JAKARTA, (Voa-Khilafah.co.cc) - AIDS merupakan fenomena gunung es yang saat ini sulit diberantas. Dari tahun ke tahun jumlah pengidap penyakit mematikan itu terus meningkat. Demikian disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief usai membuka acara Grand Final Lomba RAP dalam rangka Hari AIDS Sedunia Tahun 2011 di Taman Menteng, Jakarta, Minggu (20/11).
"Ini tentu saja belum mencerminkan data yang sesungguhnya karena AIDS merupakan fenomena gunung es di mana yang terlihat hanya sekitar 20 persen saja. Sedangkan yang tidak diketahui jumlahnya akan lebih banyak," ujar Sugiri.
Menurut Sugiri, epidemi HIV telah menyebar hampir di seluruh Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penularan HIV tercepat di Asia Tenggara. Berdasarkan data resmi Kemenkes sudah lebih dari 26.400 pengidap AIDS dan lebih dari 66.600 telah positif terkena HIV. "Lebih dari 70 persen adalah generasi muda usia produktif yaitu usia 20-39 tahun," jelasnya.
Pengidap HIV, menurut Sugiri, bukan hanya kelompok risiko tinggi saja, tetapi juga dari kalangan keluarga dan masyarakat biasa. Termasuk ibu-ibu rumah tangga.
Sugiri menjelaskan, saat ini Orang dan HIV AIDS (Odha) yang mengetahui dirinya terinveksi HIV hanya sekitar 20 persen. Dengan kata lain terdapat delapan dari 10 orang tidak mengetahui bahwa dirinya sudah terinveksi HIV dan berisiko menularkan kepada orang lain. "Hal ini juga turut andil dalam peningkatan kasus HIV di Indonesia."
Karena itu, lanjut Sugiri, sangat penting untuk melakukan deteksi dini inveksi HIV yang dapat dilakukan melalui konseling dan testimoni secara sukarela. Dengan begitu penyeberan penyakit itu dapat dicegah.
"Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam penanggulan bagian masalah HIV dan AIDS. Akan tetapi epidemi HIV dan AIDS terus akan berlanjut seiring dengan maraknya pemakaian narkoba di Indonesia," ujarnya.
- AIDS merupakan fenomena gunung es yang saat ini sulit diberantas. Dari tahun ke tahun jumlah pengidap penyakit mematikan itu terus meningkat. Demikian disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief usai membuka acara Grand Final Lomba RAP dalam rangka Hari AIDS Sedunia Tahun 2011 di Taman Menteng, Jakarta, Minggu (20/11).
"Ini tentu saja belum mencerminkan data yang sesungguhnya karena AIDS merupakan fenomena gunung es di mana yang terlihat hanya sekitar 20 persen saja. Sedangkan yang tidak diketahui jumlahnya akan lebih banyak," ujar Sugiri.
Menurut Sugiri, epidemi HIV telah menyebar hampir di seluruh Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penularan HIV tercepat di Asia Tenggara. Berdasarkan data resmi Kemenkes sudah lebih dari 26.400 pengidap AIDS dan lebih dari 66.600 telah positif terkena HIV. "Lebih dari 70 persen adalah generasi muda usia produktif yaitu usia 20-39 tahun," jelasnya.
Pengidap HIV, menurut Sugiri, bukan hanya kelompok risiko tinggi saja, tetapi juga dari kalangan keluarga dan masyarakat biasa. Termasuk ibu-ibu rumah tangga.
Sugiri menjelaskan, saat ini Orang dan HIV AIDS (Odha) yang mengetahui dirinya terinveksi HIV hanya sekitar 20 persen. Dengan kata lain terdapat delapan dari 10 orang tidak mengetahui bahwa dirinya sudah terinveksi HIV dan berisiko menularkan kepada orang lain. "Hal ini juga turut andil dalam peningkatan kasus HIV di Indonesia."
Karena itu, lanjut Sugiri, sangat penting untuk melakukan deteksi dini inveksi HIV yang dapat dilakukan melalui konseling dan testimoni secara sukarela. Dengan begitu penyeberan penyakit itu dapat dicegah.
"Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam penanggulan bagian masalah HIV dan AIDS. Akan tetapi epidemi HIV dan AIDS terus akan berlanjut seiring dengan maraknya pemakaian narkoba di Indonesia," ujarnya. (gm/voa-khilafah.co.cc)