VOA-KHILAFAH.BLOGSPOT.COM - Syariah Islam tidak bisa tegak tanpa Khilafah. Hal ini disampaikan Prof. Dr. Alaidin Koto (Guru Besar Syariah Islam UIN SUSKA Riau) dalam konferensi Rajab 1432 H di Pekan Baru Riau. Sekalipun dalam kondisi sakit dengan tegas menyebutkan, “Syariah tidak bisa tegak tanpa kekuasaan, kekuasaan yang benar adalah Khilafah dan Hizbut Tahrir bersungguh-sungguh mewujudkannya”. Maka lanjut beliau,tidak ada alasan untuk tidak mendukung dan membela Hizbut Tahrir, ujarnya meyakinkan peserta yang hadir agar bersama-sama ikut membantu perjuangan ini.
Konfrensi Rajab yang diadakan kota bertuah Pekanbaru ini merupakan rangkaian dari konferensi Rajab 29 kota yang dilaksanakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Semenjak pagi umat Islam dari berbagai kota/kabupaten di provinsi Riau berdatangan memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka. Ruangan berkapasitas 2000 orang ini penuh sesak. Tercatat 2700 orang hadir dalam even akbar ini. Bahkan banyak hadirin yang tidak mendapatkan tempat duduk, sehingga peserta rela berdiri dan panitia pun dengan sigap mempersiapkan tiga ruangan tambahan dengan bantuan LCD.
Acara di awali dengan parade bendera ar-Roya dan al-Liwa yang dibawakan oleh puluhan anak-anak sehingga peserta berdecak kagum sekaligus mulai menghangatkan suasana acara.
Hadir sebagai orator Setiabudi Daryono, SPdi, Muhammad Ihsan STP, Drs Abrar, MSi.Ak, Dr. Andang Widiharto, MT (UGM), Dr. Muhammad Rahmat Kurnia (Ketua DPP HTI), dan Dr. KH. Mustofa Umar, Lc, MA (Ulama terkemuka Riau). Berbagai kalangan pun hadir seperti mantan anggota DPR RI HM Dun Usul, Tokoh budayawan Melayu UU Hamidy, tokoh perempuan, pengusaha, pemuda, pelajar, dll. Lantunan nasyid dan aksi teatrikal pun membuat acara ini kian semarak.
Dalam opening speech-nya ketua DPD I HTI Riau Ir.Muhammadun, MSi menyampaikan urgensi penyelenggaraan Konferensi di Bulan Rajab ini. Pada bulan Rajab ada peristiwa dahsyat Isra’ Mi’raj, setahun setelahnya berdirilah Daulah Islamiyah di Madinah. Kemudian secara spektakuler Islam memimpin dunia. Kedamaian, keadilan, kesejahteraan benar-benar terwujud. Muhammadun mengutip pengakuan Will Durant dalam Story of Civilization. “Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka“.
Namun pada tanggal 28 Rajab 1342/3 Maret 1924, Khilafah Utsmaniyah runtuh. Umat Islam kini tercerai berai. Ibarat anak ayam kehilangan induknya. Jutaan anak-anak kaum muslimin dibantai Amerika di Irak dan Aghanistan. Bumi. Kekayaan kaum muslimin dijarah para penjajah. Bahkan bumi Palestina, masjidil Aqsho tempat Isra’ Nabi, kini dalam cengkeraman zionis Israel. “Dengan Khilafah Islamiyah Masjidil Aqsha akan kita bebaskan kembali sebagaimana dulu dengan izin Allah pada tanggal 27 Rajab 583 H/ 2 Oktober 1187 M, Sholahuddin Al-Ayubi membebaskan Baitul Maqdis yg diduduki pasukan salib selama 88 tahun” demikian tegas Muhammadun.
Sementara itu Dr. Andang Widiharto menjelaskan dengan gamblang potensi Islam memimpin kembali dunia dalam naungan Khilafah Islamiyah. Baik potensi ekonomi, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, geopolitik, maupun militer. ” Syariat Islam akan tegak dengan sempurna. Khilafah akan menjadi negara adidaya. Menebarkan rahmat atas segenap alam” ujar Dr. Andang.
Orator lainnya adalah Dr. KH. Mustofa Umar, Lc, MA. Ulama kharismatik Riau ini menguraikan kewajiban meraih janji Allah, yakni berjuang sungguh-sungguh untuk mewujudkan tegaknya Khilafah Islamiyah. “Khilafah Islamiyah adalah janji Allah untuk orang-orang beriman dan beramal sholeh. Maka kita harus menjadi bagian dari orang-orang yang layak memperoleh nushrah Allah tersebut. Kita harus yakin khilafah akan wujud kembali. Dengan Khilafah kita akan selamatkan seluruh bangsa manusia, baik yang muslim maupun yang masih kafir ” tegas Dr Mustofa Umar.
Berikutnya tampil ustadz Dr. Muhammad Rahmat Kurnia, MSi. Dalam seruan hangat Hizbut Tahrir yang disampaikannya, Ketua DPP HTI ini menggugah dan mengajak seluruh kalangan khususnya para perwira militer agar memberikan dukungan nyata pada perjuangan Hizbut Tahrir. “Ini jika Anda semua wahai kaum muslimin khususnya para perwira militer menginginkan kemuliaan hakiki dunia dan akhirat. Karena kemuliaan itu hanyalah milik Allah semata. Maka jawablah seruan ini, karena seruan ini sejatinya adalah seruan Allah. Seruan untuk menegakkan hukum-hukum Allah. Seruan untuk menyelamatkan dunia ini dari malapetaka” seru Dr. Rahmat Kurnia. Pekik takbir pun membahana.
Kemudian seorang tokoh nasional dalam testimoninya menjawab seruan hangat Hizbut Tahrir ini. Prof Dr. Inu Kencana Syafi’ie, MSi, mantan dosen IPDN yang kini menjadi Rektor Universitas Pandanaran Semarang. ” Saya memang bukan anggota Hizbut Tahrir, namun saya mencintai dan membela Hizbut Tahrir. Saya mendukung Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir berjuang untuk mempersatukan umat. Hizbut Tahrir berjuang menegakkan Syari’ah dan Khilafah. Maka saya pun mengajak Anda semua mendukung perjuangan mulia ini” tegas pak Inu.
Selanjutnya MUI pun memberikan pernyataan dukungannya. “Kami dari majelis Ulama, telah lama mengikuti dan menyaksikan sepak terjang kawan-kawan dari Hizbut Tahrir. Berbagai acara kami hadir, baik di Pekanbaru maupun di Jakarta. Perjuangan dakwah HTI adalah perjuangan yang mulia. Sudah saatnya secara terbuka kita menyatakan dukungan pada gerakan ini. Hizbut Tahrir berdakwah secara damai, tidak anarkis, tanpa kekerasan. Hizbut Tahrir meneladani manhaj dakwah Rasulullah SAW. Maka kami dari Majelis Ulama menyeru kapada seluruh kaum muslimin untuk mendukung perjuangan Hizbut Tahrir menegakkan kembali Khilafah Islamiyah” seru KH. Abdurrahman Qoharuddin ketua Komisi Fatwa MUI Riau.
Kemudian dukungan serupa pun mengalir dari kalangan pemuda/mahasiswa dan Pengusaha. “Kami akan mengerahkan segenap tenaga, pikiran, harta bahkan nyawa untuk mendukung perjuangan HTI menegakkan Syariah dan Khilafah” tegas Muhaimin mewakili kalangan mahasiswa Riau.
Sedangkan Erik Sitepu, pengusaha Riau dalam testimoninya meyakinkan seluruh hadirin untuk merapatkan barisan mendukung perjuangan Hizbut Tahrir. Erik Sitepu mengatakan,” Tiga tahun saya menyaksikan dan mempelajari pergerakan anak-anak muda Hizbut Tahrir ini. Ternyata mereka ini berjuang benar-benar ikhlas hanya mengharap bayaran dari Allah SWT. Mereka tidak butuh bayaran manusia. Mereka Hanya menginginkan surga-Nya Allah SWT. Maka tidak ada kata lain kecuali harus bergabung dengan barisan dakwah ini. Agar segera tegak Khilafah Islamiyah.” Takbir pun makin bergemuruh.
Di sela-sela acara ditampilkan teatrikal yang menggambarkan sejahtera di masa Khilafah dan suasana sengsara ketika ketiadaan Khilafah dan tim nasyid yang menggugah dan membangkitkan semangat para peserta yang tetap bertahan hingga acara berakhir.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin ustadz Usman As-syafi’I yang sangat menyentuh hingga sebagian besar peserta meneteskan air mata. Mereka semua berharap Khilafah Islamiyah segera tegak berdiri. Allahu Akbar! [htipress/syabab.com]