Mantan Tahanan Guantanamo Mengaku Melihat Banyak Tawanan Tewas akibat Penyiksaan


guantanamo.jpg (340×433)
Voa-Khilafah.co.cc - SEORANG warga negara Jerman yang pernah mendekam di kamp penjara Guantanamo bernama Murat Kurnaz mengungkapkan banyak tawanan tewas akibat disiksa.
"Saya melihat banyak tawanan mati karena penyiksaan," tuturnya. 

"Saya adalah salah satu yang selamat dari siksaan-siksaan itu. Mereka menggunakan aliran listrik untuk menyiksa saya, karena saya tidak mau menandatangani berkas-berkas," ujar Kurnaz.

Dalam wawancara dengan situs berita Russia Today beberapa waktu lalu, dia blak-blakan menceritakan berbagai penyiksaan yang dialaminya selama di kamp yang dibuat negara Amerika Serikat untuk menahan orang-orang yang dicurigai sebagai teroris. 

Selama bertahun-tahun jadi tawanan di kamp tadi, Kurnaz menjadi obyek penyiksaan dengan menggunakan aliran listrik, pemukulan dan pelecehan. 

Setelah lima tahun hidup dalam kamp yang mengerikan tersebut tanpa dakwaan apapun, pemerintah AS membebaskan dia tanpa meminta maaf atas perlakuan kejam aparat kamp Guantanamo terhadap dirinya. 

Kurnaz ditangkap di Pakistan pada tahun 2001, setelah dia mengunjungi sebuah sekolah yang dikelola oleh Jamaah Tabligh. Setelah ditangkap aparat Pakistan, dia diserahkan kepada militer AS. Aparat Pakistan tidak memberikan penjelasan apapun mengapa dia ditangkap. 

Hadiah

"Mereka tak bilang sedang mencari teroris, atau apalah namanya. Mereka mengatakan cuma ingin memeriksa paspor. Waktu itu saya tidak tahu, bahwa mereka akan mendapat hadiah sebesar 3.000 dolar jika bisa menyerahkan seseorang -- bukan saya, tapi siapa saja -- yang dianggap teroris kepada AS. Di Pakistan, 3.000 dolar adalah uang yang sangat banyak," ujar Kurnaz. 

Dia masih ingat, setelah dipindahkan ke Kandahar di Afghanistan oleh militer AS, dia menyaksikan segala bentuk penyiksaan terhadap para tawanan. Dia lalu dipindahkan ke kamp Guantanamo. 

"Saya melihat banyak tawanan yang mati karena penyiksaan. Saya salah satu yang bisa bertahan dari semua siksaan itu. Saya disiksa karena menolak menandatangani berkas-berkas," ujar Kurnaz. 

"Saya dipaksa mengaku sebagai anggota Taliban dan anggota Al-Qaida. Tapi saya bilang, saya bukan anggota kelompok tersebut. Waktu itu, saya tidak tahu menahu apa itu Al-Qaida, saya tak tahu apa-apa soal Al-Qaida. Jadi, ketika mereka bertanya tentang Al-Qaida dan Taliban, saya bilang bahwa saya bukan anggota mereka. Mereka lalu membawa berkas-berkas, dan memaksa saya menandatanganinya. Saya menolak," tutur Kurnaz. 

Menolak

Karena menolak, Kurnaz menerima siksaan mulai dari setruman listrik, teknik water boarding dan digantung dengan menggunakan rantai tanpa mengenakan pakaian. "Setelah beberapa hari, saya pingsan karena dalam kondisi seperti itu saya tidak bisa makan dan minum, ditambah cuaca yang membuat tubuh beku. Saat itu musim dingin, dan saya tidak mengenakan pakaian," ungkap Kurnaz. 

Dia mengatakan bahwa banyak tawanan di kamp Guantanamo yang mengalami penyiksaan seperti dirinya tanpa diberi makan dan minum selama berhari-hari. Dia juga melihat tawanan yang paling muda di kamp Guantanamo, berusia 9 tahun dan 12 tahun. 

Ketika terpilih sebagai presiden AS, Barack Obama berjanji akan menutup kamp Guantanamo pada tahun 2010. Tapi janji itu tak pernah dipenuhi dengan berbagai alasan. 

Saat ini, masih ada puluhan tawanan di kamp angkatan laut AS di Kuba tersebut, dan mereka masih terus mengalami penyiksaan. Berita tentang penyiksaan dan kondisi tawanan di kamp itu, seolah terlupakan dan tertutup isu-isu besar lainnya. (yc/bh/gm/voa-khilafah.co.cc) 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers