Voa-Khilafah.Blogspot.Com - Siapa yang menyangka, di balik suksesnya acara Konferensi Rajab Jawa Timur yang dihadiri oleh sekitar 30.000 peserta di Gelora Delta Sidoarjo, di sana menyisakan peristiwa-peristiwa unik dan menarik. Sebenarnya sama sekali kurang tepat jika saya katakan unik, apalagi menarik, karena yang terjadi justru tragedi penyerangan oleh preman udik lagi kampungan ke stadion terbesar di Jawa Timur itu.
Jika dibandingkan dengan Konferensi Rajab di kota-kota besar yang lainnya, wilayah Jawa Timur jelas menjadi hajatan yang termegah dan terbanyak pesertanya. Karenanya wajar, jika bendera Al-Liwa dan Ar-Raya dipasang di sepanjang jalan menuju tempat dilangsungkannya konferensi tersebut. Hanya saja, bendera-bendera Rasulullah tersebut raib dengan menyisakan beberapa tiang kayu dan tali rafia yang masih tetap tegap menantang dengan ringkihnya.
Jangan marah dulu, kita mesti husnudhon. Barangkali mungkin mereka saking cintanya kepada bendera Rasulullah, maka mereka mengambilnya untuk dipasang di depan rumah-rumah mereka. Bukankah sebentar lagi agustusan? Bukankah di bulan itu mereka wajib memasang bendera? Kita doakan saja, semoga mereka lebih memilih memasang dan berhormat kepada bendera al-Liwa dan ar-Rayya dari pada bendera-bendera yang lainnya. Amin Allahumma amin..
Tepat pukul 03.00 WIB dini hari waktu setempat, meraung-raung suara knalpot di sekitar Gelora Delta Sidoarjo. Jumlahnya puluhan. Jika Anda tidak bisa membayangkan seberapa keras suara knalpotnya, maka bisa saya ibaratkan seperti suaranya vocalis music underground yang terdengar serak-serak jebol. Diperkirakan preman itu berjumlah 50-an. Pada waktu di mana hampir semua panitia pulas dengan istirahat malamnya, preman-preman tersebut merangsek masuk ke dalam stadion lewat pintu utama, beserta sepeda motornya tentu pula. Mereka, dengan amarahnya, merobek-robek semua banner yang terpasang di sana. Bahkan mereka pun kemudian menuju tiang bendera, dan bermaksud menurunkan bendera hitam dan putih yang bertuliskan kalimat tauhid, yang masih berkibar syahdu di waktu mustajabah.
Salah seorang Ustadz mendatangi mereka, memegangi salah satu di antara mereka. Namun Ustadz itu justru dipukul dengan kayu di sebelah punggungnya.
Sekali lagi jangan marah, mungkin saja mereka ingin mengucapkan selamat dan sukses bagi para panitia pelaksanaan Konferensi Rajab. Hanya mungkin, mereka terlalu bersemangat, mereka saking bahagianya hingga melampiaskannya dengan cara yang saya bilang di awal, unik dan menarik.
Sayangnya saya tidak berada di tempat kejadian. Jika waktu itu saya di sana, Allahu Akbar, saya menemukan lahan syahid. Tapi lantas saya berfikir, bagaimana jika keimanan saya waktu itu justru lagi berada pada titik nol? Artinya, saya melepaskan bendera Rasulullah dari tangan saya. Dan saya lari dari kebrutalan mereka. Na’udzubillah, berarti pada waktu itu tipisnya keimanan saya sedang terlihat, bahkan mungkin gelar yang pantas disematkan di pundak saya adalah: Sang Munafiqun!
