dating menjelang hari kiamat, seperti keluarnya Dajjal dan seterusnya”.

Imam as Suyuthi mengatakan: “atas dasar inilah, maka telah ada diantara yang dua belas itu empat khulafaur rasyidin, Hasan dan Mu’awiyah, Abdullah ibn Zubair, Umar bin Abdul Aziz yang jumlahnya adalah delapan orang. Mungkin bisa dimasukkan dalam rombongan mereka adalah Al- Muhtadi dari bani Abbas, sebab dia laksana Umar bin Abdul Aziz di kalangan Bani Umayyah. Sebagaimana juga Az- Zhahir, yang juga memiliki sifat adil. Dengan demikian kini hanya dua orang yang ditunggu, salah satunya adalah Al –Mahdi karena dia berasal dari ahlul bait”.

Maka perkataan Imam as – Suyuthi ini sesuai dengan hadits, Dari Abdullah bin al-Haris bin Jaz-uz Zabidi ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda: “Akan keluar orang-orang dari Timur, lalu mereka mempersiapkan untuk Imam Mahdi, yakni tapak pemerintahannya.” (HR. Ibnu Majah).

Lantas apakah Imam Mahdi (Al-Mahdi) juga dikatakan sebagai penguasa diktator dan perampas?

Oleh karena itu sangatlah tidak tepat jika dikatakan bahwa apa yang diperjuangkan oleh Hizbut –Tahrir adalah penguasa yang diktator dan perampas, sungguh ini adalah prasangka yang buruk yang tidak berdasar pada hujjah yang kuat, Allah SWT berfirman:

"Hai Orang-orang yang beriman, jauhilah darikebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa". (Q.S al Hujurat: 12)

Rasulullah bersabda: "Hati - hati dan jagalah diri kalian dari prasangka buruk, karena berprasangka buruk adalah perkataan paling dusta" (mutafaq 'alaih)

kemudian hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi tidak menunjukkan bahwa Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah yang terakhir yang mengikuti metode kenabian. hadits tersebut mengatakan bahwa “Sa’id berkata: “Aku berkata kepada Safinah: “Sesungguhnya Bani Umayah berasumsi bahwa khilafah ada pada mereka.” Safinah menjawab: “Mereka (Bani Umayah) telah berbohong. Justru mereka adalah para raja, yang tergolong seburuk-buruk para raja”

Jelas ini adalah pendapat Safinah dalam mengomentari kekhilafahan Bani Umayyah, dan tidak menunjukkan bisyaroh dari Rasulullah SAW.

Kemudian hadits tentang masa pemerintahan yang disampaikan Rasulullah, bahwa beliau bersabda:
“Dari Hudzaifah bin al-Yaman radhyalahu ‘anhu, berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Kenabian akan menyertai kalian selama Allah menghendakinya, kemudian Allah mengangkat kenabian itu bila menghendakinya. Kemudian akan datang khilafah sesuai dengan jalan kenabian dalam waktu Allah menghendakinya. Kemudian Allah mengangkatnya apabila menghendakinya. Kemudian akan datang kerajaan yang menggigit dalam waktu yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya apabila menghendakinya dan diganti dengan kerajaan yang memaksakan kehendaknya. Kemudian akan datang khilafah sesuai dengan jalan kenabian. Lalu Nabi SAW diam”.

Maka pemahaman yang tepat mengenai hadits ini menjelaskan tentang penguasa – penguasa dari awal manusia diciptakan hingga hari kiamat, pendapat ini sesuai dengan pendapat Syeikhul Islam Ibnu Hajar dan Imam as Suyuthi yang telah dikemukakan sebelumnya.

Wahai Kaum Muslimin…!!

Tidakkah anda sadar bahwa Janji Allah itu Pasti, Allah SWT berfirman:
“Allah telah menjanjikan kepada orang – orang diantara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di Bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang – orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar – benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah - ku dan tidak mempersekutukan – Ku dengan sesuatu apapun. Tetapi barangsiapa yang kafir setelah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”

Wallahu a’lam bi ash shawab..

http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150351739269128
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers