Voa-Khilafah.co.cc, BEIJING -- China, yang dipimpin Partai Komunis, memiliki lebih 40.000 masjid pada tahun 2010. Jumlah ini bertambah 5.000 masjid dari tahun sebelumnya. Demikian kata Wakil Ketua Asosiasi Islam China, Guo Chengzhen.
"Kami perkirakan ada lebih 40.000 masjid di China," kata Guo yang didampingi Mustafa Yang Zhibo, wakil ketua asosiasi itu, saat menerima kunjungan para wartawan Indonesia dan Malaysia, di Beijing, Rabu.
Data statistik terbaru masih dalam proses tapi tahun 2009 saja sebanyak 35.000 masjid telah dibangun, katanya. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, terutama di propinsi yang mayoritas Muslim seperti di Xinjiang dan Ningxia, serta propinsi yang ada penduduk Muslimnya, jumlah masjid di China terus bertambah.
"Pembangunan masjid dibiayai oleh masyarakat tapi pemerintahan komunis China memberikan subsidi atau bantuan dana," kata Guo.
Pemerintah China mulai meningkatkan pembangunan ekonomi di propinsi bagian barat negara itu, tempat mayoritas penduduk Muslim tinggal. Mereka merasa iri dengan propinsi di Timur yang mengalami pembangunan dan pertumbuhan pesat, tambah Mustafa.
Selain itu, pemerintahan komunis China, juga mendorong warga Muslim yang tinggal di bagian barat untuk pindah ke propinsi-propinsi yang pembangunanya pesat di bagian timur. "Berbagai kemudahan untuk bekerja atau membuka usaha dan restoran diberikan," ujar Mustafa.
Sebagai contoh, di propinsi Shenzen, bagian timur China, ada 6.000-7.000 Muslim. Di kota Yiwu, propinsi Zhe Jiang, juga sudah ada masjid yang besar. Jumlah masjid itu dan 45.000 imam di China dapat memenuhi kebutuhan ibadah kaum Muslim di China yang berjumlah sekitar 23 juta orang, dan terus bertambah.
"Kami tidak mau pembangunan masjid bertambah di atas kebutuhan umat Islam di sini," kata Guo. Di China juga terdapat 10 institut pendidikan Islam, di antaranya Institut Islam di Xinjiang, di Zhenzou, di Ningxia dan beberapa kota serta propinsi lainnya.
Pemerintah China, mengklaim, sangat menghormati warganya yang beragama. Sebagai contoh, propinsi yang mayoritas beragama Islam seperti di Xinjiang dan Ningxia diberikan hak otonomi sejak tahun 1958. Bahkan pada Idul Adha pun, propinsi Xinjiang meliburkan kantor pemerintahan selama tiga hari dan propinsi Ningxia empat hari. (RoL/Voa-Khilafah.co.cc)
"Kami perkirakan ada lebih 40.000 masjid di China," kata Guo yang didampingi Mustafa Yang Zhibo, wakil ketua asosiasi itu, saat menerima kunjungan para wartawan Indonesia dan Malaysia, di Beijing, Rabu.
Data statistik terbaru masih dalam proses tapi tahun 2009 saja sebanyak 35.000 masjid telah dibangun, katanya. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, terutama di propinsi yang mayoritas Muslim seperti di Xinjiang dan Ningxia, serta propinsi yang ada penduduk Muslimnya, jumlah masjid di China terus bertambah.
"Pembangunan masjid dibiayai oleh masyarakat tapi pemerintahan komunis China memberikan subsidi atau bantuan dana," kata Guo.
Pemerintah China mulai meningkatkan pembangunan ekonomi di propinsi bagian barat negara itu, tempat mayoritas penduduk Muslim tinggal. Mereka merasa iri dengan propinsi di Timur yang mengalami pembangunan dan pertumbuhan pesat, tambah Mustafa.
Selain itu, pemerintahan komunis China, juga mendorong warga Muslim yang tinggal di bagian barat untuk pindah ke propinsi-propinsi yang pembangunanya pesat di bagian timur. "Berbagai kemudahan untuk bekerja atau membuka usaha dan restoran diberikan," ujar Mustafa.
Sebagai contoh, di propinsi Shenzen, bagian timur China, ada 6.000-7.000 Muslim. Di kota Yiwu, propinsi Zhe Jiang, juga sudah ada masjid yang besar. Jumlah masjid itu dan 45.000 imam di China dapat memenuhi kebutuhan ibadah kaum Muslim di China yang berjumlah sekitar 23 juta orang, dan terus bertambah.
"Kami tidak mau pembangunan masjid bertambah di atas kebutuhan umat Islam di sini," kata Guo. Di China juga terdapat 10 institut pendidikan Islam, di antaranya Institut Islam di Xinjiang, di Zhenzou, di Ningxia dan beberapa kota serta propinsi lainnya.
Pemerintah China, mengklaim, sangat menghormati warganya yang beragama. Sebagai contoh, propinsi yang mayoritas beragama Islam seperti di Xinjiang dan Ningxia diberikan hak otonomi sejak tahun 1958. Bahkan pada Idul Adha pun, propinsi Xinjiang meliburkan kantor pemerintahan selama tiga hari dan propinsi Ningxia empat hari. (RoL/Voa-Khilafah.co.cc)
1 komentar:
Yang harus diperhatikan penduduk Cina adalah akan tenggelamnya daratan Cina akibat bumi belah dari Propinsi Henan di barat sampai Laut Kuning dan antara Sungai Kuning dan Sungai Yang Tze 2 hari setelah Penghakiman Langsung Negeri Amerika Serikat. Dan yang paling penting bagi penduduk Cina yang kebanyakan berpaham komunisme yang artinya termasuk golongan orang zalim adalah menjalankan prosedur penyelamatan atau penebusan dosa 666 agar terhindar dari siksa kubur dan kelak di akhirat diijinkan memasuki surga yang dimiliki oleh Allah SWT. Menganut dan menjalankan komunisme telah digolongan oleh Allah SWT Tuhan semesta alam ini sebagai menjalankan kemusyrikan yang berakibat seseorang menerima dosa terbesar yang tidak terampuni. Hanya prosedur penyelamatan atau penebusan dosa 666 tersebut yang bisa meloloskan orang zalim dari azab neraka jahanam kekal selama-lamanya. Walaupun penulis sebagai Khalifah al Mahdi yang juga 666 tidak dapat menetapkan berapa banyak penduduk Cina yang zalim yang akan berhenti ditanggung kehidupannya oleh Allah SWT atau diwafatkan, tetapi dengan mempertimbangkan besarnya lokasi daratan Cina yang akan tenggelam berubah menjadi Teluk Kuning tersebut, kemungkinan sangat besar jumlahnya. Secara proporsional jika 2/3 penduduk Cina diwafatkan oleh Allah SWT, jumlahnya akan mencapai lebih dari sekitar 800 juta orang.