Peerzada Shah dan Zafaryab Ali berpose di depan toko roti bagel 'Hot Bialys & Bagels'. |
Voa-Khilafah.co.cc, NEW YORK - Sebuah toko Bagel, roti khas Yahudi, berusia 91 tahun di New York dibeli dua orang Muslim semenjak ditutup September lalu. Pemilik lama, Steve Ross, mengaku tak sanggup lagi mengelola tokonya lantaran efek kelesuan ekonomi AS.
Si pembeli yang mantan supir taksi, Peerzada Shah dan Zafaryab Ali, memiliki kenangan dengan toko tersebut. Ali, yang sempat bekerja di toko tersebut selama 10 tahun, tidak tega melihat toko itu ditutup. Ia tahu toko ini cukup dikenal warga Manhattan.
Sementara Shah, dengan latar belakang pengetahuan di bidang memasak, melihat peluang untuk melanjutkan usaha toko tersebut. Tentunya dengan mengedepankan aspek halal.
"Kami tidak masalah dengan latar belakang keyakinan. Sebab, kami membuat makanan untuk semua orang," ungkap dia seperti dikutip thehuffintonpost.com, Senin (7/11).
Seorang pelanggan lama juga mengatakan tidak memiliki masalah dengan agama dari pemilik baru toko Bagel. Hal sama juga dirasakan karyawan lama, Joseph Jackson, yang memutuskan untuk tetap tinggal.
"Mereka berdua sangat baik. Mereka ingin menjaga keberadaan toko ini dan saya ingin membantu mereka," katanya.
Mantan pemilik, Steve Ross, mengharapkan agar toko tersebut dapat bangkit kembali. "Saya optimis mereka mampu membangkitkan toko ini," kata Steve yang mewarisi usaha tersebut dari kakeknya, Morris Rosenzweig.
Setelah membelinya, Ali dan Shah berencana merenovasi bagian-bagian tertentu toko. Mereka juga tetap menggunakan resep dan peralatan yang sama. Namun, keduanya sepakat mengedepankan menu halal.
Bagel atau dalam bahasa Yahudi 'beygl' adalah salah satu jenis roti berbentuk seperti cincin seukuran telapak tangan. Roti tersebut dibuat dari adonan tepung terigu dan ragi yang direbus di dalam air sebelum dipanggang.
Bagian dalamnya mempunyai tekstur padat dan kenyal. Sementara, bagian luarnya berwarna coklat muda, keras dan garing. (RoL/Voa-Khilafah.co.cc)