Satu lagi saja kisahnya. Cerita ini bahkan membuat saya geleng-geleng kepala. Karena ternyata, saya lebih akhwat dari akhwat! Hahaha. (Siapa di sana yang bilang Maho? Fitnah! Itu fitnah! Hahah)
Adalah kafilah dari akhwat IAIN Sunan Ampel Surabaya yang memasang spanduk bertuliskan ”IAIN Sunan Ampel Turut Serta Mendukung Tegaknya Syariah dan Khilafah” di muka pagar tribun bagian dalam stadion. Pikir-pikir, seumur-umur saya kuliah di IAIN Sunan Ampel tidak segokil itu. Dan memang gokil, bahkan saat akan dimulainya acara Konferensi, pihak rektorat IAIN Sunan Ampel menghubungi (menelepon) salah seorang panitia untuk menurunkan spanduk yang dianggap ’nyelonong’ itu. Saya tidak berani mengatakan bahwa telepon itu terselip juga kalimat ancaman, meski toh spanduk itu akhirnya benar-benar dilipat dan diturunkan.
Nah, Kawan, saya tertawa-tertawa geli saat menulis berita amatir ini. Saya hanya tak menyangka sebelumnya, bahwa di balik gegap gembita semangat para pejuang Syariah dan Khilafah, ternyata ada sebagian saudara kita di luar sana sibuk dengan sendirinya. Panik dan heboh melebihi kebencian mereka terhadap Amerika yang mengeruk semua sumber daya alam negara Indonesia. Merasa tersinggung melebihi perasaan sakit mereka terhadap pelecehan aqidah oleh Ahmadiyah dan aliran-aliran sesat yang lainnya. Merasa geram melebihi kebencian terhadap Nurdin Halid, Gayus tambunan, Nazaruddin, Panji Gumilang, Malinda Dee, bahkan mereka merasa risih melebihi jijiknya mereka terhadap bisnis daging di gang Dolly.
Tetapi itulah sunnatullah, Kawan. Tidak ada sejarahnya perjuangan tanpa hambatan. Rasulullah pun berkali-kali memimpin peperangan. Karena itu sudahlah, lupakan saja, mari tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaan kita.
Terakhir, mengutip ungkapan kocak dari ustadz Faqih Syarif yang bertugas sebagai MC dalam konferensi tersebut: Orang yang sabar dalam berdakwah namanya ”Sabaruddin”. Orang yang menolong agama Allah namanya ”Nashruddin”. Dan orang yang menghacurkan agama Allah namanya ”Fashluddin ’anil hayah.”
”Takbir!” pekik ustadz Harry Moekti. [Ahsan Hakim]
Hmm... Kayaknya panitia KR untuk tgl 29 Juni 2011 kudu siap-siap nih.. Bagai Pasukan Terbaik di muka bumi yaitu pasukan Muhammad Al-Fatih! Ayo taklukkan kapitalisme global wahai cucu-cucu Muhammad Al-Fatih! Sungguh.. Makar Allah lebih hebat euy! Makar musuh-musuh islam mah Frikitiw.. ^,^ Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar...!!!(voa-k)
Voice of Al Khilafah
AKHBAR
HTI
KHILAFAH
KONFERENSI RAJAB
NASIONAL
UMMAH
Yang Menarik di Konferensi Rajab Jatim: Makar!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
7 komentar
Subhanallah... Walhamdulillah... Walailahillallahu... Allahuakbar!!!
Yaa Allah... Lindungilah Para Pejuang Syariat Mu..
Berilah kekuatan Mereka Sebagaimana ENGKAU Memberi Kekuatan Kepada Pasukan Perang Badar...
Allahuma Amin..
Aamiin ya mujibas sailin.
Tetap semangat kawan... Lanjutkan perjuangan sampai titik darah penghabisan.. Khilafah sudah di depan mata.. Merugilah ia yg masih saja menolak2 khilafah & menghambat perjuangannya.
Khilafah wa'dullah wa busyro rosulillah!
ALLAHU AKBAR!!!
kapoook....
Subhanalloh....
Khilafah adl janji Allah. Janji Allah adl pasti. Sesuatu yang pati adalah dekat. KHILAFAH sudah DEKAT. Jangan pernah mundur dalam memperjuangkannya. Allahu Akbar...
Ups, kereeen... Tapi dari kejadian tersebut,, ane jadi dapet pelajaran...
>> bahwa bagaimana pun makarnya, tidak akan berhasil menghentikan perjuangan mulia ini <<
Alhamdulillah...
like this...