Enaknya Teroris Kristen Brievik, Sudah Membantai Sekarang Divonis Gila


Voa-Khilafah.co.cc - Beginilah ketidakadilan negara barat dalam mensikapi aksi terorisme, jika pelaku yang dituduh melakukan aksi teror adalah umat Islam, maka ramai-ramai media serta negara-negara barat memvonis bahwa memang begitulah Islam. Namun sikap mereka akan berbeda jika pelakunya adalah orang yang bukan Islam. Dengan seenaknya akan disematkan ke pelaku teror bahwa dia gila mengalami gangguan kejiwaan dan lain-lain. Dan sekarang kembali terbukti.
Pembantai massal yang juga teroris kristen Anders Behring Breivik diakui gila ketika dia membunuh 77 orang dengan menggunakan dan tembakan di Norwegia, dan harus dikirim ke bangsal psikiatri bukan ke penjara, jaksa mengatakan Selasa kemarin (29/11).
Sebuah evaluasi psikiatri menyatakan kepada pengadilan Oslo bahwa mereka menemukan Breivik adalah "psikotik" selama serangan 22 Juli - pembantaian terburuk di negara itu - yang berarti dia mengalami gangguan mental dan tidak bisa dijatuhi hukuman penjara, kata jaksa kepada wartawan.
Kesimpulan, yang akan ditinjau oleh panel psikiater forensik, kontras dengan komentar yang dibuat oleh kepala dewan setelah serangan. Dr Tarjei Rygnestad pada saat itu mengatakan kepada Associated Press bahwa tidak mungkin Breivik akan dinyatakan secara hukum gila karena serangan itu begitu hati-hati direncanakan dan dieksekusi.
"Kesimpulan dari para ahli forensik adalah bahwa Anders Behring Breivik gila," kata jaksa Svein Holden, menambahkan Breivik berada dalam keadaan psikosis selama serangan.
Dalam laporan mereka, para ahli menjelaskan seorang pria bisa menemukan dirinya di alam semesta dengan delusinya sendiri, di mana semua pikiran dan tindakan diatur oleh delusi," kata Holden. "Mereka menyimpulkan bahwa Anders Behring Breivik selama jangka waktu yang panjang telah mengembangkan gangguan mental skizofrenia paranoid, yang telah mengubah dirinya dan membuatnya menjadi orang seperti sekarang ini."
Laporan 243-halaman akan ditinjau oleh panel dari Dewan Kedokteran Forensik Norwegia, yang dapat meminta informasi tambahan dan menambahkan pendapat mereka sendiri.
Pada hari Selasa, Rygnestad, yang mengepalai dewan yang mengatakan kepada AP bahwa komentarnya pada bulan Juli lalu didasarkan pada "informasi sekunder" dan bahwa kondisi mental seseorang hanya dapat ditentukan melalui analisis mendalam. Dia mengatakan dia belum membaca laporan tersebut secara lengkap.(fq/ap/voa-khilafah.co.cc)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers